Mitos Kesehatan Sepekan: WHO Akui Tes PCR Bermasalah hingga Makan Kepiting dan Susu Bersamaan Sebabkan Keracunan

Beberapa kabar hoaks dan mitos kesehatan masih bermunculan di media sosial. Berikut penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 25 Apr 2022, 13:11 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2022, 13:00 WIB
ilustrasi Cek Fakta kesehatan
ilustrasi Cek Fakta

Liputan6.com, Jakarta - Informasi hoaks terus bermunculan di media sosial, tidak terkecuali hoaks dan mitos kesehatan yang dapat mempengaruhi masyarakat.

Salah satunya klaim tentang WHO akhirnya mengakuti test PCR bermasalah. Informasi tersebut diungguah salah satu akun Facebook, pada 8 Februari 2022.

Unggahan klaim WHO akhirnya mengakuti test PCR bermasalah berupa tangkapan layar yang terdapat tulisan "WHO AKHIRNYA MENGAKUI TEST PCR BERMASALAH'

Written by John O'Sullivan

Dalam tangkapan layar tersebut juga terdapat lambang WHO dan tulisan "WHO Information Notice for IVD Users"

Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"WHO buang badan!! dan tak bisa memberikan jaminan kapan pandemi berakhir trus siapa yg mau dituntut dgn banyaknya korban? para nakes yg sdh memberikan obat yg salah krn Test PCR salah diagnosa??? TEPOK JIDAT!!"

Namun setelah ditelusuri, klaim WHO akhirnya mengakui test PCR bermasalah ternyata tidak benar.

Dalam tangkapan layar dokumen WHO yang dicantumkan dalam klaim tidak ada pernyataan WHO yang menyebutkan test PCR bermasalah.

Selain informasi WHO akhirnya mengakui test PCR bermasalah, terdapat mitos kesehatan lain yang telah ditelusuri selama sepekan. Berikut rangkumannya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Tidak Benar yang Tidak Divaksin Lebih Sehat Dibanding Divaksin

Penelusuran klaim orang yang tidak divaksin lebih sehat ketimbang yang divaksin
Penelusuran klaim orang yang tidak divaksin lebih sehat ketimbang yang divaksin

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim orang yang tidak divaksin lebih sehat ketimbang yang divaksin. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 12 April 2022.

Unggahan klaim orang yang tidak divaksin lebih sehat ketimbang yang divaksin, berupa tangkapan layar dengan tulisan sebagi berikut.

"BIG Study finds unvaccinated are heal thier than vaccinated"

Namun setelah ditelusuri, klaim orang yang tidak divaksin lebih sehat ketimbang yang divaksin tidak benar. Faktanya, vaksin akan membuat kekebalan di dalam tubuh semakin kuat mengenali dan melawan penyakit.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

Makan Kepiting dan Susu Bersamaan Sebabkan Keracunan

Gambar Tangkapan Layar Makan Kepiting dan Susu Bersamaan Bisa Sebabkan Keracunan (sumber: Facebook).
Gambar Tangkapan Layar Makan Kepiting dan Susu Bersamaan Bisa Sebabkan Keracunan (sumber: Facebook).

Kabar tentang makan kepiting dan susu saat bersamaan dapat menyababkan keracunan beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 22 Agustus 2021.

Akun Facebook tersebut mengunggah gambar berisi narasi bahwa makan kepiting dan susu bersamaan dapat menyebabkan keracunan. Berikut narasinya:

"Tolong beritahu seluruh orang yang ada di sebelah kalian, setelah makan kepiting jangan minum susu, juga tidak boleh makan pisang, bisa beracun, semestinya sudah ada di berita, ada anak yang belum sampai rumah sakit sudah meninggal, tidak peduli kalian sesibuk apapun harus memforward pesan ini, tidak lebih dari semenit kok"

"Sekedar informasi luurr mugi bermanfaat," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 22 ribu kali dibagikan dan mendapat 135 komentar warganet.

Setelah ditelusuri, kabar tentang makan kepiting dan susu saat bersamaan dapat menyababkan keracunan ternyata tidak benar. Mengonsumsi susu dan pisang setelah makan kepiting tidak berpengaruh karena tidak ada hubungannya.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya