Liputan6.com, Jakarta - Kolaborasi dalam meningkatkan kecakapan digital masyarakat Indonesia diperlukan. Tenaga Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bidang Tata Kelola dan Budaya Digital, Donny Budhi Utoyo, menyampaikan upaya kolaborasi ini melibatkan pemerintah dan juga masyarakat.
"Literasi digital ini tidak cuma Kemenkominfo saja yang berperan tapi perlu juga kolaborasi dengan multi stakeholder" ujar Donny dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/07/2022), seperti dikutip dari Antara.
Pada 2021, Kemenkominfo bersama dengan Katadata Insight Center mengadakan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia. Dengan perolehan angka sebesar 3.49 dari 5.00, yang menandakan Indonesia masih dalam kategori "sedang".
Advertisement
Melihat angka tersebut, Kominfo pun menyajikan pelatihan Training of Trainers (ToT) dengan materi-materi yang berkaitan dengan empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Selain program tersebut, Kominfo bersama program Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi (GNLD)melaksanakan pelatihan Training of Trainers (ToT) Literasi Digital di Kota Banda Aceh bagi kelompok masyarakat seperti Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK), sahabat difabel Aceh, Universitas Teuku Umar (UTU), dan Gerakan Pemuda Sehat Aceh (GPs).
"Tujuan penyelenggaraan tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan para calon trainers yang diharapkan dapat mengedukasi serta mengajak masyarakat mengenal dan memahami literasi digital pada segmen kelompok masyarakat dalam mendukung tercapainya target kumulatif sebesar 50 juta orang mendapatkan literasi di bidang digital di tahun 2024" jelas Donny.
Sekretaris Dinas Kominfo, Informatika dan Statistik Kota Banda Aceh, T Taufik Mauliansyah, turut menanggapi pelatihan tersebut. Ia berharap pelatihan itu dapat mewujudkan masyarakat yang cakap teknologi dan media digital dengan benar dan bertanggung jawab.
Selain itu juga, pelatihan ini diharapkan dapat bersifat inklusif dengan melibatkan masyarakat dari berbagai golongan dan lapisan bersama anggota komunitasnya.
"Proses transfer knowledge literasi digital ini perlu melibatkan seluruh stakeholder di suatu kawasan, baik negara, provinsi, maupun kabupaten atau kota. Misalnya dengan melibatkan komunitas kepemudaan, komunitas keagamaan, komunitas perempuan, komunitas difabel, komunitas karyawan perusahaan swasta, BUMN, BUMD, dan stakeholders lainnya,” ucap Taufik.
Penulis: Viona Pricilla/Universitas Multimedia Nusantara
Sumber:
https://www.antaranews.com/berita/2975041/kemenkoinfo-perlu-kolaborasi-untuk-wujudkan-indonesia-cakap-digital
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement