Percaya Teori Konspirasi di Facebook, Pria Ini Kehilangan Istri karena Virus Corona

Pada awal Mei 2020, saat Brian Hitchens dan Elin terpapar virus corona, tapi mereka masih tidak mempercayainya.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 25 Agu 2020, 12:22 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2020, 11:00 WIB
Ilustrasi Virus Corona
Ilustrasi Virus Corona. (Bola.com/Pixabay)

Liputan6.com, Florida - Seorang pria di Florida, Amerika Serikat, Brian Hitchens menyesali perbuatannya karena sangat percaya teori konspirasi tentang virus corona yang beredar di Facebook. Dia dan istrinya, Erin percaya kalau covid-19 hanya kabar hoaks yang dibuat kalangan elite.

Bahkan, pada awal Mei 2020, saat Brian Hitchens dan Erin terpapar virus corona, mereka masih tidak mempercayainya. Keduanya tidak segera mencari bantuan medis karena menganggap hanya terjangkit flu biasa.

"Saya tidak takut virus ini karena saya tahu Tuhan lebih besar dari virus ini," katanya, seperti dikutip dari 9news.com.au.

Setelah kondisi mereka kian parah, tepatnya pada 12 Mei 2020, Brian mulai berpikir ulang tentang pemahamannya soal virus corona. "Empat setengah bulan lalu, saya masih berpikir kalau virus ini diberitakan secara berlebihan, sampai saya merasa sangat sakit," ujarnya.

Sayangnya, Brian sudah terlambat. Dia kehilangan Erin yang meninggal dunia di awal bulan Agustus 2020 karena virus corona. Kondisi Elin semakin buruk karena mengidap penyakit pernapasan, asma. Sementara Brian selamat.

"Sejak 12 Mei, istri saya harus menggunakan ventilator dan tidak ada tanda-tanda membaik. Istri saya akhirnya sampai di titik terakhir hidupnya bulan ini," ucap Brian yang kini percaya kalau virus corona bukan teori konspirasi.

 

Penyesalan

Ilustrasi Cek Fakta kesehatan
Ilustrasi Cek Fakta

Brian kini merasakan penyesalan yang datangnya terlambat. Kepada BBC, dia berharap tidak ada lagi orang-orang yang percaya dengan teori konspirasi yang tersebar di Facebook.

"Ini adalah virus nyata yang mempengaruhi orang dengan cara berbeda. Saya tidak bisa mengubah masa lalu. Yang saya bisa hanya membuat pilihan lebih baik untuk masa depan."

"Kini, Erin sudah tidak menderita lagi, dia sudah damai. Saya akan terus merindukannya. Namun, saya tahu kalau dia sudah berada di tempat yang lebih baik," ujar Brian menegaskan.

 

 

Ratusan Teori Konspirasi

Sejak bulan Juni lalu, laporan Center for Countering Digital Hate, yang berbasis di Amerika Serikat, menemukan ratusan informasi hoaks tentang virus corona. Informasi itu tersebar dalam 649 postingan di Facebook dan Twitter.

Laporan palsu itu membahas soal obat, propaganda anti-vaksinasi, hingga teori konspirasi seputar sinyal 5G.

 

Himbauan WHO

Pada 5 Juni 2020, WHO, dalam situs resminya, merekomendasikan pemerintah di dunia untuk mendorong rakyatnya menggunakan masker selama pandemi virus corona covid-19.

"Berdasarkan bukti yang berkembang, WHO menyarankan bahwa pemerintah harus mendorong masyarakat umum untuk memakai masker di mana ada penularan yang meluas dan jarak fisik sulit dilakukan," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya