Cek 6 Fakta dan Mitos Virus Corona Covid-19 yang Muncul di Bulan September

Hingga Rabu, 23 September 2020, sudah ada 31,5 juta orang di seluruh dunia yang terinfeksi virus corona.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 24 Sep 2020, 07:01 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2020, 12:00 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Virus corona masih menjadi momok menakutkan bagi penduduk di seluruh dunia. Hingga Rabu, 23 September 2020, sudah ada 31,5 juta orang di seluruh dunia yang terinfeksi covid-19.

Bahkan, di Indonesia, tercatat sudah ada 253 ribu kasus virus corona. Sebanyak, 9.837 orang sudah meninggal dunia akibat wabah ini. Namun, sudah 184 ribu orang Indonesia yang dinyatakan sembuh dari virus corona.

Hingga saat ini, penyebaran virus corona masih belum diketahui bakal berakhir kapan. Bahkan, yang lebih parah lagi, hoaks soal virus corona semakin berkembang hingga bulan ini.

Berikut ini enam hoaks virus corona yang muncul di bulan September, seperti dikutip dari AFP Fact Check:

1. Hoaks soal tabel banyak negara yang membeli alat tes virus corona sejak tahun 2018.

Faktanya: Tabel itu mencantumkan alat kesehatan yang dibeli secara impor dan ekspor pada tahun 2018. Namun oleh Bank Dunia diklasifikasikan sebagai produk Covid-19 pada bulan April 2020. Bank Dunia mengklasifikasikannya untuk mempermudah penggunaan melawan pandemi virus corona.

 

Hoaks Video Tangkal Corona

Konspirasi
Ilustrasi Konspirasi Covid-19 Credit: pexels.com/pixabay

2. Video hoaks menahan napas bisa mengetahui adanya virus corona.

Faktanya: WHO dan para ahli membantah video tersebut. Teknik menahan napas tidak bisa mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Rumah sakit India yang disebutkan dalam video di postingan Facebook tersebut juga sudah membantah teknik menahan napas tersebut.

3. Video hoaks staf medis Rusia berpesta untuk merayakan penutupan ruang isolasi rumah sakit.

Faktanya: Postingan video yang mengklaim itu merupakan kegembiraan tim medis setelah Rusia meluncurkan vaksin covid-19 adalah salah. Itu merupakan video tim medis di RS King Saud, Arab Saudi setelah menutup bangsal isolasi kesehatan.

 

Hoaks Unjuk Rasa

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

4. Foto hoaks unjuk rasa di Seoul menentang adanya virus corona.

Faktanya: Di Facebook beredar foto dan video yang menyebut unjuk rasa menolak adanya virus corona di Seoul, Korea Selatan. Namun faktanya, foto tersebut sudah ada di Internet pada Oktober 2019, empat bulan sebelum kasus pertama virus corona muncul di Korea Selatan.

5. Foto hoaks unjuk rasa menentang adanya lockdown di Berlin, Jerman.

Faktanya: Foto hoaks ini muncul di akhir bulan Agustus hingga awal September 2020, yang menggambarkan adanya unjuk rasa menentang lockdown di Berlin. Namun, foto tersebut merupakan festival musik di Berlin pada tahun 1997.

 

Hoaks Selawat Raja Thailand

Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Miroslava Chrienova via Pixabay

6. Hoaks Raja Thailand Gelar Salawat demi Mencegah Corona

Faktanya: Sebuah video yang diklaim Raja Thailand, Vajiralongkorn tengah menggelar salawat untuk keselamatan rakyatnya dari wabah virus corona Covid-19 beredar di media sosial. Dalam video tersebut, Raja Thailand Vajiralongkorn tampak berdiri sambil membuka tangannya seraya berdoa. Ia terlihat mengenakan setelan jas hitam.

Namun faktanya, video tersebut merupakan peristiwa saat Raja Thailand Vajiralongkorn menghadiri acara peringatan Maulid Nabi pada April 2019 dan tidak ada kaitannya dengan wabah virus corona Covid-19.

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya