Bola Ganjil: Piala Interamerica, Buah Cemburu Amerika Utara

Simak kisah Piala Interamerica, kompetisi yang diprakarsai klub Amerika Utara.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 11 Feb 2021, 00:30 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2021, 00:30 WIB
ilustrasi bola ganjil
Simak kisah Piala Interamerica, kompetisi yang diprakarsai klub Amerika Utara. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Status Eropa dan Ameria Selatan sebagai dua kiblat utama sepak bola membuat Amerika Utara iri. Mereka kesal dengan dampak kedudukan itu, salah satunya tidak dilibatkan pada Piala Interkontinental.

Layaknya keresahan lainnya, pergerakan pun dimulai untuk mengubah keadaan. Hasilnya adalah turnamen baru.

Asosiasi Sepak Bola Amerika Utara (Concacaf) mengajak saudara mereka di Selatan (Conmebol) berkompetisi memperebutkan Copa Interamericana alias Piala Interamerica mulai 1969.

Ajang ini diharapkan dapat mengangkat harkat klub Amerika Utara sekaligus menandingi Piala Interkontinental, yang mempertandingkan juara Eropa dan Amerika Selatan.

Sayang, perbedaan kepentingan membuat umur kompetisi tidak bertahan lama. Ini adalah ceritanya.

Saksikan Video Berikut Ini

Dominasi Amerika Selatan

ilustrasi BOLA GANJIL
ilustrasi BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Edisi pertama Piala Interamerica mempertemukan klub Argentina, Estudiantes, dan wakil Meksiko, Toluca. Masing-masing tim berjaya 2-1 pada laga tandang, sehingga partai play-off mesti digelar di Montevideo. Estudiantes memenangkan pertandingan keras tersebut 2-0.

Persaingan sengit pada musim debut tidak membantu gengsi kompetisi. Ajang tidak rutin digelar setiap tahun karena para peserta kurang berminat. Kadang Piala Interamerica tidak bergulir bertahun-tahun.

Kompetisi kedua berlangsung pada 1971. Kali ini klub Uruguay, Nacional, mengalahkan andalan Meksiko, Cruz Azul, lewat agregat 3-2.

Wakil Amerika Selatan mendominasi sebelum America asal Meksiko mengalahkan raksasa Argentina Boca Juniors lewat play-off pada 1977. Kemenangan tersebut meyakinkan America untuk mengklaim posisi di Piala Interkontinental di tahun yang sama. Namun, permintaan mereka ditolak.

Kehilangan Minat

ilustrasi BOLA GANJIL
BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Selain perhelatan yang tidak rutin, gengsi Piala Interamerica semakin menurun setelah dua pemenang Copa Libertadores asal Brasil, Sao Paulo (1993) dan Gremio (1995), menolak tampil. Keduanya mengaku tidak tertarik. Sebagai pengganti, Conmebol mengirim runner-up Copa Libertadores pada tahun ajang dipertandingkan, yakni Universidad Catolica dan Atletico Nacional.

Piala Interamerica terakhir digelar 1998. Wakil Amerika Serikat DC United sukses membungkam Vasco da Gama dari Brasil.

Kompetisi dihentikan karena klub Meksiko mulai berpartisipasi di Copa Libertadores, dengan wakil Concacaf lain ambil bagian di Copa Sudamericana (kompetisi kelas dua Conmebol setara Liga Europa).

Juara Concacaf dan Conmebol baru bisa kembali bersaing mulai 2005 ketika FIFA menggelar turnamen juara tiap benua bernama Piala Dunia Antarklub. Salah satu pertemuan hadir pada edisi teranyar. 

Tigres asal Meksiko membuat kejutan dengan mengalahkan Palmeiras dari Brasil di semifinal.

Klub Tersukses

ilustrasi Sepak Bola
ilustrasi Sepak Bola (Liputan6.com/Abdillah)

Independiente dari Argentina jadi klub tersukses Piala Interamerica dengan tiga gelar yang diraih secara beruntun (1972, 1974, 1975). Kontribusi mereka membantu Negeri Tango jadi negara terbaik lewat koleksi tujuh titel.

Total klub Conmebol memenangkan 14 dari 18 edisi Piala Interamerica.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya