Video Hoaks Sepekan: Penyerangan Muslim di Prancis hingga Penangkapan Ketua Aliansi Dokter Sedunia

Beberapa video hoaks telah ditelusuri Cek Fakta Liputan6.com selama sepekan. Berikut rangkumannya.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 09 Nov 2020, 14:57 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2020, 10:08 WIB
banner Hoax
banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kabar hoaks masih beredar di media sosial selama sepekan terakhir. Beberapa di antaranya menyebar dalam bentuk video.

Misalnya saja video yang diklaim sebagai penyerangan terhadap muslim di Prancis. Video tersebut diunggah oleh akun Facebook Ijoel Tjaniago, pada 6 November 2020.

Video yang diunggah menampilkan rangkaian gambar penyerangan terhadap wanita berkerudung.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"هذا ما تتعرض إليه اخواتنا المسلمات المحجبات كل يوم في فرنسا و اوروبا"

Dengan terjemahan kedalam bahasa Indonesia sebagai berikut:

"Ini adalah apa yang saudara-saudara muslim kami alami setiap hari di Prancis dan Eropa."

Namun setelah ditelusuri, video penyerangan wanita tersebut terjadi di Inggris, Rusia, Michigan AS, Belanda dan Australia, bukan di Prancis. Klaim rangkaian video penyerangan terhadap umat muslim di Prancis dan Eropa sebagian salah.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pengerjaan PLTU Morowali yang Dilakukan TKA China

Penelusuran Video Pengerjaan PLTU Morowali oleh TKA China
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video pengerjaan PLTU Morowali oleh TKA China

Cek Fakta Liputan6.com mendapati video yang diklaim merupakan pengerjaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Morowali oleh Tenaga Kerja Asing (TKA) China.

Klaim video pengerjaan PLTU Morowali oleh TKA China diunggah akun Facebook Indra Lestari pada 3 November 2020. Video yang diunggah menampilkan proses pembangunan sebuah infrastruktur.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Video dibawah ini menggambarkan tentang pekerjaan pertaruhan nyawa. Inilah sebagian dari pekerjaan pembangunan PLTU Morowali yg dikerjakan -/+ 500 TKA China.. sudah ditawarkan kpd pekerja lokal tetapi ga ada yg sanggup/mau... jadi mohon tidak menghakimi dan langsung menyalahkanmn pemerintah tanpa paham akar masalah. Anda mau bertaruh nyawa dan adrenali tinggi, toh dulu dibuka kesempatan kpd warga lokal namun tidak berani, nah apa harus dipaksa? Lihat video itu sampai tuntas baru paham. Terimakasih."

Setelah ditelusuri, klaim video pengerjaan PLTU Morowali oleh TKA China tidak benar. Klaim video tersebut palsu, tidak menampilkan pengerjaan PLTU Morowali.

Sebagian video menampilkan pengerjaan proyek jembatan yang membentang di ngarai yang melintasi provinsi Sichuan, Yunnan, dan Kishu. Video lainnya menampilkan proses pembangunan pembangkit listrik energi angin atau Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).

 

Video Penangkapan Ketua Aliansi Dokter Sedunia Penyebar Hoaks Covid-19

Hoaks video penangkapan ketua aliansi dokter
Hoaks video penangkapan ketua aliansi dokter. (Facebook/Novi Yulianti)

Sebuah video sudah ditonton ribuan kali di media sosial, Facebook. Video itu disebut warganet sebagai penangkapan ketua aliansi dokter sedunia. Organisasi ini sempat viral karena memberikan informasi palsu tentang covid-19.

Salah satu akun Facebook yang mengunggah video penangkapan ketua aliansi dokter sedunia adalah Novi Yulianti. Dia memberikan narasi seperti ini untuk videonya:

"Ketua Aliansi Dokter Sedunia Akhirnya Di Tangkap Karena Memberikan Informasi Menyesatkan Tentang Covid".

Dia mengunggah video itu sekitar seminggu yang lalu. Sejak berada di Facebook, video itu sudah ditonton hingga 1,2 ribu kali dan 25 kali dibagikan oleh warga Facebook lainnya.

Setelah ditelusuri, video yang menggambarkan penangkapan ketua aliansi dokter sedunia dapat disimpulkan sebagai hoaks karena narasi keterangan videonya salah.

Faktanya, pria yang ditangkap dalam video tersebut Dr. Heiko Schoning, seorang dokter asal Jerman. Dia ditangkap oleh kepolisian Inggris bersama dua dokter asal Jerman lainnya dengan Dr. Bobo Schiffmann dan Dr. Martin Haditsch.

Mereka ditangkap di London karena memprotes adanya aturan penguncian wilayah atau lockdown yang kedua kalinya di Inggris, akhir September 2020.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya