Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 16 negara sukses melewati seleksi awal Euro 2024 untuk mencapai babak gugur kompetisi. Para favorit sukses melangkah, tapi tidak sesuai prediksi awal.
Kejutan tercipta dengan keberhasilan sejumlah kuda hitam mengungguli mereka yang sebelumnya lebih diunggulkan. Timnas Austria di Grup D merupakan contoh utama.
Masuk grup neraka bersama Prancis, Belanda, dan Polandia, pasukan Ralf Rangnick diperkirakan hanya jadi salah satu peringkat tiga terbaik atau bahkan langsung tersisih dari turnamen.
Advertisement
Namun, kemampuan membekuk Belanda 3-2 disertai kegagalan Prancis menaklukkan Polandia pada matchday terakhir grup membuat mereka mengamankan posisi teratas.
"Kami memulai turnamen dengan kekalahan 0-1 akibat gol bunuh diri melawan Prancis. Kami lalu mendapat tekanan besar di laga kedua versus Polandia karena harus menang untuk menjaga peluang realistis untuk lolos. Maka finis di puncak grup adalah hal yang luar biasa," kata Rangnick dikutip RTL.
Kegagalan Belgia menduduki peringkat pertama Grup E juga menjadi cerita. Padahal Kevin De Bruyne dan kawan-kawan 'hanya' bersaing melawan Rumania, Slovakia, dan Ukraina.
Nama terakhir pun jadi korban sengitnya persaingan sehingga mengepak kopor lebih cepat. Ukraina tercatat sebagai negara pertama yang gagal lolos ke babak gugur walau mengoleksi empat angka sepanjang sejarah turnamen.
Selain Ukraina, turut tersisih runner-up Piala Dunia 2018 Kroasia. Di luar itu, debutan Georgia menyingkirkan Republik Ceko, yang tercatat sebagai juara Piala Eropa 1976 ketika masih jadi bagian Cekoslovakia, menyusul rivalitas Grup F Piala Eropa 2024.
Juara dan runner-up grup mengamankan tiket otomatis ke fase perdelapan final Euro 2024. Mereka adalah Jerman dan Swiss (Grup A), Spanyol dan Italia (Grup B), serta Inggris dan Denmark (Grup C).
Lalu ada Austria dan Prancis (Grup D), Rumania dan Belgia (Grup E), serta Portugal dan Turki (Grup F). Sementara peringkat tiga terbaik adalah Slovenia (Grup C), Belanda (Grup D), Slovakia (Grup E), dan Georgia (Grup F).
Di babak gugur, mereka dipasangkan berdasar formulasi yang sudah ditentukan. Ada satu big match yang tercipta di babak 16 besar, yakni duel Prancis kontra Belgia.
Sementara duel-duel besar berpeluang hadir di perempat final. Jika sukses mengatasi rival, pemenang Prancis vs Belgia berpotensi bersua Portugal. Laga Spanyol vs Jerman dan rematch final eisi 2020 Inggris vs Italia juga bisa hadir pada fase 8 besar.
Tradisi Juara Kejutan Sepanjang Sejarah Euro atau Piala Eropa
Publik jelas menanti pertandingan para raksasa tersebut. Namun, penonton juga akan mencermati sepak terjang para kuda hitam.
Tim-tim non-unggulan memang selalu mendapat hati di kalangan suporter, terutama yang berstatus netral. Sebab, mereka mencerminkan perjuangan dan keberhasilan mengalahkan status quo.
Kebetulan, Piala Eropa atau Euro merupakan salah satu panggung terciptanya kejutan-kejutan besar di sepak bola internasional.
Denmark melakukannya pada edisi 1992 meski pada awalnya tidak lolos turnamen. Saat itu Tim Dinamit menggantikan Yugoslavia yang dilarang ambil bagian akibat sanksi PBB.
Kisah spektakuler lain muncul hampir satu dekade kemudian. Jangankan meraih kemenangan pertama di turnamen besar sepak bola sepanjang sejarah partisipasi, Yunani sampai membawa pulang trofi usai berjaya pada Euro 2004.
Selain dua negara tersebut, beberapa nama juga meraih gelar internasional pertama dan hingga kini satu-satunya di Piala Eropa. Mulai Uni Soviet (1960), Cekoslovakia (1976), Belanda (1988), dan terbaru Portugal (2016).
Advertisement
Siapa Kuda Hitam yang Bakal Juara Euro 2024?
Mungkinkah cerita serupa hadir di Euro 2024? Jangan terkejut jika benar demikian. Seperti kata jargon, sepak bola itu bundar. Semua mungkin terjadi, terlebih karena kompetisi sudah memasuki babak gugur dan hasil laga ditentukan dalam satu pertandingan saja.
Setelah di fase grup, pembunuhan raksasa berpeluang kembali berlangsung mulai babak 16 besar. Apalagi para unggulan juga sejauh ini belum tampil meyakinkan. Kecuali Spanyol, favorit menunjukkan kelemahan yang kemudian dieksploitasi lawan.
Walaupun sempurna di grup, Negeri Matador juga masih diliputi keraguan karena talenta skuad saat ini tidak mentereng seperti periode emas ketika menjuarai tiga turnamen besar secara beruntun (Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, Piala Eropa 2012).
Lalu, siapa kuda hitam yang bisa melangkah paling jauh atau bahkan jadi juara? Silahkan pilih sendiri karena semua memiliki kesempatan untuk melakukannya. "Lolos ke babak gugur Euro 2024 adalah pengalaman istimewa bagi negara kecil seperti kami. Tapi sudah saya katakan sejak awal turnamen, kami tidak datang ke Jerman sebagai turis," tandas pelatih Georgia Willy Sagnol dilansir Xinhua.