Momen Unik Piala Dunia: Intervensi Pangeran Kuwait di Spanyol

Partisipasi timnas Kuwait di ajang Piala Dunia sejauh ini baru terjadi satu kali, dan itu pun sangat singkat hingga jika lenyap dari buku sejarah, itu wajar saja.

oleh Dania Sakti diperbarui 19 Jul 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2022, 13:00 WIB
Logo Piala Dunia 2022 Qatar
Orang-orang melintasi layar yang menampilkan logo Piala Dunia Qatar 2022, di jalanan New Arbat, pusat kota Moskow di Rusia, Selasa (3/9/2019). Logo tersebut ditampilkan di ruang publik di Qatar dan kota-kota besar seluruh dunia. (AP Photo/Pavel Golovkin)

Liputan6.com, Jakarta Piala Dunia Qatar 2022 tinggal hitungan bulan. Sebanyak 32 negara baka ambil bagian pada turnamen empat tahunan ini. 

Ini merupakan kali pretama Piala Dunia berlangsung di Timur Tengah dan digelar di akhir tahun. Piala Dunia sendiri telah berlangsung sejak tahun 1930. Beragam momen menarik dan unik terjadi di setiap edisi, salah, termasuk kiprah Kuwait di tahun 1982. 

Partisipasi timnas Kuwait di ajang Piala Dunia sejauh ini baru terjadi satu kali, dan itu pun sangat singkat hingga jika lenyap dari buku sejarah, itu wajar saja. Tapi satu insiden pada Piala Dunia Spanyol 1982 membuat tim sepak bola Kuwait dikenang sepanjang masa, tapi bukan dalam arti baik.

Seperti dikutip dari Firstpost, saat itu 21 Juni 1982. Saat itu adalah masa penentuan bagi tim sepak bola Kuwait ketika harus berhadapan dengan tim kuat Prancis setelah hasil imbang melawan Czechoslovakia (sekarang Republik Ceko dan Slovakia) 1-1 dalam laga pembuka kualifikasi Piala Dunia Spanyol 1982. Salah satu orang terpenting Kuwait duduk di bangku penonton bersama ribuan orang lain: Syekh Fahad Al-Ahmed Al-Jaber Al-Sabah, pangeran Kuwait sekaligus presiden asosiasi sepak bola negara kaya minyak tersebut.

Setelah bermain bertahan selama setengah jam, akhirnya Prancis menemukan peluang untuk membobol gawang timnas Kuwait lewat tendangan Bernard Genghini. Gol itu menjadi pendorong bagi Prancis untuk menerobos barisan pemain belakang Kuwait, dan Michel Platini yang saat itu menjadi kapten tim menggandakan gol pada menit ke-43 dan membuat tim Kuwait putus asa saat break. Prancis semakin membabi buta pada paruh kedua pertandingan, dan mereka berhasil mencetak skor lagi menjadi 3-0 pada menit ke-48.

Impian Kuwait untuk mengalahkan tim favorit hampir sirna sampai Abdullah Al-Buloushi mengembalikan setitik harapan dengan mencetak gol pada menit ke-75. Namun, harapan itu hanya bertahan beberapa menit ketika pemain tengah Prancis, Alain Giresse, menghasilkan gol keempat bagi tim Les Bleus. Gol itu sontak menuai protes dari para pemain Kuwait. Pasalnya, para pemain Kuwait yang dijuluki generasi emas ini telah “berhenti bermain” pada waktu gol keempat timnas Prancis itu sedang dibentuk, karena mereka mendengar bunyi peluit dari arah penonton, yang mereka kira berasal dari wasit Miroslav Stupar.

Menghambur ke Lapangan

Ilustrasi sepatu bola dan bola sepak
Ilustrasi sepatu bola dan bola sepak, belakangan bola sepak semakin sensitif terhadap manipulasi tendangan karena penerapan teknologi baru.

Tidak suka melihat “ketidakadilan” yang dialami timnya, Pangeran Fahad menghambur ke lapangan untuk mengajukan protes kepada wasit asal Soviet tersebut. Sang pangeran membuat permainan terhenti dan mengancam menarik tim Kuwait dari lapangan. Yang mengejutkan adalah Stupar menuruti amarah Pangeran Fahad dan menganulir gol keempat Prancis. Inilah peristiwa pertama (dan satu-satunya) dalam sejarah Piala Dunia di mana sebuah gol dianulir.

Keputusan Stupar ini membuat tim Prancis balik memprotes, tapi permainan tetap dilanjutkan.

Terlepas dari kericuhan yang terjadi, tim favorit juara Prancis hanya butuh beberapa menit untuk menambah gol keempat saat Maxime Bossis mencetak gol pada menit ke-89. Tidak ada lagi celah untuk aksi protes sampai pertandingan berakhir dan para pemain Kuwait menunduk malu meninggalkan lapangan. Tim Asia ini tersingkir dari kompetisi setelah kalah 1-0 dari Inggris pada pertandingan terakhir grup. Mereka tidak pernah kembali lagi ke final Piala Dunia hingga sekarang.

