Liputan6.com, Jakarta - Tes menggunakan PCR masih menjadi pendeteksi terbaik untuk menguji ada tidaknya virus covid-19 di tubuh seseorang. Sayangnya hoaks terkait PCR masih kerap muncul di masyarakat.
Baca Juga
Advertisement
Lalu apa saja hoaks terkait PCR tersebut? Berikut beberapa di antaranya:
1. Cek Fakta: Tidak Benar Perangkat dalam Video Ini Membuktikan Alat Test PCR Mengandung Radio Aktif
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video alat test PCR mengandung radio aktif, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook pada 8 Februari 2022.
Unggahan klaim video alat test PCR mengandung radio aktif menampilkan seorang yang membuka alat test PCR dari tempat berbentuk tabung, ketikan alat tersebut dikeluarkan terdapat bunyi alarm dari sebuah alat berbentuk kotak berwarna hitam yang terdapay layar mengeluarkan angka digital ketika alat PCR didekatkan. Dalam video tersebut terdengar suara seorang wanita berbahasa Jerman yang menarasikan alat tersebut terkontaminasi radio aktif dan membuktikannya dengan alat uji.
Pada video terdapat tulisan "Say no to any kind of PCR testing ever from this medical system from this point forward"
Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"PCR TESTIDE RADIOAKTIIVNE KIIRGUS"
Benarkah klaim video alat test PCR mengandung radio aktif? Simak dalam artikel berikut ini...
2. Cek Fakta: Tidak Benar Hasil Tes pada Kemasan Alat PCR dalam Video Ini untuk Mencari Target Pasien Covid-19
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video hasil tes pada kemasan alat PCR untuk mencari target Covid-19. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 22 November 2021.
klaim video hasil tes pada kemasan alat tes PCR untuk mencari target Covid-19, menampilkan seorang yang mengeluarkan dua kemasan benda dari kotak putih bertuliskan "RAPID TEST DEVICE".
Pada kedua kemasan tersebut juga terdapat tulisan "COVID-19 Ag RAPID TEST DEVICE", satu kemasan terdapat tulisan "Negatif Control" dan satu kemasan berikutnya bertuliskan "Positif Control".
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Kalau yang di test PCR kemudian hasilnya positif,bukan berarti antum terpapar virus!Tetapi kalian sudah di target untuk jadi sasaran mereka!
Alat test yang sudah disediakan positive & negative‼️"
Benarkah klaim video hasil tes pada kemasan alat tes PCR untuk mencari target Covid-19? Simak dalam artikel berikut ini...
3. Cek Fakta: Informasi Salah Tentang Rapid Tes dan PCR Covid-19 Ini Bukan Tulisan Najwa Shihab
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim tulisan Najwa Shihab tentang rapid tes dan PCR Covid-19, informasi tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.
Berikut klaim tulisan Najwa Shihab tentang rapid tes dan PCR Covid-19:
"PENTING DIBACA DAN DIPAHAMI UNTUK DIKETAHUI.‼
NAJWA SIHAB KOMEN
KITA BUKAN BODOH TAPI DIBODOHKAN, KITA TIDAK MISKIN TAPI DIMISKINKAN OLEH SEBUAH SISTEM.
Rapid tes itu cek darah, sedangkan covid-19 tidak masuk ke DARAH
Rapid tes cuma cek antibodi reaktif / muncul atau non reaktif bukan cek VIRUS.
Orang FLU kalo ikut rapid tes hasilnya pasti POSITIF karena antibodinya reaktif muncul.
Jadi hasil rapid tes POSITIF belum tentu kena CORONA Itu hanya menunjukkan ANTIBODINYA reaktif/muncul.
PCR tes pun hanya menunjukkan/mengindikasi keberadaan adanya VIRUS tapi gak bisa mejunjukan itu virus apa dan juga gak bisa Membedakan antara virus hidup dan virus mati akibat sudah di bunuh sama antibodi kita.Tes PCR akan memberikan petunjuk hasil positif jika ada virus tapi tidak bisa nengidentifijasi virus jenis apa dan virus hidup atau virus mati.
Selama ini tidak ada yang meninggal disebabkan murni karena Virus Corona.
Jadi kemungkinan yang kata media bertambah banyak yang kena corona / covid 19, diliat dari hasil rapid tes itu belum tentu kena covid-19, Sekali lagi rapid tes cuma mendeteksi antibodi seseorang muncul / reaktif apa tidak, Sedangkan orang flu aja antibodinya pasti muncul /reaktif jika dikakukan rapid tes dengan hasilnya pasti akan positif.
Jadi waspada boleh, Takut juga boleh, Tapi tidak perlu berlebihan sampai ketakutan akut / depresi, Sebab itu akan mempengaruhi imun kita menurun dratis / drop.
Contoh kasus, seseorang panik ketakutan kena corona otomatis jantungnya berdebar kencang mengakibatkan sesak nafas dan besok meninggal.
Contoh kasus ketiga seseorang dengan aktifitas tinggi bekerja terlalu keras lupa istirahat badannya kelelahan jadi lemah, sress dari tes medis meninggalnya bukan karena virus corona tapi karena masuk virus lainya disebabkan imun turun karena kelelahan dan stress berat.
Semoga kita semua semakin paham tentang Covid-19 ini. Dan mindset / pola pikirnya berubah menjadi tenang dan selalu positif menghadapi segala situasi dan kondisi yang tidak menentu saat ini.
#tetaptenang#tetapsemangat#tetapenjoy#janganpanik#janganemosi#jangansusah
Blokir semua postingan postingan gambar/berita yang negatif dan menakutkan segera hapus, selalu berpikir positif, selalu bersyukur perbanyak doa semoga kita semua senantisa di berikan keselamatan didunia dan diahirat Aamiin.
✒ sumber Najwa Shihab".
Benarkah klaim tulisan Najwa Shihab tentang rapid tes dan PCR Covid-19? Simak dalam artikel berikut ini...
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement