Liputan6.com, Jakarta - Kutu loncat digunakan untuk mendeskripsikan seseorang yang kerap pindah pekerjaan. Dalam sepak bola, penghuni daftar kategori ini cukup banyak dan melibatkan nama-nama tenar seperti Christian Vieri, Rivaldo, hingga Zlatan Ibrahimovic.
Nama paling mencolok dari para kutu loncat di lapangan hijau adalah Sebastian Abreu.
Eks striker Uruguay tersebut pernah membela 31 klub di 11 negara sepanjang kariernya. Dengan karier selama 26 tahun, Abreu terhitung berganti seragam semusim sekali. Meski begitu, ada satu catatan yang lepas dari tangannya.
Advertisement
Eric Nixon hanya membela 17 klub, hanya setengah lebih dari torehan Abreu. Namun, dia menorehkan sejarah unik pada 1986/1987.
Ketika itu Nixon membela klub di empat kasta sistem sepak bola Inggris. Seperti ini ceritanya.
Jaga Gawang di 4 Divisi
Nixon membela Curzon Ashton pada era amatir sebelum menjalani seleksi di Manchester City pada 1983. Dia tampil menyakinkan sebagai penjaga gawang dan dikontrak hingga 1988.
Namun, Nixon gagal mengamankan posisi starter di Maine Road. Pada Agustus 1986, dia dipinjamkan ke Wolverhampton Wanderers yang saat itu berkutat di Divisi IV. Nixon tampil di 16 pertandingan liga bersama Wolves.
November tahun yang sama, Nixon dititipkan ke Bradford City yang berkompetisi di Divisi II. Dia bermain di tiga partai.
Sebulan kemudian, Nixon dipinjam Southampton yang membutuhkan pengganti Peter Shilton yang tengah cedera. The Saints kala itu berada di Divisi I dengan Nixon melakoni empat laga.
Pada bulan berikutnya dia kembali menjalani masa pinjaman, kali ini di Divisi III bersama Carlisle United. Di sana Nixon bermain 16 kali.
Dia menghabiskan sisa 1986/1987 kembali bersama Manchester City, yang berada di Divisi I, dan beraksi di lima pertandingan.
Advertisement
Bagus atau Buruk?
Capaian Nixon disamai Tony Cottee pada pergantian abad. Dia mengawali musim 2000/2001 bersama Leicester City di Divisi Utama.
Cottee kemudian dipinjamkan ke Norwich City (Divisi I) sebelum menerima tawaran sebagai pelaih-pemain di Barnet (Divisi III). Dia lalu menutup musim bersama Millwall (Divisi II).
"Saya tidak tahu apakah ini rekor bagus atau tidak. Saat memulai musim di level tertinggi, saya tidak berharap mengakhirinya di Divisi II. Meski, saya menikmati setiap pengalaman," ungkap Cottee dilansir BBC.
Larangan UEFA
Tidak ada yang salah dengan pemain yang suka berganti klub. Mereka bebas menentukan seragam yang ingin dikenakan. Lagipula, mereka juga kadang tidak bisa berbuat apa-apa karena nasib ditentukan klub yang mempekerjakan.
Namun, kebiasaan ini bisa menghambat karier mereka. Terutama bagi mereka yang mengadu nasib di Eropa. UEFA hanya mengizinkan pemain membela maksimal dua klub dalam satu musim kompetisi saat tampil di ajang kontinental.
Advertisement