Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menjelaskan inti masalah yang menjadi penyebab dibatalkannya ANOC World Beach Games 2023 di Bali.
Ia mengklaim kejadian tersebut bukan diakibatkan oleh tidak adanya anggaran dari pemerintah, melainkan ketidakseimbangan antara ekspektasi dengan jumlah pembiayaan yang didapat pihak penyelenggara dari pemerintah serta sponsor.
Advertisement
Baca Juga
Sebagai informasi, ajang AWBG 2023 sedianya diagendakan bergulir mulai 5-12 Agustus mendatang. Akan tetapi, Association of National Olympic Committees (ANOC) mengumumkan pembatalan ajang usai Bali dinyatakan mundur dari statusnya sebagai tuan rumah
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari pun sudah mengonfirmasi keputusan itu melalui pernyataan resminya pada Rabu (5/7/2023). Pria berusia 47 tahun menilai langkah ini terpaksa diambil lantaran adanya kendala dari segi anggaran.
Di sisi lain, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menyatakan pihaknya juga sudah menerima laporan dari NOC terkait pembatalan ANOC World Beach Games 2023 di Bali. Menurut dia, keputusan tersebut diambil berdasarkan sejumlah pertimbangan teknis.
"Kita baru mendapatkan informasi bahwa hari ini (AWBG di Bali) telah resmi dibatalkan dari pihak ANOC-nya," papar Dito saat ditemui awak media di Auditorium Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta, pada Rabu (5/7/2023) malam WIB.
"Itu juga berdasarkan dengan melihat kesiapan dari NOC Indonesia yang menyatakan, mungkin karena ada berbagai hal dan pertimbangan teknisnya, daripada marwah Indonesia menurut mereka tidak baik, jadi NOC Indonesia melaporkan kepada saya telah memutuskan untuk membatalkan event tersebut," sambung dia.
Penjelasan Dito Ariotedjo soal Mekanisme Anggaran
Terkait mekanisme anggaran yang disebut-sebut menjadi pokok permasalahan, Menpora Dito Ariotedjo menjelaskan pemerintah sejatinya sudah menyiapan anggaran untuk penyelenggaraan ajang tersebut.
Ia sempat melakukan review antara Kemenpora dan NOC, bersama dengan BPKP serta DJA. Hasilnya, jumlah anggaran yang diajukan ialah sebesar Rp446 miliar. Akan tetapi, hal itu nampaknya masih dianggap kurang oleh penyelenggara.
"Sebenarnya kalau mekanisme anggaran memang seperti yang sudah disampaikan oleh pihak Kemenkeu, ada range perbedaan antara ekspektasi dengan perhitungan apa yang nanti dibantu pemerintah serta pemasukan sponsornya. Jadi memang ada perbedaan di situ yang menyebabkan kemarin diskusinya panjang," kata Dito.
"Tetapi semenjak saya menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga, kita sudah melakukan review antara Kemenpora, pihak penyelenggara NOC, dan jua DJA serta BPKP, sementara kemarin diajukan sebesar 446 miliar."
"Namun dengan berbagai pertimbangan, pihak penyelenggara nampaknya melihat dianggap kurang, takutnya nanti berdampak kepada citra Indonesia, dan memilih untuk tidak melanjutkan," tambah menteri berusia 32 tahun itu.
Advertisement
Dampak Pembatalan AWBG 2023
Sementara itu mengenai dampak pembatalan AWBG 2023, Menpora Dito Ariotedjo menyatakan pihaknya saat ini masih menanti informasi dari NOC Indonesia.
Ia berharap Raja Sapta Oktohari dan jajarannya dapat memberi laporan yang dibutuhkan, meskipun ANOC World Beach Games pada dasarnya merupakan kegiatan non-olympic standard.
"Kami sedang meminta dari pihak NOC memberikan informasi kepada kami, apa saja dampak yang didapat oleh Indonesia, khususnya para federasi olahraga. Seperti yang kita ketahui, kegiatan World Beach Games ini adalah kegiatan yang non-olympic standard, jadi di luar dari IOC. Makanya saya minta laporannya, bagaimana dampaknya," ujar dia.