Simak 3 Tips Jaga Keamanan Digital Anak Saat Menjelajahi Dunia Maya

Kekhawatiran orang tua pada keamanan online bukan tanpa alasan. Pasalnya mayoritas anak-anak masih menerapkan proses belajar mengajar secara online atau daring.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 09 Feb 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2021, 13:00 WIB
Ilustrasi e-learning, belajar online, belajar daring
Ilustrasi e-learning, belajar online, belajar daring. Kredit: Sandra Schoen via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Keamanan dunia maya menjadi salah satu kekhawatiran orang tua selama pandemi covid-19. Hal ini disampaikan oleh Google yang bekerja sama dengan tim Trust and Safety Research usai menggelar survei pada orang tua di seluruh kawasan Asia-Pasifik dan Amerika Latin.

Kekhawatiran orang tua pada keamanan online bukan tanpa alasan. Pasalnya mayoritas anak-anak masih menerapkan proses belajar mengajar secara online atau daring.

Kebiasaan untuk berinternet secara aman bukan hal mudah bagi anak-anak. Sehingga pendampingan orang tua harus selalu dilakukan agar anak-anak bisa belajar, berkreasi dan menjelajah.

Lalu apa saja tips yang bisa mengatasi kekhawatiran itu? Berikut beberapa diantaranya seperti disampaikan Lucian Teo, Online Safety Education Lead Google.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

1. Lindungi identitas digital mereka

Buat Suasana Kegiatan Belajar Kondusif Bagi Anak
Ilustrasi Sekolah Secara Online Credit: pexels.com/pixabay

Privasi dan keamanan informasi anak-anak adalah kekhawatiran terbesar orang tua yang kami survei. Mereka mengaku cemas dengan risiko penipuan atau peretasan terhadap akun anak.

Berikut beberapa cara mudah untuk melindungi informasi anak Anda:

- Ajari anak cara untuk membuat sandi yang kuat dan tidak mudah ditebak. Hindari sandi sederhana yang menggunakan nama, tanggal lahir, atau bahkan karakter kartun favorit.

- Sebaiknya selalu gunakan platform yang sudah punya reputasi baik terkait keamanan pengguna. Misalnya, kalau menggunakan layanan email seperti Gmail, Anda akan otomatis mendapatkan filter pengaman yang dapat mendeteksi email phising dan mencegah 99,9% serangan phising bahkan sebelum sampai ke kotak masuk Anda.

2. Ketahui dengan siapa yang mereka bicara

Ilustrasi Belajar Online
Ilustrasi Belajar Online (pixabay.com)

Isolasi sosial adalah konsekuensi yang sulit dari pandemi covid-19. Anak-anak kita harus berbicara dengan teman mereka secara online, baik melalui chat teks maupun menggunakan chat suara seperti saat bermain game.

Orang tua harus sadar bahwa saluran komunikasi ini juga bisa dimanfaatkan orang tak dikenal yang berniat buruk untuk menghubungi anak-anak kita. Seperti di dunia nyata, kita harus tahu dengan siapa mereka bicara di internet.

- Coba ajak bicara anak Anda tentang game yang dia mainkan atau video yang dia tonton,serta orang-orang yang dia temui di sana. Saya selalu mengingatkan anak saya untuk langsung memberi tahu saya saat dia menemui situasi online yang membuat tidak nyaman.

Lebih dari 70% orang tua di Asia-Pasifik tidak cukup yakin anak mereka akan memberi tahu mereka jika menemui situasi online yang tidak aman. Bahkan, lebih dari sepertiga orang tua yang kami wawancarai tidak pernah berbicara dengan anak tentang keamanan online. Kita harus bekerja keras untuk meyakinkan anak bahwa kita selalu ada untuk memandu dan melindungi mereka.

- Saat menilai apakah sebuah game cocok untuk anak Anda, penting untuk memeriksa tidak hanya kontennya, tetapi juga apakah game itu memungkinkan komunikasi online dengan orang lain.

Beberapa game multiplayer hanya menyediakan sedikit opsi interaksi sosial, seperti sekadar memberikan suka (like) dan bukan chat tertulis. Ini cukup banyak mengurangi risiko terjadinya interaksi sosial yang tidak diinginkan.

3. Tunjukkan konten yang sesuai dengan usianya

Ilustrasi Belajar
Ilustrasi Belajar (Photo by Andy Falconer on Unsplash)

Ketakutan jika anak menemui konten yang tidak pantas sudah lama menjadi salah satukekhawatiran terbesar orang tua, berdasarkan banyak survei. Ada fitur-fitur keamanan keluarga yang dapat dimanfaatkan orang tua untuk membantu melindungi anak dari konten yang mungkin tidak sesuai dengan usianya.

Akan tetapi, survei menunjukkan bahwa jumlah orang tua yang menggunakan fitur tersebut masih kurang dari 40%. Berikut beberapa fitur yang dapat mulai Anda gunakan segera:

- Jika diaktifkan, SafeSearch di Google dapat membantu memfilter konten eksplisit dihasil penelusuran Google untuk semua jenis penelusuran, termasuk gambar, video, dansitus. SafeSearch didesain untuk memblokir hasil penelusuran yang tidak pantas dari hasil penelusuran Google, misalnya pornografi.

- Kelola perangkat anak Anda dengan membuat akun Google untuknya dan menggunakan Family Link. Ini memungkinkan Anda untuk menambahkan filter pada Google Search, memblokir situs, hanya memberikan akses kepada orang yang Anda izinkan, atau melacak lokasi anak apabila dia memiliki perangkat sendiri.

- Tersedia banyak kontrol orang tua di YouTube Kids. Anda dapat membatasi waktu penggunaan, hanya menampilkan video yang Anda setujui, atau memilih konten yang sesuai dengan usia anak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya