Presiden Majelis Umum PBB: Misinformasi Covid-19 Membawa Kita Mundur

PBB menilai hoaks bakal mempersulit penanganan pandemi yang terjadi di seluruh dunia.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 05 Des 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 05 Des 2020, 07:00 WIB
banner Hoax
banner Hoaks. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sangat serius menanggapi hoaks yang beredar selama pandemi covid-19. PBB menilai hoaks bakal mempersulit penanganan pandemi yang terjadi di seluruh dunia.

Berdasar data dari UN Global Pulse informasi terkait covid-19 sudah dibaca 270 miliar kali secara online. Sayangnya mayoritas informasi tersebut salah dan menyesatkan.

Hoaks soal covid-19 memang sangat beragam. Mulai dari penyebab, cara penyembuhan, obat, hingga yang terbaru soal vaksin yang sedang dikembangkan.

Banyak cara dilakukan untuk menekan penyebaran hoaks terkait covid-19. Termasuk upaya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menggandeng seluruh negara, perusahaan teknologi dan komunitas.

Namun peredaran hoaks terkait covid-19 tetap tak terbendung baik melalui media sosial maupun aplikasi percakapan.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Komentar Presiden PBB

Ilustrasi hoax
Ilustrasi hoax. (via: istimewa)

"Misinformasi membawa kita mundur. Vaksinasi untuk campak, rubela, dan gondok menurun di beberapa tempat karena maraknya hoaks soal vaksin," kata Presiden Majelis Umum PBB, Volkan Bozkir.

"Itu sebabnya saya menyambut baik langkah-langkah yang diambil semua negara dan juga organisasi internasional memerangi infodemik. PBB akan terus berupaya melawan informasi yang salah, stigmatisasi dan saran kesehatan yang berbahaya serta memperkuat kepercayaan pada sains," ujarnya menambahkan.

"Kepercayaan pada lembaga sangat penting karena orang bisa mencari sumber informasi yang tidak kredibel jika kepercayaan itu hilang."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya