Jakarta - Tidak banyak wakil Asia Tenggara yang mampu menembus persaingan di level Eropa. Jumlahnya bisa dihitung dengan jari, termasuk Egy Maulana Vikri, wonderkid asal Indonesia.
Egy Maulana Vikri bergabung dengan peserta Ekstraklasa, kompetisi kasta teratas Liga Polandia, Lechia Gdansk, pada 2018. Gelandang berusia 19 tahun ini menandatangani kontrak selama tiga musim.
Baca Juga
Erick Thohir Beruntung Pemain Diaspora Yakin pada Proyek untuk Lolos ke Piala Dunia dan Olimpiade
3 Calon Pelatih Asal Belanda yang Bisa Gantikan Pep Guardiola di Manchester City, Siapa Saja Mereka?
Wawancara Reuters kepada Erick Thohir: Timnas Indonesia perlu berada di 9 besar Asia untuk Lolos ke Piala Dunia 2026
Namun, Egy masih harus bersabar untuk merangsek ke skuat inti. Pemain Timnas Indonesia U-22 itu baru tiga kali menjadi starter. Itu pun dengan koleksi menit bermain yang minim, hanya 56 menit.
Advertisement
Tidak mudah bagi pemain Asia Tenggara bersaing di kompetisi Eropa. Banyak alasan yang melandasinya, mulai dari perbedaan kualitas, budaya, dan mental.
Egy boleh dibilang beruntung bisa bermain di Eropa. Banyak pihak yang mendukungnya untuk berkarier di Benua Biru. Jadi, bakat bukan menjadi faktor utama. Keinginan yang kuat, dorongan dari pihak luar serta sponsor turut memengaruhi perjalanannya ke Eropa.
Lantas, selain Egy Maulana Vikri, siapa lagi pemain Asia Tenggara yang saat ini eksis di kompetisi Eropa?
Neil Etheridge
Sebelum Egy Maulana Vikri, Neil Etheridge telah lebih dulu mencicipi kerasnya persaingan di Eropa. Kiper Timnas Filipina itu memang berkarier di Inggris sejak dini.
Lahir di London, 7 Februari 1990, Etheridge belajar sepak bola di tim junior Chelsea dan Fulham sebelum mengawali karier profesionalnya bersama Fulham pada 2008 hingga 2014.
Pada 2018, ia berkesempatan bermain di Premier League setelah klub yang dibelanya, Cadiff City, berhasil promosi. Hanya bertahan semusim, penjaga gawang berusia 30 tahun itu kembali turun kasta setelah timnya itu terdegradasi.
Etheridge sebenarnya pernah membela Timnas Inggris U-16 pada 2005. Namun, tiga tahun berselang, bujuk rayu dari Presiden Asosiasi Sepak Bola Filipina (PFF), tidak mampu ditolaknya.
Etheridge memilih untuk berbaju Timnas Filipina di level senior hingga saat ini.
Advertisement
Ikhsan Fandi
Ikhsan Fandi adalah putra dari legenda Timnas Singapura dan Pelita Jaya, Fandi Ahmad. Saat ini, penyerang berusia 21 tahun itu memperkuat Raufoss IL, peserta 1, divisjon alias kasta teratas Liga Norwegia.
Ikhsan bergabung dengan Raufoss Il pada 2019 setelah tampil impresif dalam masa seleksi. Pada Maret 2020, putra kedua dari Fandi Ahmad itu mendapatkan undangan tes dari klub divis kedua Liga Norwegia, IK Start.
Bersama Raufoss Il, penampilan Ikshan tidak begitu buruk. Penyerang berusia 21 tahun itu mampu mengemas lima gol dari 26 penampilan, dengan 10 laga di antaranya datang sebagai starter.
Ikhsan juga telah menjadi andalan Timnas Singapura sejak 2017. Pemain kelahiran 9 April 1999 itu telah membukukan 18 caps dan menjaringkan delapan gol.
Witan Sulaeman
Satu lagi wonderkid Indonesia yang beredar di Eropa. Adalah Witan Sulaeman, yang mulai awal tahun ini, berbaju FK Radnik Surdulica, kontestan Serbian SuperLiga, kasta teratas Liga Serbia.
Witan baru saja membukukan debutnya untuk Radnik pada dua pekan lalu ketika Radnik kalah 2-4 dari Radnicki Nis. Gelandang berusia 18 tahun itu tampil di babak kedua dan mencatatkan 26 menit bermain.
Sepekan berselang, Witan kembali dimainkan oleh Radnik, kali ini sebagai pemain inti. Mantan gelandang PSIM Yogyakarta itu bermain selama 45 menit ketika timnya menahan imbang 1-1 Radnik Surdulica.
Witan adalah pemain langganan Timnas Indonesia level usia. Saat ini, pemuda kelahiran Palu, Sulawesi Utara itu berstatus anggota Timnas Indonesia U-19 dan U-22.
Advertisement
Doan Van Hau
Doan Van Hau tengah menikmati kariernya di Belanda bersama SC Hereenveen, peserta Eredivisie atau kompetisi kasta teratas di Negeri Kincir Angin. Bek berusia 21 tahun itu dipinjam dari Ha Noi FC.
Doan Van Hau merupakan bek Timnas Vietnam yang mulai dikenal publik Tanah Air setelah mencederai gelandang Timnas Indonesia U-22, Evan Dimas Darmono, pada babak final SEA Games 2019 di Filipina.
Namun, pencapaian Doan Van Hau lebih buruk daripada Egy. Pemain kelahiran Thai Binh, Vietnam itu belum pernah dimainkan Heerenveen.
Kontrak peminjaman Doan Van Hau di Heerenveen akan berakhir dalam pertengahan tahun ini. Jika tidak diperpanjang, kemungkinan ia bakal kembali ke Ha Noi.
John-Patrick Strauss
Satu lagi pemain Timnas Filipina yang berkancah di Eropa. Adalah John-Patrick Strauss, yang saat ini membela FC Erzgebirge Aue, kontestan 2. Bundesliga atau divisi kedua Liga Jerman.
Strauss telah memperkuat Erzgebirge Aue sejak 2017 setelah diboyong dari RB Leipzig II.
Strauss adalah putra asli Jerman yang lahir di Wetzlar namun memiliki darah Filipina dari ibunya. Gelandang berusia 24 tahun itu memilih untuk membela The Azkals, julukan Timnas Filipina, pada 2018.
Bersama Erzgebirge Aue, Strauss mengemas 18 penampilan di 2. Bundesliga musim ini. Sedangkan untuk Filipina, pemain berusia 24 tahun itu terlibat dalam 11 pertandingan.
Sumber: dari berbagai sumber
Disadur dari Bola.com (Muhammad Adiyaksa / Yus Mei Sawitri)
Advertisement