Jakarta - Awalnya Shin Tae-yong terlihat antusias melanjutkan karier sebagai manajer pelatih Timnas Indonesia. Namun, konsentrasi sosok asal Korea Selatan itu belakangan terganggu hal-hal lain.
PSSI merangkul Shin Tae-yong pada Desember 2020. Dia dipercaya menukangi Timnas Indonesia, baik senior maupun U-19, serta dipercaya sebagai manajer pelatih semua level umur.
Target yang dibebani kepada Shin Tae-yong tak main-main. Untuk Timnas Indonesia, PSSI meminta Shin Tae-yong bisa memberikan gelar Piala AFF 2020.
Advertisement
Adapun untuk Timnas Indonesia U-19, target yang diberikan tak kalah berat. Timnas Indonesia U-19 minimal bisa finis empat besar di Piala AFC U-19 2020 dan melangkah jauh di Piala Dunia U-20 2021.
Event terakhir menjadi yang paling diprioritaskan. Maklum, Indonesia sebagai tuan rumah tak hanya ingin sukses secara penyelenggaraan, melainkan juga secara pencapaian.
Shin Tae-yong menyanggupi tantangan yang diberikan PSSI. Sejumlah program perencanaan dibuat untuk Timnas Indonesia senior dan Timnas U-19. Contohnya adalah pemusatan latihan secara periodik, bahkan hingga ke luar negeri.
Namun, belakangan hal itu hanyalah cerita manis. PSSI yang semula menyanggupi program Shin Tae-yong, belakangan seakan angkat tangan.
Hal ini yang membuat Shin Tae-yong kerap mengeluarkan sejumlah kritik kepada PSSI maupun Timnas Indonesia. Bola.com merangkum lima kritik Shin Tae-yong mulai dari kondisi pemain Timnas Indonesia hingga kebijakan PSSI.
Lapangan Buruk
Shin Tae-yong langsung mengkritik kondisi lapangan stadion yang ada di Indonesia saat bertugas pertama kali bersama Timnas Indonesia U-19. Ketika itu, Shin Tae-yong melakukan pemusatan latihan di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang pada awal Januari 2020.
Shin Tae-yong menilai, kondisi lapangan di Stadion Wibawa Mukti tidak bagus. Permukaan lapangan yang tidak rata rentan membuat pemain cedera.
"Lapangannya kurang bagus karena bisa membuat pemain cedera. Saya melihat lapangan dari luar dan terlihat bagus, namun setelah memasukinya agak sedikit kurang bagus. Jadi, pemain harus berhati-hati selama latihan di sini," ujar pelatih berusia 51 tahun itu.
Advertisement
Kondisi Fisik
Pada pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 di Thailand, Shin Tae-yong mengkritik kualitas fisik yang dimiliki pemainnya. Pelatih asal Korea Selatan itu menyebut pemain Indonesia mudah lelah.
"Secara fisik, pemain Indonesia kelelahan setelah hanya 20 menit bermain. Maka dari itu, selama TC di Thailand kami berkonsentrasi terhadap peningkatan fisik para pemain," ucap Shin Tae-yong.
Tak hanya Timnas Indonesia U-19, Shin Tae-yong juga mengkritik kualitas fisik pemain senior. Bahkan, Shin Tae-yong menyebut fisik pemain Timnas Indonesia senior lebih buruk dari juniornya.
"Jika dibandingkan dengan Timnas Indonesia U-19, kondisi fisik para pemain senior Indonesia jauh di bawah," tegas Shin Tae-yong.
Pemilihan Pemain
Shin Tae-yong juga memberikan kritik terhadap permainan Timnas Indonesia senior dalam laga uji coba melawan Persita Tangerang. Ketika itu, tim asuhannya kalah telak 1-4 dari klub promosi Liga 1 tersebut.
Shin Tae-yong berdalih, para pemain yang tampil dan mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia bukan pilihannya. Sehingga wajar bila permainannya tak maksimal.
"Para pemain ini sebenarnya bukan pilihan saya, tapi asisten pelatih saya yang berasal dari Indonesia. Setelah itu sengaja kami menggelar uji coba untuk melihat kekurangan dan kelebihan pemain," ujar Shin Tae-yong.
Advertisement
Kebijakan Kontroversial
Shin Tae-yong mempertanyakan profesionalitas PSSI sebagai federasi sepak bola. Penilaian itu diungkapnya setelah pelatih asal Korea Selatan melihat beberapa kejanggalan di PSSI.
Contohnya adalah ketika Ratu Tisha Destria yang merupakan Sekretaris Jenderal dibiarkan mundur pada April 2020. Menurut Shin Tae-yong, Ratu Tisha adalah orang yang berkompeten terhadap bidangnya dan punya rekam kerja yang baik selama di PSSI.
"PSSI sering berganti kepengurusan dan kebijakan. Sekretaris Jenderal, Ratu Tisha, yang punya kemampuan besar dan sangat disukai masyarakat tiba-tiba berhenti pada April," kata Shin Tae-yong seperti dikutip media Korea Selatan, Joins, Kamis (18/6/2020).
Selain itu, Shin Tae-yong juga mempertanyakan keputusan PSSI dalam menunjuk Indra Sjafri sebagai Direktur Teknik. Padahal, ketika masih menjadi asisten pelatih Shin Tae-yong, Indra Sjafri melakukan kesalahan yang justru dibiarkan oleh PSSI.
"PSSI menginginkan pelatih lokal dan saya menerimanya. Akan tetapi, setelah pemusatan latihan dari Thailand, pelatih lokal itu pulang duluan tanpa meminta izin," ucap Shin Tae-yong.
Mempertanyakan Komitmen
Shin Tae-yong juga mempertanyakan keseriusan dan komitmen PSSI terhadap Timnas Indonesia. Pernyataan itu dilontarkan Shin Tae-yong karena merasa tidak didukung secara penuh oleh federasi sepak bola Indonesia itu.
Contohnya adalah terkait keinginan Shin Tae-yong memboyong pemain Timnas Indonesia U-19 menjalani pemusatan latihan di Korea Selatan. Pertimbangan itu diambil karena kondisi Indonesia yang belum kondusif dari pandemi virus corona.
Namun, PSSI sulit merealisasikan keinginan Shin Tae-yong. Padahal, sebelumnya di hadapan media, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, berjanji akan mendukung program Shin Tae-yong dalam membentuk Timnas Indonesia yang tangguh.
"Ketua Umum PSSI ketika diwawancarai media lokal menyatakan dukungan secara penuh untuk semua program. Saya ditantang untuk membuat visi. Saya ditantang mengenai gagasan dan segala kemungkinan dari PSSI," ucap Shin Tae-yong.
"Untuk melakukannya, kami harus bergerak bersama selangkah demi selangkah. Awalnya, saya mencoba melakukan segalanya, namun akhirnya saya harus mengubah sikap," tegas Shin Tae-yong.
Â
Disadur dari: Bola.com (Penulis: Zulfirdaus Harahap/Editor: Benediktus Gerendo Pradigdo, published 19/6/2020)
Advertisement