Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, Sabtu (14/11/2020), ruang digital Facebook ramai membicarakan tentang klaim yang menyebut Indonesia bakal dilanda gelombang panas. Disebutkan beberapa netizen suhu panas di Indonesia bisa mencapai 40 hingga 50 derajat celcius.
Dengan menggunakan CrowdTangle, Cek Fakta Liputan6.com menemukan tiga akun Facebook yang membahas soal klaim gelombang panas melanda Indonesia. Tiga akun itu adalah Awank Darmawan, Norman Good Day, dan Lilis MissMci.
Baca Juga
Begini narasi yang mereka buat untuk klaim cuaca panas di Indonesia:
Advertisement
"Buat saudara ku yang baik
Siapkan diri menghadapi
Gelombang Panas
Banyak Minum yaaa
Hindari minum ES
Minum seteguk demi seteguk jangan langsung
Bisa sampai 40-50 derajat.
Silahkan kondisikan tubuh.
AWAS..!!!!!*
GELOMBANG PANAS KINI MELANDA NEGARA KITA".
Selain di Facebook, klaim ini juga beredar di WhatsApp Group.
Lalu benarkah informasi tersebut?
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com mendapatkan rilis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Rilis itu membantah informasi yang saat ini ramai dibicarakan di media sosial.
Begini rilis dari BMKG:
"TIDAK BENAR GELOMBANG PANAS SEDANG TERJADI DI INDONESIA
1. Beredar pesan berantai melalu media sosial bahwa GELOMBANG PANAS KINI MELANDA NEGARA INDONESIA. Disebutkan bahwa kini cuaca sangat panas, suhu pada siang hari bisa mencapai 40 derajat celcius, dianjurkan untuk menghindari minum es atau air dingin. Berita yang beredar ini tentu tidak tepat, karena kondisi suhu panas dan terik saat ini tidak bisa dikatakan sebagai gelombang panas.
2. Gelombang panas dalam ilmu klimatologi didefinisikan sebagai periode cuaca (suhu) panas yang tidak biasa yang biasanya berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih (sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO) disertai oleh kelembapan udara yang tinggi. Untuk dianggap sebagai gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik, misalnya 5 derajat celcius lebih panas, dari rata-rata klimatologis suhu maksimum, dan setidaknya telah berlangsung dalam lima hari berturut-turut. Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama maka tidak dikatakan sebagai gelombang panas.
3. Gelombang panas umumnya terjadi berkaitan dengan berkembanganya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area secara persisten dalam beberapa hari. Dalam sistem tekanan tinggi tersebut, terjadi pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menuju permukaan (subsidensi) sehingga termampatkan dan suhunya meningkat. Pusat tekanan atmosfer tinggi ini menyulitkan aliran udara dari daerah lain masuk ke area tersebut. Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu area, semakin meningkat panas di area tersebut, dan semakin sulit awan tumbuh di wilayah tersebut.
4. Saat ini, berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia, memang suhu tertinggi siang hari ini mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Tercatat suhu >36C terjadi di Bima, Sabu, dan di Sumbawa pada catatan meteorologis tanggal 12-11-2020. Suhu tertinggi pada hari itu tercatat di Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima yaitu 37,2C. Namun catatan suhu ini bukan merupakan penyimpangan besar dari rata-rata iklim suhu maksimum pada wilayah ini, masih berada dalam rentang variabilitasnya di Bulan November.
5. Setidaknya suhu maksimum yang meningkat dalam beberapa hari ini dapat disebabkan oleh beberapa hal:
- Pada bulan November, kedudukan semu gerak matahari adalah tepat di atas Pulau Jawa dalam perjalannya menuju posisi 23 lintang selatan setelah meninggalkan ekuator. Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi 2 kali yaitu di bulan November dan April, sehingga puncak suhu maksimum mulai dari Jawa hingga NTT terjadi di seputar bulan-bulan tersebut.
- Cuaca cerah juga menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal sehingga terjadi pemanasan suhu permukaan. Cuaca cerah di Jakarta dalam dua hari terakhir berkaitan dengan berkembangnya siklon tropis VAMCO di Laut Cina Selatan yang menarik masa udara dan awan-awan sehinggga menjauhi wilayah Indonesia bagian selatan sehingga cuaca cenderung menjadi lebih cerah dalam 2 hari terakhir.
Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini terkait perubahan iklim, BMKG senantiasa membuka layanan informasi cuaca 24 jam, melalui:
Call center 021-6546318;
http://www.bmkg.go.id;
Follow twitter @infobmkg @infohumasbmkg;
Aplikasi iOS dan android "Info BMKG";atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
Jakarta, 12 November 2020
Â
Biro Hukum dan Organisasi
Bagian Hubungan Masyarakat"
Selain itu, Cek Fakta Liputan6.com juga menemukan rilis tentang gelombang panas melanda Indonesia itu juga bisa ditemukan di akun Twitter Humas BMKG, @InfoHumasBMKG. Begini bantahan dari BMKG di media sosial milik mereka:
TIDAK BENAR GELOMBANG PANAS SEDANG TERJADI DI INDONESIA(A Thread) pic.twitter.com/tamP0kyNCP
— Humas_BMKG (@InfoHumasBMKG) November 14, 2020
Advertisement
Kesimpulan
Informasi soal gelombang panas ekstrem yang akan melanda Indonesia adalah hoaks. BMKG telah membantahnya.
Â
Tentang Cek Fakta
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement