Liputan6.com, Jakarta Praktik jual beli jabatan menggerogoti sepak bola China. Mantan pelatih Timnas China, Li Tie mengaku pernah menyogok pimpinan federasi sebesar ratuan ribu USD demi mengamankan posisinya.
Sepak bola China belakangan ini tengah gencar melakukan kampanye anti-korupsi yang menjerat banyak tokoh. Li Tie yang pernah bermain sebagai gelandang di tim Everton salah satu di antaranya.
Baca Juga
Sejak 2022 lalu, Li Tie telah menjadi target penyeilidikan. Dia dituduh melakukan pelanggaran hukum serius. Tidak ada informasi detail terkait kasus ini sampai akhirnya Li Tea muncul dalam sebuah film dokumenter yang ditayangkan oleh stasiun televisi milik pemerinta, CCTV. Acara ini secara rutin menayangkan pengakuan tersangka kriminal, termasuk mantan pejabat, sebelum mereka hadir di pengadilan – sebuah praktik yang dikutuk secara luas oleh kelompok hak asasi manusia.
Advertisement
Seperti dilansir dari CNA, Li Tie muncul di CCTV pada Selasa malam (9/1/2024). Dalam acara itu dia mengaku telah menyuap hampir US$421.000 atau setara Rp6,5 Miliar untuk mengamankan posisi pelatih kepala timnas. Dia juga mengaku mengatur hasil pertandingan saat menangani klub.
""Saya sangat menyesal. Saya seharusnya tetap tenang dan mengikuti jalan yang benar," kata pria berusia 46 tahun itu.
"Ada hal-hal tertentu yang pada saat itu merupakan praktik umum dalam sepak bola,” tambahnya.
Libatkan Klub Liga Super China
Li ditunjuk menangani timnas China pada Januari 2020. Menurutnya, ini adalah mimpi terbesar dalam hidupnya. Sayang, Li meraihnya dengan cara yang kotor. Disebutkan, kalau Li telah meminta klub tempatnya bekerja, Wuhan Zall Football Club untuk campur tangan dalam penunjukan tersebut.
Tim yang berlaga di Liga Super China itu kemudian mendekati Asosiasi Sepak Bola China (CFA) dan Li Tea berjanji akan membalas budi. Klub tersebut disebut-sebut telah membayar 2 juta yuan atau setara 281,000 USD kepada Presiden CFA, Chen Xuyuan yang kini juga jadi target penyelidikan.
Li juga mengaku mengeluarkan 1 juta yuan dari kantong sendiri untuk menyogok sekjen CFA.
Advertisement
Li Tie Panggil Pemain di Bawah Standar
Menurut presiden klub Wuhan Zall yang juga ikut diwawancara oleh CCTV, Li Tea kemudian memanggil 4 pemainnya yang seharusnya tidak memenuhi kriteria masuk ke timnas China, sebagai balas budi.
Masa jabatan Li Tie tidak berlangsung lama. Dia mengundurkan diri pada 2021 setelah China gagal melaju ke Piala Dunia Qatar 2022. Badan Pemberantasan Korupsi Nasional melancarkan penyelidikan terhadap Li Tea pada akhir tahun 2022. Sementara sekitar 10 pemimpin senior dan eksekutif CFA juga telah dijatuhi hukuman, termasuk mantan presiden CFA, Chen Xuyuan.