Cek Fakta: Ilmuwan Memprediksi Virus Corona 2019-nCoV Bisa Membunuh 65 Juta Manusia?

Kabar soal prediksi virus corona baru (2019-nCoV) bisa menewaskan 65 juta manusia viral. Tak hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Cek dulu faktanya sebelum percaya!

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Feb 2020, 12:31 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2020, 12:31 WIB
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)
Ilustrasi Virus Corona 2019-nCoV (Public Domain/Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar soal prediksi virus corona baru (2019-nCoV) bisa menewaskan 65 juta manusia viral. Tak hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri.

Kabar yang beredar mengaitkan simulasi yang dilakukan pada tahun lalu dengan wabah 2019-nCoV yang kini sedang terjadi. Sejumlah media arus utama juga memberitakan hal serupa, dan beberapa kemudian mengoreksinya.

 

Cek Fakta: Ahli Kesehatan Memprediksi Virus Corona 2019-nCoV Bisa Membunuh 65 Juta Manusia?  (Google Search)

 

Simulasi yang dimaksud dilakukan pada Oktober 2019 oleh Johns Hopkins Center for Health Security, the World Economic Forum and the Bill & Melinda Gates Foundation dalam sebuah ajang yang dinamakan Event 201.

Dalam ajang tersebut, sejumlah ahli kesehatan diminta melakukan simulasi, yang menganalisi potensi ancaman Virus Corona -- yang termasuk di dalamnya adalah pemicu Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS).

Hasil simulasi tersebut dikabarkan menyimpulkan bahwa 65 juta orang bisa jadi korban jiwa dalam 18 bulan -- ada juga yang menyebut dalam setahun.

Benarkah simulasi yang dilakukan ilmuwan telah memprediksi virus corona baru (2019-nCoV) bisa menyebabkan kematian 65 juta manusia? Simak penelusuraan Cek Fakta Liputan6.com berikut ini:

 

Penelusuran Fakta

Simulasi yang dilakukan ilmuwan dilakukan dalam ajang Event 201, yang digelar Johns Hopkins Center for Health Security bekerja sama dengan World Economic Forum dan Bill and Melinda Gates Foundation.

Ajang tersebut digelar pada 18 Oktober 2019 di New York. "Simulasi mengilustrasikan area di mana kerja sama publik dan sektor privat dibutuhkan dalam merespon pandemi yang parah untuk mengurangi dampak ekonomi dan sosial yang diakibatkannya," demikian penjelasan terkait Event 201 dalam situs resminya.

Menanggapi kabar yang beredar tersebut, pihak Johns Hopkins Center for Health Security merilis pernyataan untuk meluruskannya. 

 

Cek Fakta: Ahli Kesehatan Memprediksi Virus Corona 2019-nCoV Bisa Membunuh 65 Juta Manusia?  (www.centerforhealthsecurity.org)

Dalam pernyataan tersebut dijelaskan, Center for Health Security dan para mitranya tidak bertujuan membuat prediksi dalam simulasi tersebut. 

Skenario dalam simulasi menggunakan model fiksi pandemi virus corona. "Kami secara eksplisit menyatakan bahwa itu bukanlah prediksi," demikian kutipan pernyataan terebut.

Simulasi tersebut tantangan kesiapsiagaan dan respons yang kemungkinan akan muncul di tengah pandemi yang sangat parah.

"Kami  tidak memprediksi bahwa wabah nCoV-2019 akan membunuh 65 juta orang. "Meskipun dalam simulasi kami menggunakan virus corona tiruan, input yang kami gunakan dalam permodelan dampak potensial dari virus fiksi itu tidak mirip dengan nCoV-2019."

Kabar yang menyebut virus corona baru (2019-nCoV) bisa menewaskan 65 juta manusia telah dicek fakta oleh situs Snopes.com dalam artikel berjudul Did Health Experts ‘Predict’ New Coronavirus Could Kill 65 Million People? pada 31 Januari 2020. Dan, kesimpulannya: SALAH. 

Situs Snopes.com memuat penjelasan U.S. Centers for Disease Control, terkait virus corona.

"Menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS, virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat ditemukan di banyak spesies hewan yang berbeda, termasuk unta, sapi, kucing, dan kelelawar. Dalam kasus yang jarang, virus corona dari hewan bisa menginfeksi manusia dan kemudian menyebar dari orang ke orang seperti dengan MERS dan SARS."

Sementara, 2019-nCoV adalah virus corona yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Pada 30 Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia menyatakannya sebagai darurat global. Pemerintah Tiongkok mengkarantina lebih dari 50 juta orang dalam upaya untuk mengendalikan penyebarannya.

Kabar yang sama juga dibantah situs Factcheck.org dalam artikel berjudul New Coronavirus Wasn’t ‘Predicted’ In Simulation.

Artikel tersebut mengungkap, di tengah maraknya informasi soal Virus Corona, situs teori konspirasi InfoWars memuat klaim berikut: "BILL AND MELINDA GATES FOUNDATION & OTHERS PREDICTED UP TO 65 MILLION DEATHS VIA CORONAVIRUS — IN SIMULATION RAN 3 MONTHS AGO!"

"Yayasan juga mendanai kelompok yang memiliki hak paten atas virus tersebut dan mendanai riset vaksin untuk menghentikan penyebarannua," demikian bunyi sub-judul yang menyesatkan itu.

 

Kesimpulan Klaim

Simulasi yang dilakukan ilmuwan dilakukan dalam ajang Event 201 tidak ada kaitannya dengan wabah Virus Corona 2019-nCoV yang sedang terjadi. 

Virus corona yang digunakan dalam simulasi adalah fiksi dan hasilnya bukanlah prediksi. 

 

Data: Eka M

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya