Liputan6.com, Jakarta Penjaga gawang Timnas Australia, Andrew Redmayne tampaknya menjadi musuh nomor satu bagi masyrakat Peru.
Itu karena ia mengagalkan ambisi Timnas Peru lolos ke Piala Dunia 2022 dengan penyelamatan penalti yang jenaka.
Peru gagal lolos ke Piala Dunia 2022 Qatar usai kalah dalam drama adu penalti melawan Australia dengan skor 4-5 di Stadion Ahmad bin Ali, Al Rayyan, Qatar, Senin (13/6/2022) atau Selasa dini hari WIB.
Advertisement
Pertandingan kualifikasi Piala Dunia play-off zona Conmebol melawan zona Asia ini, harus ditentukan lewat adu penalti setelah kedua tim bermain 0-0 hingga babak tambahan kedua.
Andrew Redmayne yang berstatus sebagai kiper kedua, tampil sebagai penentu. Dia diberi kepercayaan oleh Pelatih Australia, Graham Arnold.
Sang pelatih menarik keluar kiper utama yang bermain di Liga Spanyol, Mathew Ryan, dan memasukkan Redmayne pada menit-menit akhir extra time.
Saat Redmayne masuk, baik Australia dan Peru sama-sama buntu. Skor masih nihil gol selama 2x45 menit, plus 2x15 menit. Redmayne pun dipersiapkan sebagai penjegal tendangan penalti Peru.
Keputusan pelatih memasukan Redmayne berjalan sukses. Sang kiper cadangan mampu mementahkan sepakan eksekutor terakhir Peru, Alex Valera.
Aksinya itu pun memastikan Australia menang 5-4 dan berhak lolos ke putaran final Piala Dunia 2022. Usai keberhasilannya menjadi pahlawan Australia, Redmayne viral di media sosial.
Bukan hanya karena penampilan gemilangnya di bawah mista gawang. Namun juga lantaran aksi uniknya.
Ia tampak lincah melompat-lompat untuk mengganggu konsentrasi Valera, layaknya kanguru, hingga akhirnya sukses menepis bola.
Dendam Suporter Peru
Tampaknya, suporter Peru belum sepenuhnya melupakan kegagalan itu. Dalam sebuah video yang dibagikan oleh A-League Memes baru-baru ini, tampak seolah-olah Peru melakukan bentuk balas dendam terhadap kiper Australia tersebut.
Dalam video yang viral tersebut di akun TheRealALM, menunjukkan seorang pria berpakaian seperti Redmayne, menari dalam parade di jalan sambil melakukan gerakan yang sama dalam pertandingan melawan Peru.
Klip kemudian beralih ke arena banteng yang penuh sesak dengan penonton dan beberapa tiang gawang yang berdiri di tengah.
Rekaman kemudian menunjukkan Redmayne terlihat berdiri di gawang, mengayunkan lengan dan kakinya.
Namun setelah itu, sebuah gerbang terbuka untuk melepaskan banteng yang tampak marah langsung menuju pria yang berkostum Redmayne.
Seolah-olah semua kemarahan dan frustrasi dari bangsa itu ditampung dan diwujudkan ke dalam hewan yang satu ini saat ia menyerbu ke arah pria berkostum Redmayne.
Pria itu mencoba menghindari banteng dengan beberapa gerakan tarian halus. Namun, dia akhirnya ditendang oleh banteng tersebut.
Ada sorakan dan teriakan yang sama dari penonton yang melihat, penghinaan mereka terhadap kiper Australia benar-benar terpancar.
Advertisement
Pengakuan Redmayne
Meski telah membawa Australia lolos ke Piala Dunia, Andrew Redmayne enggan dirinya disebut sebagai pahlawan. Dia menilai dirinya hanya memainkan sedikit peran dalam keberhasilan itu.
"Jika saya bisa mendapatkan 1 atau 2% dengan melakukan sesuatu yang bodoh dan membodohi diri sendiri, maka saya akan melakukannya," katanya kepada wartawan, dilansir Insport.
"Saya hanya memainkan peran kecil, saya tidak berpikir saya seorang pahlawan atau apa pun. Para pemain melakukan perubahan besar untuk menghabiskan 120 menit melawan lawan yang sangat bagus," sambungnya.
Terkait selebrasinya usai menggagalkan penalti terakhir Peru, Redmayne mengaku bingung karena mendapakan instruksi dari wasit.
Penjaga gawang berjanggut itu berlari ke sisi gawang dan berdiri diam dengan mata terbelalak dan tinju terkepal sebelum rekan satu timnya mengerumuninya.
"Saya pikir dia agak bingung dengan kejenakaan saya, dia mengancam kartu kuning beberapa kali karena mencoba memprovokasi pemain, saya bilang saya tidak melakukan itu," ucap Redmayne.
"(Dia) mengatakan kepada saya dua penalti terakhir: 'Jika Anda menyelamatkan ini, Anda menang tetapi jangan lari merayakannya karena kami perlu memeriksa VAR karena Anda banyak bergerak'." jelasnya.
Nyaris Gabung Arsenal
Andrew Redmayne menjalani karier profesionalnya di negara sendiri. Dia memulai karier di Institut Olahraga New South Wales (NSWIS) selama 2005-2006 dan Institut Olahraga Australia (AIS) selama 2006-2008.
Saat bermain di NSWIS, Redmayne berkesempatan uji coba (trial) singkat di Arsenal FC. Bahkan, dia nyaris mendapatkan kontrak dari Arsenal.
Namun, hal itu gagal karena Arsenal pada akhirnya merekrut Wojciech Szczęsny yang kala itu masih berusia 15 tahun
Redmayne kemudian berkelana di klub-klub Liga Australia. Memulai karier profesionalnya bersama Central Coast Mariners (2008-2010).
Kemudian dia hijrah ke Brisbane Roar (2010-2012), Melbourne City (2012-2015), Western Sydney Wanderers (2015-2017), dan kini membela Sydney FC (sejak 2017).
Selama kariernya itu, Andrew Redmayne pernah merasakan gelar juara Liga Australia bersama Brisbane Roar dan Sydney FC
Dari level Tim Nasional, Redmayne mengawali karier dari Australia U-19 yang menjuarai AFF U-19 Youth Championship 2008 di Bangkok, Thailand. Di final, Australia menang adu penalti atas Korea Selatan dengan skor 3-1.
Di level senior, dia baru melakukan debut pada 7 Juni 2019 dalam pertandingan persahabatan melawan Korea Selatan, dan tampil sebagai starter. Laga kontra Peru adalah caps ketiganya untuk tim senior Socceroos.
Advertisement
Pujian Pelatih
Sementara itu, pelatih Graham Arnold memberikan pujian setinggi langit kepada Redmayne. Penampilan sang kiper disebut sebagai pembuktian bahwa keputusannya untuk membawa Redmayne ke Inter-Qualification Pra-Piala Dunia 2022 tidak salah.
"Dia adalah penyelamat penalti yang sangat bagus dan saya melakukan sesuatu yang dapat mempengaruhi mental mereka," jelas pelatih Graham Arnold pada konferensi pers pasca-pertandingan.
"Mereka mungkin bertanya pada diri sendiri pertanyaan, 'Mengapa orang ini dibawa? Dia harus baik'.
"Mungkin itulah alasan mereka membentur tiang. Ini adalah upaya mental 1% untuk menyusahkan pengambil penalti Peru. Itu adalah risiko tetapi berhasil." jelasnya.