Liputan6.com, Jakarta - Pergantian kepemilikan Chelsea telah berdampak kepada para pemain sehingga menyebabkan kemerosotan dalam hasil. Namun, manajer Thomas Tuchel tidak mau menjadikannya sebagai alasan.
Chelsea diketahui dipaksa dijual karena pemilik Roman Abramovich dinilai terlibat pada invasi Rusia ke Ukraina.
Advertisement
Baca Juga
Pemerintah juga menempatkan pembatasan pada Chelsea seperti tidak mengizinkan klub untuk menjual tiket atau memperbarui kontrak pemain. Tuchel juga menambahkan bahwa rencana perekrutan mereka untuk musim depan berjalan di belakang jadwal.
“Ini pasti mempengaruhi tim, tetapi saya tidak bisa mengatakan sampai sejauh mana. Toni (Rudiger) tentu saja meninggalkan kami selama periode kami diberi sanksi dan kami tidak bisa memperjuangkannya,” kata Tuchel.
“Kondisi ini berdampak pada ruang ganti. Situasi mengenai masa depan setiap individu tidak jelas karena tidak ada pembicaraan untuk siapa pun. Tapi, penting bagi kami untuk tidak menggunakannya sebagai alasan.”
Menanamkan Mentalitas dan Pola Pikir yang Benar
Chelsea yang ini berada di urutan ketiga klasemen dengan total 66 poin berusaha untuk mengembalikan mentalitas dan pola pikir para pemain setiap hari.
“Apa yang ingin kami pasang adalah mentalitas dan pola pikir setiap hari, setiap tiga hari, apa pun yang diperlukan, tidak peduli apakah itu pertandingan piala atau pertandingan liga normal. Di sinilah kami perlu menutup celah,” tutur Tuchel.
“Tidak ada alasan mengapa ini (kemerosotan) harus berlanjut. Kami bisa melakukannya dan saya tidak ragu akan itu."
Advertisement
Pertandingan Selanjutnya
Pada pertandingan selanjutnya, Chelsea akan menghadapi Wolverhampton Wanderers, Sabtu (7/5/2022). Mereka lalu bersua Leeds United, Kamis (12/5/2022).
Pada papan klasemen Liga Premier, Chelsea yang tadinya duduk nyaman kini hanya memimpin tiga poin atas peringkat empat Arsenal.
Penulis: Jesslyn Koesman