WADA Jatuhi Sanksi ke Indonesia, 3 Turnamen Badminton di Bali Jalan Terus

Status Indonesia sebagai tuan rumah ajang internasional terancam karena Badan Antidoping Dunia (WADA) menjatuhkan sanksi yang efektif per 7 Oktober 2021.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 08 Okt 2021, 19:02 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2021, 16:59 WIB
Bulu Tangkis
Status Indonesia sebagai tuan rumah terancam karena Badan Antidoping Dunia (WADA) menjatuhkan sanksi yang efektif per 7 Oktober 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia tetap menggelar tiga turnamen badminton internasional di Bali pada November dan Desember mendatang. PBSI mendapat kepastian setelah berkoordinasi dengan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).

"Turnamen di Bali nanti dipastikan tidak ada masalah. Bisa berlangsung sesuai jadwal. Tiga turnamen bulutangkis internasional itu tetap bisa digelar," tutur Kabid Luar Negeri PP PBSI Bambang Roedyanto dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

Status Indonesia sebagai tuan rumah terancam karena Badan Antidoping Dunia (WADA) menjatuhkan sanksi yang efektif per 7 Oktober 2021.

Hukuman mencakup pencabutan hak Indonesia sebagai tuan rumah untuk kejuaraan atau turnamen level regional, kontinental, dan dunia selama masa penangguhan. 

Roedy kemudian langsung berkoordinasi dengan BWF usai mengetahui hal ini. Hasil pembicaraan, tiga turnamen internasional yang akan digelar di Bali bisa berjalan terus.

Sudah Lama Masuk Kalender

Bambang Roedyanto
Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI Bambang Roedyanto. (PBSI)

Ajang itu adalah Indonesia Masters (16-21 November), Indonesia Open (23-28 November), dan BWF World Tour Finals (1-5 Desember).

Menurut Roedy, BWF mengizinkan penggunaan nama "Indonesia" di tiga ajang kelas dunia itu. Pasalnya, ajang ini sudah lama masuk dalam kalender BWF.

"Dari pihak BWF tidak ada masalah. Bisa jalan terus, karena kejuaraan tersebut sudah lama dijadwalkan oleh BWF," sebut Roedy.

Tunggu Sikap Pemerintah

WADA
Badan Antidoping Dunia (WADA menjatuhkan sanksi kepada Indonesia. (AFP/Kirill Kudryavtsev)

Menyangkut, soal pelarangan nama Indonesia di berbagai kejuaraan, seperti SEA Games, Asian Games, dan juga di Piala Thomas dan Uber yang segera berlangsung di Aarhus, Denmark, Roedy tidak bisa berkomentar lebih banyak.

"Kami menunggu arahan dan menanti bagaimana sikap pemerintah Indonesia menyikapi masalah ini. Saya mewakili PBSI belum bisa berkomentar banyak dan menunggu pernyataan pemerintah lebih dahulu," ujar Roedy.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya