Liputan6.com, Jakarta - Inggris kerap patah hati akibat adu penalti. Rekor mereka dalam babak tos-tosan ini memang buruk.
The Three Lions tercatat sudah 10 kali melakoni adu penalti di turnamen besar sepak bola, mencakup Piala Dunia, Piala Eropa, dan ajang teranyar UEFA Nations League.
Rekor kemenangan mereka tidak mencapai sepertiga alias hanya berjaya tiga kali.
Advertisement
Kepedihan terakhir dirasakan di Euro 2020. Berstatus tuan rumah dengan euforia tinggi lewat jargon Football's Coming Home, Inggris harus mengakui keunggulan Italia 2-3 (1-1). Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka jadi pesakitan karena tidak mampu menunaikan tugas sebagai algojo.
Melihat hubungan buruk Inggris dan adu penalti, maka ironis jika mengetahui pelaku gagal penalti pertama yang melibatkan tim negara tersebut justru bukan pemuda lokal.
Debut di Watney Cup
Adu penalti pertama di Inggris diterapkan untuk ajang Watney Mann Invitation Cup edisi 1970. Turnamen ini diikuti dua klub tersubur di setiap divisi, terkecuali mereka yang promosi, terdegradasi, atau lolos ke kompetisi Eropa.
Manchester United (MU) berpartisipasi usai mencetak 66 gol meski hanya menempati peringkat delapan di kasta tertinggi.
Mereka kemudian bertemu Hull City pada semifinal. The Tigers berpartisipasi karena membuat 72 gol di Divisi II.
Advertisement
Digagalkan Kiper
Kedua tim bermain 1-1 hingga perpanjangan waktu. Adu penalti pun melakoni debut di Inggris.
George Best mengambil tendangan pertama dan sukses menunaikan tugas. Begitu pula lima eksekutor selanjutnya.
Hingga Denis Law maju dan menyaksikan tendangannya dimentahkan kiper Ian McKechnie. Sosok berkebangsaan Skotlandia itu pun menjadi nama pertama yang gagal di adu penalti.
Tetap ke Final
Meski begitu, egagalan Law nyatanya tidak berpengaruh terhadap hasil pertandingan. Hull City urung memasukkan dua penalti selanjutnya dan MU lolos ke final.
Pada tahun yang sama, UEFA dan FIFA mulai menggunakan adu penalti untuk mencari pemenang saat pertandingan berakhir imbang.
Advertisement