Liputan6.com, Jakarta Piala Dunia adalah piala yang diimpikan oleh setiap pemain hingga akhir karier mereka. Tidak ada kegembiraan yang lebih besar daripada memenangkan piala untuk negara dan memberikan kegembiraan yang tak ada habisnya kepada rekan senegaranya.
Dalam kompetisi yang memiliki tekanan besar seperti Piala Dunia, kapten tim ibarat nakhoda yang memimpin kapal, dan semua orang menghormati mereka. Uruguay menjadi yang pertama mengangkat trofi bergengsi ini di bawah kepemimpinan Jose Nasazzi.
Baca Juga
Ada beberapa pemimpin brilian dalam sejarah Piala Dunia yang termasyhur, seperti Philipp Lahm, Iker Casillas, Cafu, dan banyak lainnya yang memimpin tim mereka menuju kejayaan.
Advertisement
Sebaliknya, beberapa kapten legendaris seperti Johan Cruyff, Oliver Kahn, dan Ruud Gullit gagal memenangkan kompetisi ini. Itu menggambarkan betapa kejamnya Piala Dunia. Meskipun ada kapten dengan nama besar di Piala Dunia, tidak pernah ada kapten yang memenangkan Piala Dunia sebanyak dua kali.
Sekarang Piala Dunia 2022 sudah di depan mata, banyak kapten seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan Neymar akan bertarung memperebutkan trofi bergengsi ini. Mereka memiliki kesempatan untuk menambahkan nama mereka ke daftar elite kapten yang telah memenangkan piala bergengsi tersebut.
Di sini, kami datang dengan koleksi kapten pemenang Piala Dunia yang berhasil mencapai impian mereka. Ada total 21 kapten pemenang untuk mengklaim kejayaan di Piala Dunia.
Mulai Jose Nasazzi hingga Hugo Lloris
Kapten Pemenang Piala Dunia
1930 - Jose Nasazzi (Uruguay)
1934 - Gianpiero Combi (Italia)
1938 – Giuseppe Meazza (Italia)
1950 - Obdulio Varela (Uruguay)
1954 - Fritz Walter (Jerman Barat)
1958 - Hilderaldo Bellini (Brasil)
1962 - Mauro Ramos (Brasil)
1966 - Bobby Moore (Inggris)
1970 - Carlos Alberto (Brasil)
1974 - Franz Beckenbauer (Jerman Barat)
1978 - Daniel Passarella (Argentina)
1982 – Dino Zoff (Italia)
1986 – Diego Maradona (Argentina)
1990 - Lothar Matthaus (Jerman Barat)
1994 – Dunga Carlos (Brasil)
1998 – Didier Deschamps (Prancis)
2002 – Cafu (Brasil)
2006 – Fabio Cannavaro (Italia)
2010 – Iker Casillas (Spanyol)
2014 – Philipp Lahm (Jerman)
2018 – Hugo Lloris (Prancis)
Advertisement
Memberikan Segalanya pada Kesempatan Terakhir
Kapten Mana yang Paling Pantas Mengangkat Trofi di Qatar
Terdapat 32 kapten bakal memimpin rekan-rekannya berjuang sekuat tenaga di Piala Dunia 2022. Mereka tentu ingin dikenang sebagai kapten yang membawa kejayaan bagi negara masing-masing di pesta empat tahunan tersebut.
Namun, kami di sini hanya menjabarkan tiga kapten dengan reputasi tinggi. Bukan karena mereka telanjur memiliki nama di pentas dunia sepak bola, tapi kesempatan di Qatar kemungkinan menjadi peluang terakhir mereka menjadi kapten bersama timnas masing-masing.
1. Cristiano Ronaldo
Di usia yang sudah menginjak 37 tahun, tentu sulit bagi megabintang asal Portugal itu masih terus berada di timnas Seleccao das Quinas pada Piala Dunia selanjutnya. Dia pastinya akan berusia 41 tahun saat itu.
Karena itu, CR7 dipercaya bakal mati-matian pada kesempatannya di Qatar kali ini. Bukan saja berhasrat mengukir namanya sebagai kapten Portugal pertama yang mengangkat trofi itu, tapi sekaligus mempersembahkan trofi pertama Piala Dunia bersama Portugal.
2. Lionel Messi
Messi tentu memiliki kesamaan seperti Ronaldo dalam hal kesempatan membela timnas, apalagi usia La Pulga saat ini menginjak 35 tahun. Artinya, dia akan berusia 39 tahun apabila masih ngotot membela Argentina di Piala Dunia selanjutnya.
Ketika misi itu (membela Argentina di Piala Dunia 2026) dianggap mustahil, maka tak ada pilihan selain memberikan segalanya di Qatar nanti. Apalagi, Messi tentunya memiliki keinginan menyamai capaian Diego Maradona ketika menjadi kapten yang mengangkat trofi Piala Dunia 1986.
3. Neymar
Neymar memang menjadi pemain yang memiliki usia lebih muda ketimbang Ronaldo dan Messi. Pentolan Paris Saint-Germain itu berusia 30 tahun, dan tentu masih memungkinkan baginya untuk terus bersama Brasil di Piala Dunia 2026.
Namun, melihat perkembangan sepak bola Brasil, di mana banyak bermunculan talenta muda dari Negeri Samba, maka tak ada pilihan bagi Neymar melakukan yang terbaik di Qatar.