Bola Ganjil: Kelemahan si Kucing dari Anzing

Sepp Maier adalah salah satu kiper terbaik sepanjang masa. Namun, kiper legendaris Bayern Munchen dan Jerman itu punya kelemahan.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 13 Jan 2021, 00:30 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2021, 00:30 WIB
Sepp Maier
Kiper legendaris Jerman dan Bayern Munchen Sepp Maier. (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Sepp Maier adalah salah satu kiper terbaik sepanjang masa. Dia bagian tim Bayern Munchen yang menguasai Eropa pada awal 1970-an, serta sosok penting kesuksesan Jerman Barat menjuarai Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974.

Dijuluki si Kucing dari Anzing, Maier dikenal memiliki refleks, lincah, fleksibilitas, kecepatan, dan konsistensi yang membuatnya mengungguli penjaga gawang lain di waktu itu.

Ditambah trofi masing-masing empat di Bundesliga dan DFB Pokal, tiga titel Piala Champions (cikal Liga Champions), serta gelar Piala Winners dan Piala Interkontinental (kini Piala Dunia Antarklub) pada level klub, Maier tercatat sebagai salah satu kiper paling berprestasi.

Dia juga membukukan sejumlah rekor. Salah satunya penampilan beruntun di 442 laga Bundesliga pada periode 1966-1979.

Meski begitu, tidak ada yang sempurna di dunia. Di balik kecemerlangannya, Maier tetap memiliki kelemahan dalam permainannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini


Noda Maier

final Piala Dunia 1974
Kiper Jerman Sepp Maier gagal menghentikan penalti gelandang Belanda Johan Neeskens di final Piala Dunia 1974. (AFP)

Cacat itu adalah kekurangannya dalam menghadapi penalti. Dia gagal menghentikan 19 tendangan 12 pas pertama yang dihadapinya bersama Bayern Munchen.

Jean-Pierre Destrumelle, Lothar Ulsass, Karl-Heinz Mulhausen, Fritz Pott, Horst Wild, Egon Milder, Heinz Strehl, Klaus-Dieter Sieloff, Jurgen Grabowski, dan Gert Dorfel berturut-turut menaklukkannya dari titik penalti.

Wild lalu kembali mengecohnya, diikuti Wolfgang Gayer, Gunter Netzer, Horst-Dieter Hottges (2), dan Hannes Lohr. Setelahnya giliran Netzer dan Grabowski mencetak gol penalti kedua melawan Maier, sebelum Djordje Pavlic ikut memaksimalkan kelemahan sang legenda.

Terhitung Maier gagal menghentikan penalti di level klub pada periode 1963-1968.


Penantian Berakhir

Johan Cruyff
Kiper Jerman, Sepp Maier menangkap bola dari kejaran pemain Belanda Johan Cruyff dalam laga final Piala Dunia di Munich, Jerman, 7 Juli 1974. (AFP)

Sampai akhirnya datang laga melawan Schalke 04, 1 Februari 1969. Lawan mendapat penalti jelang akhir babak pertama. Manfred Pohlschmidt diberi mandat sebagai algojo.

Maier akhirnya mengakhiri penantian dan memecah telur. Capaiannya pun berbuah positif bagi tim. Bayern Munchen terhindar dari kekalahan dan memaksa lawan bermain tanpa gol.


Rekor Keseluruhan

Setelah itu Maier sukses menghentikan penalti selanjutnya yang dihadapi, diambil Pavlic pada partai melawan MSV Duisburg. Kinerjanya pun kemudian meningkat. Maier rata-rata memblok satu dari empat tendangan penalti.

Meski, akibat kinerja buruknya sebelum meredam Pohlschmidt, rekor totalnya tetap mengecewakan. Dia cuma menghentikan 13 dari 83 penalti lawan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya