Liputan6.com, Sao Paulo - Santos bukanlah klub besar pada pertengahan 1950-an. Mereka baru sekali juara regional yang dicatat pada 1935.
Kehadiran kelompok talenta lokal kemudian mengangkat prestasi tim. Santos merebut gelar Paulista, Kejuaraan Sao Paulo, pada 1955 dan 1956.
Baca Juga
Pele lalu melakoni debut setahun berselang. Kehadiran Pele membantu Santos semakin bersinar dengan menambah 10 gelar regional, enam gelar juara Brasil, dan dua titel Copa Libertadores (Liga Champions bagi klub Amerika Selatan).
Advertisement
Namun, meski bergelimang prestasi, Santos gagal keluar sebagai klub moderat. Mereka kesulitan meningkatkan pemasukan. Salah satu penyebabnya adalah kecilnya kapasitas Estadio Urbano Caldeira yang cuma bisa menampung belasan ribu penonton.
Manajemen terpaksa mencari cara lain demi menambah pendapatan, yang kemudian digunakan untuk mempertahankan pemain bintang. Salah satunya adalah dengan menjalani tur luar negeri.
Saksikan Video Pele Berikut Ini
Atraksi Utama
Ibarat sirkus, Santos berkeliling mencari lawan yang siap membayar mahal untuk melihat penampilan tim penuh bintang. Dan Pele jadi atraksi utama mereka.
Pada 1959, Santos melakoni 22 laga di delapan negara Eropa menghadapi tim seperti Real Madrid, Barcelona, Hamburg FV, Feyenoord Rotterdam, dan Sporting CP.
Santos juga mengunjungi Inggris pada berbagai kesempatan. Antusiasme begitu luar biasa dan tidak hanya datang dari penonton.
Gelandang Sheffield Wednesday Tommy Craig mengikuti Pele pada 10 menit terakhir sehingga mereka berdekatan saat pertandingan selesai. "Ketika wasit meniup peluit, saya merangkul Pele dan meminta seragamnya," aku Craig, dikutip Daily Record.
Advertisement
Terus Dilakukan
Santos terus menerapkan praktik ini, terutama jelang berakhirnya kontrak Pele pada 1974. "Petinggi klub sadar angsa yang bertelur emas akan meninggalkan sarang. Maka mereka membuatnya terus bermain sehingga menghasilkan uang untuk klub," tulis Pepe di otobiografinya.
"Dalam 18 bulan kami mengunjungi Amerika Selatan, Karibia, Amerika Utara, Eropa, Asia, dan Australia. Tidak pernah dalam hidup saya menghabiskan banyak waktu di bandara, hotel, dan negara berbeda."
Praktik Normal
Ironisnya, praktik tersebut masih berlanjut hingga sekarang. Masih ingat cerita promotor dituntut suporter karena Juventus tidak menurunkan Cristiano Ronaldo saat mengunjungi Korea Selatan beberapa waktu lalu?
Atau Barcelona yang menjanjikan penampilan Lionel Messi setiap menjalani tur pramusim demi pendapatan ekstra?
Advertisement