Selama ini Sir Alex Ferguson dikenal sebagai manajer yang galak di Manchester United. Tidak ada satu pemain pun yang bisa lolos dari amrah Ferguson di ruang ganti apabila tim tampil buruk.
Bahkan Ferguson tidak segan-segan menyemprot pemainnya ketika ada di pinggir lapangan. Semprotan pria yang posisinya digantikan David Moyes terkenal dengan istilah hairdyer treatment.
Namun menurut mantan punggawa Setan Merah, David Beckham, Ferguson bukan sosok paling galak di Old Trafford. Jika dibandingkan dengan Eric Harrison, Ferguson tak ada apa-apanya.
"(Ferguson) tidak segalak seperti Eric Harrison. Eric Harrison adalah sosok yang ditakuti semua pemain. Manajer jelas memiliki reputasi tersendiri dan punya sisi menyeramkan, tapi kalah jauh dibandingkan dengan Eric Harrison," kata Beckham dikutip Metro, Sabtu (30/11/2013).
Harrison yang melatih tim junior sukses mengorbitkan sejumlah pemain muda yang awalnya kurang diperhitungkan bisa bersinar di Old Trafford di antaranya Paul Scholes, Beckham, dan Ryan Giggs.
Harrison menilai kalau untuk mencetak pemain tak cukup hanya unsur teknik. Ada aspek lain yang lebih penting untuk dibina, yakni mental alias keinginan untuk maju dan terus berkembang.
Bahkan Ferguson tidak segan-segan menyemprot pemainnya ketika ada di pinggir lapangan. Semprotan pria yang posisinya digantikan David Moyes terkenal dengan istilah hairdyer treatment.
Namun menurut mantan punggawa Setan Merah, David Beckham, Ferguson bukan sosok paling galak di Old Trafford. Jika dibandingkan dengan Eric Harrison, Ferguson tak ada apa-apanya.
"(Ferguson) tidak segalak seperti Eric Harrison. Eric Harrison adalah sosok yang ditakuti semua pemain. Manajer jelas memiliki reputasi tersendiri dan punya sisi menyeramkan, tapi kalah jauh dibandingkan dengan Eric Harrison," kata Beckham dikutip Metro, Sabtu (30/11/2013).
Harrison yang melatih tim junior sukses mengorbitkan sejumlah pemain muda yang awalnya kurang diperhitungkan bisa bersinar di Old Trafford di antaranya Paul Scholes, Beckham, dan Ryan Giggs.
Harrison menilai kalau untuk mencetak pemain tak cukup hanya unsur teknik. Ada aspek lain yang lebih penting untuk dibina, yakni mental alias keinginan untuk maju dan terus berkembang.