Cek Fakta: Tidak Benar Mendeteksi Stroke dengan Menggerakkan Jari Tangan

Beredar klaim tentang menggerakkan jari tangan dapat mendeteksi penyakit stroke. Benarkah?

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 31 Okt 2022, 16:13 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2022, 16:00 WIB
Gambar Tangkapan Layar Klaim Menggerakkan Jari Tangan Bisa Mendeteksi Stroke (sumber: Facebook).
Gambar Tangkapan Layar Klaim Menggerakkan Jari Tangan Bisa Mendeteksi Stroke (sumber: Facebook). 

Liputan6.com, Jakarta - Klaim tentang menggerakkan jari tangan dapat mendeteksi penyakit stroke beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 1 Oktober 2022.

Akun Facebook tersebut mengunggah video berisi tata cara mendeteksi stroke dengan jari tangan. Masyarakat diminta untuk menempelkan jari tengah dan telunjuk. Kemudian menempelkan jari manis dan ibu jari, setelah itu menggerakkan jari kelingking.

"Untuk mengetahui stroke atau tidak Satukan telunjuk dengan jari tengah, kemudian jari manis dengan ibu jari. Di saat posisi seperti ini, goyangkan jari kelingking anda. Jika masih bisa bergoyang, otak anda masih aman," demikian narasi dalam video tersebut.

"Mengenali anda ada gejala stroke atau tidak," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 1.100 kali dibagikan dan mendapat 139 komentar dari warganet.

Benarkah menggerakan jari tangan bisa mendeteksi penyakit stroke? Berikut penelusurannya.

 

Penelusuran Fakta

CEK FAKTA Liputan6
CEK FAKTA Liputan6 (Liputan6.com/Abdillah)

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim menggerakan jari tangan bisa mendeteksi penyakit stroke. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "mendeteksi stroke dengan jari tangan" di kolom pencarian Google Search.

Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah klaim tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Viral, Video Cara Cek Risiko Stroke dengan Jari, Ini Kata Dokter" yang dimuat situs kompas.com pada 17 Oktober 2022.

Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa mendeteksi stroke dengan menggunakan cari ternyata tidak tepat dan tidak ada hubungannya.

"Tidak ada hubungan sama sekali," kata Dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Royal dan National Hospital Surabaya, Bambang Kusnardi.

"Kalau untuk mengetahui risiko stroke, ya kurang tepat," tambah dia.

Alih-alih menggunakan jari, dr Bambang mengatakan bahwa ada 2 hal yang bisa digunakan untuk memastikan apakah seseorang itu berpotensi terkena stroke atau tidak.

"Ada 2 (cara untuk mengetahui risiko stroke). Pertama tidak bisa di apa-apakan, kedua bisa dikendalikan," kata Bambang.

Adapun risiko stroke yang tidak bisa dikendalikan itu di antaranya usia, jenis kelamin, dan ras.

Referensi:

https://www.kompas.com/tren/read/2022/10/17/162500165/viral-video-cara-cek-risiko-stroke-dengan-jari-ini-kata-dokter?page=all

 

Kesimpulan

Klaim menggerakan jari tangan bisa mendeteksi penyakit stroke ternyata tidak benar. Faktanya, kedua hal tersebut tidak ada hubungannya.

 

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya