Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap barcode pada vaksin. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Ita Muraya, pada 2 Agustis 2021.
Unggahan klaim video Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap barcode pada vaksin, berupa video yang menayangkan Budi Gunadi Sadikin sedang berbicara.
Baca Juga
Berikut transkrip pembicaraan Budi Gunadi Sadikin dalam video tersebut:
Advertisement
"Di setiap titik di setiap lokasi di mana interaksi manusia tinggi akan terjadi itu akan membantu kita menerapkan protokol kesehatan dengan baik, yang saya harapkan nantinya aplikasi peduli lindungi ini yang juga dipakai sebagai dasar aplikasi vaksinasi bisa mendeteksi.
Kalau saya Budi Sadikin datang ke restoran Xi Jin di misalnya di Denpasar kita tap barcodenya nanti restoran itu akan tau oh Budi Sadikin ini sudah divaksin, kalau Budi Divaksin sudah divaksin dengan keluarganya dia satu meja boleh berempat dan boleh bukan masker semua, jadi nanti langsung diarahkan ke satu meja boleh buka masker satu meja berempat.
Kalau datang misalnya ada orang lain namanya si Tomi datang ke Xi Jin Denpasar dia scan ternayta bilang bahwa orang ini belum divaksin, maka dia diarahkan ke satu meja di mana berbeda dengan meja lain lebih terisolasi dia tetap pakai masker kecual saat makan, dengan demikian kita bisa atur protokol"
Unggahan video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"JADI BENER YAA ADA MICRO CHIP NYA....?? 😬
MULAI TERBUKA SEMUA, KEMANA-MANA CUKUP BARCODE VAKSIN 😔😔😔https://t.co/FPbVFk09ZW"
Benarkah klaim video Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap barcode pada vaksin? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap barcode pada vaksin, dengan menangkap layar video tersebut untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image.
Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Kemenkes Luncurkan Aplikasi "Contact Tracing" Covid-19 di Bali" yang dimuat situs ekbis.beritabali.com, pada 1 Juli 2021.
Artikel tersemu memuat foto yang identik dengan klaim video.
Artikel situs ekbis.beritabali.com menyebutkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Bali dan Dinas Kesehatan Provinsi Bali meluncurkan QR Code untuk aplikasi Peduli Lindungi di Nusa Dua, Kamis (1/7).
Peluncuran dilakukan secara simbolik dengan melakukan scan QR Code oleh Gubernur Bali yang diwakili oleh Kepala Dinas Kominfo Provinsi Bali Gede Pramana didampingi oleh I Gusti Ngurah Ardita Managing Director Nusa Dua - ITDC Nusa Dua yang juga mewakili GIPIBALI/BTB serta perwakilan dari Bank BCA, Bank Mandiri, BRI dan BNI serta disaksikan secara virtual oleh Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI.
Peduli Lindungi merupakan aplikasi untuk menelusuri kontak tracking & tracing demi memperkuat upaya penurunan penyebaran COVID-19. Aplikasi ini membantu meningkatkan partisipasi masyarakat guna melaporkan lokasi dan riwayat perjalanan selama pandemi.“Peran serta masyarakat terutama kerelaan mereka untuk melaporkan secara mandiri lokasi dan riwayat perjalanannya selama pandemi, sangat membantu penguatan 3T (Test, Tracing, dan Treatment) yang dijalankan pemerintah. Oleh karena itu, tracking dan tracing melalui aplikasi teknologi bukan hanya mempermudah masyarakat untuk melakukan pelaporan, bahkan saat sedang melakukan perjalanan, namun juga membuat pengguna merasa aman,” ujar Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI pada peluncuran QR Code Aplikasi Peduli Lindungi, Kamis (1/7).
Menkes menambahkan lewat aplikasi Peduli Lindungi, masyarakat juga akan dengan mudah mengetahui wilayah-wilayah mana yang menjadi zona merah secara real-time. “Penggunaan aplikasi ini kembali menjadi bukti bahwa teknologi dapat sangat bermanfaat untuk membantu kehidupan masyarakat jika digunakan secara positif. Harapannya pemanfaatan aplikasi ini dapat membantu pemerintah melacak pasien COVID-19 sehingga dapat menekan resiko penyebaran virus,” tambah Menkes.
Peluncuran aplikasi QR Code Peduli Lindungi sangat membantu pemerintah dan masyarakat dalam melacak penyebaran virus COVID-19. Pertama, aplikasi ini membuat pergerakan masyarakat menjadi lebih aman dengan memberikan notifikasi lokasi zona merah secara real-time bagi pengguna aplikasi sehingga dapat membantu meningkatkan kewaspadaan saat berada di wilayah dengan risiko penularan tinggi.
Kedua, aplikasi Peduli Lindungi yang menggunakan fitur QR Code membantu masyarakat yang sedang bepergian untuk tidak perlu berdesakkan ketika melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen perjalanan. Semua bisa dilakukan dengan mudah melalui ponsel tanpa takut tertular.
Ketiga, data-data pribadi pengguna aplikasi Peduli Lindungi akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan tracing.
Mengenai perlindungan data pribadi pada aplikasi Peduli Lindungi silakan akses di pedulilindungi.id/kebijakan-privasi-data.
Dalam acara peluncuran QR Code Peduli Lindungi ini, Kemenkes dan Pemerintah Daerah Provinsi Bali juga bekerja sama dengan sejumlah bank yang akan membantu menerapkan penggunaan QR Code Peduli Lindungi kepada seluruh merchant yang menggunakan layanan mereka. Hal ini tentu saja akan sangat membantu semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan aplikasi Peduli Lindungi sehingga akan meningkatkan upaya tracing pemerintah.
“Kami kembali berterima kasih kepada pihak swasta yang turut mendukung pemerintah sejak awal dalam penanganan pandemi COVID-19. Saya percaya bahwa modal besar yang dimiliki bangsa Indonesia, yaitu kebersamaan dan semangat gotong royong, dapat membantu kita keluar dari pandemi ini bersama-sama,” ujar Menkes.
Penelusuran juga mengarah pada video berjudul "[LIVE] Peluncuran Program Implementasi Digital Tracing Peduli Lindungi" yang dimuat akun YouTube Kemeterian Kesehatan RI.
Video yang diiunggah akun YouTube Kemeterian Kesehatan RI identik dengan klaim yang disajikan secara utuh. Dalam video tersebut Budi Gunadi Sadikin berbicara pada menit ke 14.06.
Berikut pembicaraan Budi Gunadi Sadikin dalam video tersebut:
"Rekan-rekan kita ketahui bahwa penularan Covid naik kembali, dan memang bisa saya sampaikan di sini tujuan utama dari menanganai pandemi ini adalah mengurangi laju penularan dan ada empat strategi yang harus dijalankan berbarengan untuk mengurangi laju penularan, kalau secara ilmu epidemologi saya diajari oleh ahlinya bilang tujuan utama pandemi adalah menurunkan replication rate (rt) nya di bawah satu, kalau pakai bahasan gampangnya mengurangi laju penularan.
Strateginya dibilangin para epidemologi itu ada tiga gimana RTnya dibawah satu secara rumus matematis artinya tergantung jenis virusnya yang kita tidak bisa tentukan karena itu lahir dari sana, kedua berapa sering orang yang terkena itu menularkan frekuensinya seperti apa, dan ke tiga masa ivectiusnya seperti apa. Yang nomor satu ga bisa dikontrol yang dua dan tiga bisa dikontrol, jadi untuk mencapai RT di bawah satu ada tiga variabel yang digunakan para epidimolog untuk mencapai RT di bawah satu.
Bahasa gampangnya itu diterjemahkan bahwa kalau jenis virusnya kita tidak bisa tentukan karena mutasinya terus terjadi, untuk ke dua mengurangi kontak bisa dilakukan dengan strategi pertama protokol kesehatan stratgi ke dua testing, tracing, isolasi.
Sedangkan bagaimana memperpendek masa invectios dengan vaksinasi dipercepatkaren aanit bodi kita segera menyerang virusnya sehingga masa ainveectiousnya kecil. Itu tiga dari empat strategi karena strategi ke empat kalau udah kena masuk rumah sakit kita rawat.
Cuma yang saya mau tekankan di sini empat strategi ini perlu dijalankan dengan benar, saya sangat khawatir banyak masyarkat berfikir bahwa vaksinasi adalah satu-satunya strategi kita mengatasi pandemi ini. Saya mesti bilang tidak.
Protokol kesehatantesting tracing isolasi tetap harus dijalankan sama kecangnya dengan vaksinasi, vaksinasi saja tidak cukup. Kita lihat Israel yang sudah divaksin Pfizer hampir 70 persen dari jumlah penduduk naik kembali dengan cepat karena mereka terlalu buru-buru melonggarkan protokol kesehatan, Inggris yang sudah divaksinasi 60 persen dengan Astrazeneca naik kembali hampir semua negara di Eropa naik kembali walau sudah divaksin Astrazeneca, Pfizer dan lain-lain, memang Amerika tidak atau belum, tapi semua negara-negara yang sudah divaksinasi tapi kemudian melonggarakan protokol kesehatannya dengan cepat itu naik kembali.
Saya berharap itu tidak terjadi di Bali karena di Bali, karna Bali vaksinasinnya salah satu yang tertinggi, tapi jumlah kasusnya naik lagi, yang masuk rumah sakit naik lagi jadi temaan di Bali tolong hati-hati.
Vaksinasi itu bukan segalanya kita ingin Bali sehat Bali hijau Bali bisa segera beroperasi kembali, tapi kita lihat bahwa vaksinasi salah satu dari empat strategi yang secara hati-hati kita jalankan bersama agar tidak terkena, karena sekarang waktu saya habis untuk menangani Jawa yang penyakitnya sangat tinggi, saya senang Bali tidak saya berdoa Bali tidak, terutama semester dua ini kita melakukan kegiatan yang terkur.
Nah teman-teman vaksinasi di Bali sudah sangat bagus dan itu tetap terjaga, target kami sampai Agustus itu selesai, nah saya titip strategi pertama dan kedua jangan kendor yaitu strategi protokol kesehatan dan strategi testing, tracing dan isolasi dan itu harus diperkaya dengan teknologi agar nanti semua orang bisa melihat Bali sebagai model, bukan hanya di Indonesia tetapi di dunia bagaimana mengatasi pandemi ini dengan benar dan juga hasilnya terlihat jelas.
Implementasi aplikasi peduli lindungi ini menjawa dua strategi, pertama ini digunakan untuk protokol kesehatan. Bapak ibu dengan adanya barcode disetiap titik di setiap lokasi di mana aktifitas interaksi manusia tinggi akan terjadi itu akan membantu menerapkan protokol kesehatan yang baik.
Yang saya harapkan nantinya aplikasi peduli lindungi ini yang juga dipakai sebagai dasar aplikasi vaksinasi bisa mendeteksi.
Kalau saya Budi Sadikin datang ke restoran Xi Jin di misalnya di Denpasar kita tap barcodenya nanti restoran itu akan tau oh Budi Sadikin ini sudah divaksin, kalau Budi Divaksin sudah divaksin dengan keluarganya dia satu meja boleh berempat dan boleh bukan masker semua, jadi nanti langsung diarahkan ke satu meja boleh buka masker satu meja berempat.
Kalau datang misalnya ada orang lain namanya si Tomi datang ke Xi Jin Denpasar dia scan ternayta bilang bahwa orang ini belum divaksin, maka dia diarahkan ke satu meja di mana berbeda dengan meja lain lebih terisolasi dia tetap pakai masker kecual saat makan, dengan demikian kita bisa atur protokol"
Sumber:
https://www.ekbis.beritabali.com/read/2021/07/01/202107010027/kemenkes-luncurkan-aplikasi-contact-tracing-covid-19-di-bali
https://www.youtube.com/watch?v=nfJdjL_iSwI
Advertisement
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap barcode pada vaksin tidak benar.
Barcode yang dimaksud dalam video tersebut adalah barcode pada aplikasi Peduli Lindungi yang diluncurkan Kementerian Kesehatan bukan pada vaksin.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement