6.318 Hoaks Seputar Covid-19 Tersebar di Medsos, Simak Rinciannya

Peredaran hoaks seputar Covid-19 masih terus berlangsung, jumlahnya pun saat ini telah menginjak ribuan

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Agu 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2022, 20:00 WIB
Angka Kematian Pasien Covid-19 saat Isolasi Mandiri Melonjak
Proses pemakaman pasien Covid-19 isolasi mandiri di TPU Pondok Kelapa, Jakarta, Selasa (13/7/2021). Para pasien isolasi mandiri ini meninggal karena berbagai alasan, mulai dari terlambat mendapatkan pertolongan, rumah sakit penuh hingga tidak terpantau dengan baik. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta- Peredaran hoaks seputar Covid-19 masih terus berlangsung, jumlahnya pun saat ini telah menginjak ribuan. Sebaiknya kondisi ini harus diwaspadai agar kita tidak tersesat oleh informasi yang salah.

Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebaran hoaks seputar Covid-19 hingga 14 Agustus 2022 mencapai 6.318 ungghan, dengan temuan isu hoaks seputar Covid-19 mencapai 2.223 konten.

Dikutip dari situs resmi Kominfo, 6.318 hoaks seputar Covid-19 tersebar diberbagai mendia sosial. Facebook paling banyak digunakan untuk menyebar hoaks seputar Covid-19, dengan sebaran mencapai 5.547.

Sebaran hoaks seputar Covid-19 terbesar ke dua terdapat di Twitter, sebanyak 608 unggahan informasi palsu seputar penyakit tersebut diunggah hingga 14 Agustus 2022.

TikTok menjadi media sosial yang dimanfaatkan untuk menyebarkan hoaks seputar Covid-19 terbanyak ketiga, dengan 56 sebaran.

Sedangkan sebaran hoaks seputar Covid-19 terbanyak keempat berada di YouTube, dengan 55 sebaran. Instagram menjadi media sosial kelima terbesar yang dimanfaatkan untuk menyebar informasi palsu seputar penyakit yang diakibatkan virus SARS-CoV-2 tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Hoaks Terkini Seputar Covid-19, Simak Daftarnya

Hoaks seputar Covid-19 semakin beragam, sehingga kita harus tetap mewaspadai informasi yang didapat sebab tidak semuanya benar.

Untuk memudahkan masyarakat membedakan informasi hoaks dan benar, Cek Fakta Liputan6.com pun telah melakukan sejumlah penelusuran informasi seputar Covid-19, hasilnya sebagian terbukti hoaks.

Berikut kumpulan hoaks seputar Covid-19.

1. Vaksin adalah Penipuan karena Tetap Pakai Masker dan Bisa Sakit

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim vaksin adalah penipuan karena tetap pakai masker dan masih bisa sakit, informasi tersebut diunggah salah satu pengguna Facebook, pada 31 Juli 2022.

Unggahan klaim vaksin adalah penipuan karena tetap pakai masker dan masih bisa sakit, tersebut berupa tulisan yang menyebutkan jika setelah divaksin masih memakai masker dan sakit harus mengakui kalau telah ditipu.

Berikut tulisan klaim vaksin adalah penipuan karena tetap pakai masker dan masih bisa sakit.

"Jika Anda masih membutuhkan booster setelah divaksinasi penuh... dan masih perlu dites... dan masih perlu memakai masker... dan masih dirawat di rumah sakit...Itu mungkin saat Anda mengakui bahwa Anda telah ditipu.

FAKTA BAHWA ANDA BERPIKIR INI NORMAL, ITU BUKAN NORMAL."

Benarkah klaim vaksin adalah penipuan karena tetap pakai masker dan masih bisa sakit? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini.

2. Cacar Monyet Hanya Beredar di Negara yang Menggunakan Vaksin Pfizer

Beredar di media sosial posting-an yang menyebut cacar monyet hanya beredar di negara yang menggunakan vaksin Pfizer. Posting-an ini beredar sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu akun ada yang mem-posting-nya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 9 Agustus 2022.

Dalam posting-annya terdapat gambar artikel berjudul "Monkeypox Is Only Circulating In Countries Where Pfizer Vaccine Has Been Distributed" atau dalam Bahasa Indonesia "Cacar Monyet hanya beredar di negara yang menggunakan vaksin Pfizer"

Lalu benarkah postingan yang menyebut cacar monyet hanya beredar di negara yang menggunakan vaksin Pfizer? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

3. Kalium Klorida pada Vaksin Pfizer Bahayakan Jantung dan Mematikan

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim kandungan Potassium chloride atau Kalium klorida pada vaksin Pfizer membahayakan jantung dan mematikan. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Twitter, pada 3 Agustus 2022.

Unggahan klaim kandungan Kalium klorida pada vaksin Pfizer membahayakan jantung dan mematikan, berupa tulisan sebagai berikut.

"Pfizer yg terbaru mempunyai kandungan potasium chlorida.

Senyawa ini yg sangat membahayakan jantung,dan biasanya di gunakan untuk euthanasia bagi tahanan terpidana mati.Artinya vaksin untuk eksekusi terpidana mati."

Tulisan tersebut dilengkapi dengan foto komposisi vaksin pfizer.

Benarkah klaim kandungan Kalium klorida pada vaksin Pfizer membahayakan jantung dan mematikan? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya