FIFA Tak Ingin Indonesia Dikenang Sebagai Negara Tragedi Sepak Bola

FIFA ingin Indonesia dikenang karena berhasil menggelar Piala Dunia U-20 2023 dengan baik. FIFA siap memberikan bantuan.

oleh Thomas diperbarui 18 Okt 2022, 14:52 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2022, 14:51 WIB
Presiden Jokowi usai melakukan pertemuan dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (18/10/2022). (Liputan6.com/Lizsa Egeham)
Presiden Jokowi usai melakukan pertemuan dengan Presiden FIFA Gianni Infantino di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (18/10/2022). (Liputan6.com/Lizsa Egeham)

Liputan6.com, Jakarta- Presiden FIFA Gianni Infantino sedang berada di Indonesia pada Selasa 18 Oktober 2022. Pria Italia itu datang untuk menyampaikan duka cita dan membantu membenahi sepak bola Indonesia pasca Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober lalu.

Infantino datang dari Malaysia usai agenda tahunan dengan Asosiasi Sepak Bola Asia (AFC). Di Jakarta, Infantino bertemu Presiden Indonesia Joko Widodo di Istana Negara dan kemudian akan menyambangi kantor PSSI.

FIFA berjanji akan memberikan bantuan kepada Indonesia agar ke depannya Tragedi Kanjuruhan tidak terulang kembali. FIFA berharap sepak bola Indonesia bisa membaik karena tahun depan akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Infantino yakinperbaikan sepak bola Indonesia bisa membuat Piala Dunia U-20 berjalan dengan lancar. Infantino ingin image Indonesia di mata dunia karena kesuksesan menggelar Piala Dunia U-20, bukan karena Tragedi Kanjuruhan.

"Tahun depan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Itu merupakan turnamen sepak bola putra terpenting setelah Piala Dunia yang bulan depan akan digelar di Qatar. Akan banyak talenta berbakat akan unjuk gigi di Indonesia kepada dunia," terang Infantino.

"Piala Dunia U-20 adalah proyek image Indonesia di mata dunia. Image Indonesia ke dunia bukan negara dengan insiden di stadion sepak bola tapi negara dengan visi, proyek masa depan dan masyarakat yang cinta sepak bola. Karena sepak bola adalah kebahagiaan."

Jokowi

Jokowi Terima Presiden FIFA Gianni Infantino
Masuk ke dalam Istana Merdeka, Presiden FIFA Gianni Infantino  disambut oleh Presiden Jokowi. Keduanya saling menyapa, berjabat tangan, dan tertawa bersama. (Foto: Liputan6/Lizsa Egaham)

Dalam pertemuan dengan Infantino, Jokowi menyepakati akan melakukan perbaikan menyeluruh di stadion sepak bola yang berada di Indonesia. Diharapkan Tragedi Kanjuruhan tidak terulang dan penonton serta pemain mendapatkan rasa aman saat berada di stadion.

"Kami sepakat tragedi ini jadi pelajaran penting bagi pesepakbolaan Indonesia dan dunia sepak bola. Dan jangan sampai kejadian ini terulang kembali. Jangan sampai kegembiraan penonton sepak bola berubah menjadi duka," kata Jokowi.

"Kami bersepakat melakukan transformasi sepak bola Indonesia secara menyeluruh. Memastikan semua aspek pertandingan berjalan sesuai dengan standar keamanan yang ditetapkan FIFA. Baik pemain maupun penonton harus terjamin keamanan dan keselamatannya. Kita sepakat mengkaji kembali kelayakan stadion dan juga menerapkan teknologi untuk membantu melakukan mitigasi aneka potensi yang membahayaan penonton dan pemain."

FIFA dan AFC memang akan mendampingi Indonesia melakukan transformasi sepak bola di tanah air guna mencegah kejadian memilukan di Stadion Kanjuruhan terulang kembali di masa depan. Tim FIFA akan berada di Indonesia hingga beberapa waktu mendatang guna memberikan bantuan yang diperlukan.

Lolos Sanksi

Indonesia dipastikan tidak terkena sanksi FIFA atas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang 1 Oktober 2022 lalu. Lolosnya Indonesia tak lepas dari hubungan baik Presiden FIFA Gianni Infantino dengan Erick Thohir. 

Usai Tragedi Kanjuruhan sempat muncul kekhawatiran akan ada sanksi berat dari FIFA untuk Indonesia. Kondisi ini jelas merugikan karena Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 nanti. 

Untungnya FIFA akhirnya mengirimkan surat tidak akan ada hukuman untuk Indonesia. Keputusan diambil setelah Infantino bertemu Erick Thohir di Doha, Qatar. Keduanya sudah saling mengenal. Selain sesama penggemar berat kulit bundar, hubungan dengan Presiden FIFA sudah dijalin saat Menteri BUMN itu masih menjabat sebagai Presiden Inter Milan di tahun 2015.

"Ketika itu, Gianni menjadi Sekjen UEFA, sehingga kami sering bertemu. Apalagi dia orang Italia dan juga seorang Interisti, jadi dengan posisi saya di Inter Milan, maka kami cepat akrab," jelas Erick Thohir dalam keterangannya. 

Erick melanjutkan, di tahun 2015, saat sepakbola Indonesia terkena sanksi FIFA akibat kisruh antara pemerintah, yang diwakili Menpora saat itu, Imam Nahrawi dengan PSSI yang dipimpin La Nyala Matalitti, dirinya mendapat amanah dari Presiden Joko Widodo untuk membantu berkomunikasi kepada FIFA agar sanksi tersebut dicabut.

"Ketika itu, saya bukan siapa-siapa. Jadi kaget juga ketika Bapak Presiden meminta saya untuk mengurus sanksi itu. Akhirnya, karena saya kenal baik dengan Gianni, maka melalui dia, saya bisa membuka jalur ke FIFA dan menyampaikan amanah Presiden, sehingga sanksi dicabut tahun 2016 dan hanya berjalan setahun," ungkap Erick.

Kedekatan

Berkat relasi kuat lewat bahasa sepak bola itu pula, untuk kedua kalinya Erick mengaku kembali meminta bantuan ke Gianni. Dengan mengantongi amanah dari Presiden Joko Widodo, Erick pun terbang ke Doha untuk berjumpa Gianni, usai menjalani kunjungan kerja di Eropa.

"Awalnya, ketemu perwakilan FIFA, meski saya sudah berkomunikasi dengan Presiden Gianni. Apalagi, sebelumnya Presiden Gianni juga sudah kontak dengan presiden kita. Akhirnya saya terbang ke Doha untuk berjumpa dengan Gianni. Saat pertama bertemu, masing-masing susah bicara. Kita orang bola, kita punya perasaan yang sama atas kejadian itu," ujar Erick.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya