5 Drama Pembajakan Pemain di Bursa Transfer: Dari Obi Mikel hingga Emmanuel Petit

Ada beberapa kasus pembajakan pada bursa transfer pemain lainnya yang pernah membuat heboh kancah sepak bola.

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 12 Jun 2020, 09:09 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2020, 07:15 WIB
Afrika Terkaya
(AFP/Glyn Kirk)

Jakarta - Satu di antara momen yang menyedot perhatian pencinta sepak bola adalah bursa transfer pemain. Suporter biasanya hanya bisa berharap-harap cemas menunggu aksi klub kesayangan masing-masing. 

Bagaimana tidak, kebijakan transfer selalu memiliki peran penting dalam keberhasilan sebuah tim meraih juara. Meski tidak selalu transfer bernilai tinggi memainkan peran dalam kesuksesan tim.

Bagi tim yang gagal, bursa transfer menjadi momen krusial. Klub bisa bangkit asalkan mampu merekrut pemain yang tepat, sesuai dengan kebutuhan. 

Adapun bagi tim yang berjaya, manuver di bursa transfer juga tetap penting. Pembelian pemain yang tepat bisa melanggengkan kiprah apik mereka.  

Selain itu, bursa transfer juga selalu menyajikan drama-drama 'pembajakan' yang dilakukan oleh klub. Contohnya seperti yang terjadi kepada Malcom pada 2018.

Penjelasan detail soal pembajakan transfer Malcom bisa disimak di bawah ini. Selain itu, masih ada empat kasus pembajakan pada bursa transfer pemain lainnya yang pernah membuat heboh kancah sepak bola, seperti dikutip dari Planet Football. 

 

1. Malcom 

Pembajakan Pemain, Transfer Pemain, Bursa Transfer
(AP/Mark J. Terrill)

Pada bursa transfer musim panas 2018, Malcom sudah mempersiapkan barang-barangnya. Ya, waktu itu, pemain berkebangsaan Brasil tersebut akan pindah dari Bordeaux ke salah satu raksasa Italia, AS Roma.

Transfernya sudah benar-benar rampung. Giallorossi telah mencapai kesepakatan dengan Bordeaux soal harga serta sang pemain. Namun saat hendak berangkat ke Italia, perwakilan Malcom bertemu dengan Barcelona.

Dalam waktu yang singkat, Malcom langsung menyatakan kesepakatan dengan Barcelona. Dia meninggalkan AS Roma yang sudah menyiapkan sambutan untuknya di ibu kota Italia.

 

2. Paul Gascoigne

12 Pesepak Bola yang Gagal Tularkan Kesuksesan Menjadi Pelatih
(AFP/Ian Kington)

Pada 1988, Gascoigne merupakan salah satu pemain Newcastle United yang paling sering dibicarakan publik Inggris. Manchester United mencoba untuk membawanya ke Old Trafford.

Dalam sebuah wawancara, Sir Alex Ferguson mengatakan Gascoigne telah berjanji bergabung dengan Manchester United. Namun pada kenyataannya, ia malah memilih bergabung dengan Tottenham Hotspur.

Pimpinan Tottenham saat itu, Irving Scholar, mengiming-imingi rumah seharga 120 ribu pounds untuk dihuni oleh orang tuanya. Ia tergiur dan seketika melupakan janji yang telah ditebar ke hadapan Sir Alex.

 

3. John Obi Mikel

Chelsea vs Stoke
(AFP/Justin Tallis)

Pada 2005, Manchester United menggelar konferensi pers untuk memperkenalkan John Obi Mikel selaku pemain terbarunya. Ia menjadi penggawa the Red Devils sampai Chelsea mengklaimnya.

Chelsea mengatakan sudah mencapai kesepakatan dengan kliennya lebih dulu. Jelas saja kalau Manchester United keberatan dan langsung melayangkan tuntutan kepada the Blues.

Pada akhirnya, the Red Devils sepakat untuk membatalkan perjanjiannya dengan Obi Mikel. Sementara Chelsea harus membayar Manchester United sebesar 12 juta pounds sebagai kompensasi atas kasus tersebut.

 

4. Emmanuel Petit

Skuat Juara Dunia Prancis 1998 Pamer Skill di Lapangan Hijau
(AFP Photo/Thomas Samson)

Emmanuel Petit berangkat menuju ke London Utara untuk berbincang dengan Tottenham pada 1997. Ia dijamu dengan baik oleh Spurs, yang bahkan menyediakan transportasi untuk Petit menuju ke hotel.

Pria asal Prancis itu memiliki banyak waktu, termasuk untuk mengunjungi Arsenal. Ia mendengar kabar ketertarikan dari The Gunners dan langsung mengadakan pertemuan.

"Saat taksi datang, dia membawa saya langsung ke rumah Arsene Wenger, itu adalah kali pertama saya bertemu David Dein dan Tottenham membayar taksi untuk membantu saya bergabung dengan Arsenal," ujarnya kepada Daily Mirror pada 2018.

 

5. Alfredo di Stefano

Barcelona, La Liga, Real Madrid
(AFP)

Sebanyak delapan trofi La Liga dan lima gelar European Cup (sekarang bernama Liga Champions) dipersembahkan oleh Alfredo di Stefano untuk Real Madrid. Namun, kisah ini bisa berjalan berbeda jika Di Stefano memilih langkah lain.

Pada 1953, Di Stefano sebenarnya sudah menjadi bagian dari rival Real Madrid, Barcelona. Bahkan, ia sempat melakoni laga uji coba dengan seragam Blaugrana. Namun, transfernya dibatalkan karena masalah hak registrasi.

Saat transfernya ke Barcelona tertahan, Real Madrid coba memanfaatkan celah. Berhasil, Los Merengues mencapai kesepakatan dengan Millonarios selaku klub Di Stefano sebelumnya dan membawanya ke Santiago Bernabeu.

Sebenarnya, ada jalan tengah dari kasus pembajakan ini. Di Stefano dipersilakan bermain untuk Real Madrid selama dua tahun, sama halnya dengan Barcelona. Tapi manajemen Barcelona tidak terima dan membiarkannya pergi ke Real Madrid dengan mahar yang kecil.

Sumber: Planet Football

Disadur dari: Bola.net (Penulis Yaumil Azis, published: 10/6/2020)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya