Liputan6.com, Jakarta - Google terus berupaya menekan penyebaran hoaks. Salah satunya dengan melakukan peningkatan algoritmanya, agar pengguna mengonsumsi berita dengan sumber yang kredibel.
Saat pengguna mencari informasi maka Google akan menampilkan dari sumber terpecaya. Google bekerjasama dengan lembaga pemerintah, organisasi kesehatan, dan WHO untuk mendeteksi berita sebagai sumber informasi terpecaya.
Google juga meningkatkan bantuan mereka pada organisasi pemeriksa fakta. Mereka menggelontorkan uang hingga 6,5 juta dolar AS agar informasi dari para pemeriksa fakta bisa terpampang dengan jelas di mesin pencarian.
Advertisement
Perubahan terbesar dari mesin pencarian Google adalah pada fitur pencarian otomatis. Untuk prediksi penelusuran, Google mengklaim bahwa sebisa mungkin tidak mengarahkan pada informasi yang salah atau hoaks.
Selain mengubah algoritmanya di mesin pencarian, Google juga menyiapkan langkah-langkah lainnya untuk mencegah penyebaran hoaks. Berikut rangkumannya:
Simak video pilihan berikut ini:
Program Digital Literasi untuk Lanjut Usia Oleh Google
Mediawise, program literasi digital yang didanai oleh Google mengubah fokusnya belakangan ini. Jika awalnya program ini menyasar remaja hingga anak muda, saat ini membidik orang lanjut usia.
Google menyebut salah satu alasannya adalah maraknya hoaks terkait covid-19. Mereka berharap program ini bisa membuat risiko orang lanjut usia terpapar misinformasi soal covid-19 menjadi kecil.
"Kami memutuskan untuk melakukan lompatan demografi yang sangat besar untuk program ini. Sangat penting untuk memberikan edukasi bagi orang usia lanjut," ujar Manajer Mediawise, Katy Byron dilansir nytimes.
"Kami melakukannya bukan karena adanya pemilu, namun karena adanya virus corona covid-19," katanya menambahkan.
Rencananya program Mediawise untuk orang lanjut usia ini akan diadakan secara online mulai 1 Oktober 2020 mendatang. Lulusannya diharapkan bisa mengetahui cara mencari fakta suatu berita dan membagikannya pada komunitas.
Advertisement
Google Indonesia Dukung Pilkada Bebas Hoaks
Google Indonesia mendukung pemilihan kepala daerah serentak yang diselenggarakan Desember 2020. Dukungan tersebut disampaikan oleh Head of Corporate Communications Google Indonesia, Jason Tedjasukmana, dalam diskusi virtual, Senin 26 Agustus 2020.
"Tujuan kami adalah menyediakan informasi yang aktual dan resmi di Google Search untuk membantu para pemilih mengerti, mengikuti dan berpartisipasi dalam proses demokrasi," ujar Jason.
Jason menjelaskan, tiga langkah dilakukan google dalam mendukung jalannya demokrasi. Pertama, Google bekerja sama dengan sumber resmi, lokal, untuk menampilkan informasi tentang tata cara pengambIlan suara.
Selanjutnya, Google menampilkan panel info di laman hasil Search, yaitu sebuah kotak dengan ringkasan informasi penting dan link ke referensi. Panel ini akan muncul saat mencari seseorang atau informasi di Google, termasuk kandidat dan partai dalam pemilu.
Hal ini dilakukan untuk membantu masyarakat lebih mendalami informasi dari hasil pencarian. Terakhir, Google menata ulang informasi pada pencarian umum untuk halaman web yang mungkin berisi informasi yang relevan.
"Agar hasil Search bisa berguna, kami harus menata informasi itu dan sebisa mungkin menyampaikan hasil yang paling relevan dari sumber resmi," ujar Jason.
(Indah Suci Safitri)