Wasit Diskors

Ilustrasi Wasit, Liga 1 2017, Bola.com, Foto Illustrasi
Illustrasi wasit saat memimpin pertandingan Liga 1 2017. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Sementara itu, wasit Stupar diskors karena dianggap mengambil keputusan tidak bijak. Tim Kuwait sendiri masih dihantui insiden memalukan tersebut, yang sampai sekarang menghambat pencapaian prestasi sepak bola di negara mereka.

Padahal, demi mencicipi final Piala Dunia Spanyol 1982 ini Kuwait telah berjuang habis-habisan… dan dengan penuh drama yang juga melibatkan sang pangeran. Pada 14 Desember 1981, tim Kuwait berhasil masuk kualifikasi final Piala Dunia pertamanya setelah di babak penyisihan menjadi juara grup. Grup itu berisi tim-tim terbaik dari konfederasi Asia-Oseania, antara lain Cina, Arab Saudi, dan Selandia Baru.

Seperti dikutip dari Medium, dalam pertandingan pertama Kuwait melawan Selandia Baru di Auckland, beberapa fans tim nasional Kiwi membentangkan spanduk bertuliskan “GO BACK TO YOUR CAMELS!”, memprovokasi tim Kuwait untuk pulang ke negara mereka menaiki hewan paling penting dan paling bermanfaat bagi masyarakat negeri gurun tersebut.

Beberapa minggu kemudian dalam pertandingan terakhir Kuwait di babak penyisihan di mana Kuwait menjadi tuan rumah, dan sekali lagi melawan Selandia Baru, 100 unta dibawa ke Stadion Al Qadsia. Sepertinya pihak Kuwait ingin menunjukkan bahwa mereka bangga pada unta-unta mereka.

Drama Unta Kuwait Berlanjut

Foto: Mengintip Megahnya Stadion Piala Dunia 2022 di Qatar
Stadion Internasional Khalifa terletak di ibu kota Qatar, Doha. Stadion ini dibangun pada 1976 dan direnovasi pada 2005 serta 2014-2017. Renovasi terakhir dilakukan untuk menyambut Piala Dunia 2022. (AFP/Karim Jaafar)

Sayangnya, drama unta tidak berhenti di situ. Pada musim panas 1982, beberapa minggu sebelum turnamen sepak bola terakbar dunia digelar di Spanyol, surat kabar Spanyol menerbitkan lelucon tidak lucu. Mereka menyebutkan bahwa Tim Nasional Kuwait akan terlambat tiba di Piala Dunia karena mereka berangkat ke Spanyol naik unta!

Tapi Kuwait menjawab lelucon itu dengan elegan. Mereka tiba lebih awal hingga tak seorang pun, bahkan satu jurnalis pun, tahu bahwa tim Kuwait telah tiba di Spanyol (naik pesawat). Pangeran Fahad, yang tidak mau timnya tidak mendapatkan sambutan meriah dari media, berkata kepada seorang jurnalis Prancis yang berada di sana untuk meliput kedatangan tim Prancis, bahwa tim Kuwait akan mundur dari kompetisi jika tidak diizinkan membawa maskot nasional mereka. Dalam hitungan jam, hotel tempat anggot dan kru tim Kuwait menginap dipenuhi para reporter yang penasaran siapakah maskot misterius ini.

Dalam konferensi pers terungkap soal sosok maskot misterius ini. Pangeran Fahad mengungkapkan keluhannya. Menurutnya, pemerintah Spanyol melarang maskot kebanggaan tim Kuwait, unta bernama Haydoo, masuk ke wilayah Kerajaan Spanyol. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa tanpa sang maskot, tim Kuwait akan mundur dari kompteisi dan pulang ke negara mereka.

 

 

Perjalanan Singkat

Merasa terpojok oleh pemberitaan media Spanyol yang ramai memberitakan soal Haydoo, pemerintah Spanyol menyerah. Manajer hotel akhirnya mengizinkan Haydoo “menginap” di hotel mereka asalkan hewan berpunuk tersebut tidak berkeliaran selain di halaman belakang hotel.

Hari berikutnya, Haydoo naik kapal menuju Spanyol berkat kemurahan hati Raja Maroko yang mengatur pengirimannya… tapi strategi promosi Pangeran Fahad belum selesai. Begitu Haydoo tiba, dia dipakaikan jersey Tim Nasional Kuwait yang berwarna biru khas, berukuran sangat besar, yang pas dengan postur tubuh sang unta, lengkap dengan sepatu!

Sayangnya, petualangan Haydoo di Spanyol sesingkat keterlibatan tim nasional Kuwait di Piala Dunia 1982 setelah tim nasional Kuwait tersingkir dalam pertandingan melawan tim nasional Prancis yang diwarnai peristiwa kontroversial campur tangan seorang pangeran dalam pertandingan profesional paling bergengsi di dunia.  

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya