Cek Fakta: Tidak Benar Pfizer Dapat Paten Lacak Orang yang Sudah Divaksin

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Pfizer mendapat paten melacak orang yang sudah divaksin.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 18 Agu 2023, 08:48 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2023, 16:00 WIB
Tangkapan layar klaim Pfizer mendapat paten melacak orang yang sudah divaksin
Penelusuran klaim Pfizer mendapat paten melacak orang yang sudah divaksin

Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Pfizer mendapat paten melacak orang yang sudah divaksin. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 24 Mei 2023.

Klaim Pfizer mendapat paten melacak orang yang sudah divaksin, berupa tangkapan layar dokumen bertuliskan sebagai berikut.

"United States Patent

Ehrlich et al

METHODS AND SYSTEMS OF PRIORIYIZING TREATMENTS. VACCINATION, TESTUNG ANDOR ACTIVITIES WHILE PROTECTING THE PRIVACY OF INDIVIDUALS"

Pada tangkapan layar tersebut terdapat tulisan sebagai berikut.

"The Pfizer patent application approved, August 31st, 2021, and is the very first patent that shows up in a list of over 18,500 for the purpose of remote contact tracing of all vaccinated humans worldwide, who will be or are now connected to the "internet of things' by aquantum link of plsating microwave frequencies of 2.4 gHz or higher from cell towers and satellites directly to the graphene oxide hels ind the fatty tissues of all persons who've had the deadht-shot."

Tangkapan layar tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"Tidak sulit untuk menemukan kebenaran saat ini, yang harus Anda lakukan, adalah riset.

Bangkit❗---+Semua V1rus Adalah Buatan Manusia

Dr. Otto Heinrich Warburg

Pemenang Hadiah Nobel Fisiologi 1931Menemukan Penyebab Kanker pada (1923)"KANKER tumbuh di jaringan ASAM yang Kekurangan Oksigen"

"PENYAKIT tidak dapat bertahan dalam TUBUH ALKALI" "Sedangkan jaringan kanker bersifat asam jaringan sehat bersifat basa"

Menghilangkan sel 35% dari cxygen selama 48 jam dan dapat menjadi kanker.

---

Pf1z3r diberikan paten pertama pada tahun 2021 untuk koneksi menara seluler dan komunikasi dengan graphene oxide yang disuntikkan ke manusia di seluruh dunia untuk tujuan pelacakan dan eliminasi kontak dengan kedok v1rus palsu dan pandemi palsu."

Benarkah Klaim Pfizer mendapat paten melacak orang yang sudah divaksin? Simak penelusurannya Cek Fakta Liputan6.com.

 

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Pfizer mendapat paten melacak orang yang sudah divaksin, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'The Pfizer patent application approved, August 31st, 2021'.

Penelusuran mengarah pada sejumlah artikel situs berita, salah satunya artikel berjudul "Fact check: False claim that Pfizer filed a patent for remote contact tracing of vaccinated people" yang dimuat situs Usatoday.com.

Dalam situs Usatoday.com Juru Bicara Pfizer Kit Longley menyatakan tidak ada paten yang diajukan oleh Pfizer yang memungkinkan pelacakan kontak jarak jauh dari individu yang divaksinasi, juga tidak ada frekuensi gelombang mikro yang dipancarkan dari vaksin Pfizer untuk memungkinkan pelacakan kontak dalam bentuk apapun.

"Tidak ada frekuensi gelombang mikro yang dipancarkan dari vaksin yang memungkinkan pelacakan kontak jarak jauh," kata Longley kepada USA TODAY.

Paten tersebut didaftarkan oleh dua penemu, Gal Ehrlich dan Maier Fenster, bukan oleh Pfizer.

"Paten itu tidak ada hubungannya dengan Pfizer atau produsen obat atau vaksin lainnya secara khusus," kata Ehrlich melalui email.

"Penemuan ini disusun selama April, Mei 2020, setelah mengetahui fenomena penyebaran super. Tidak ada vaksin yang tersedia saat itu."

Paten mengusulkan penggunaan komunikasi Bluetooth antara ponsel untuk mengidentifikasi orang mana yang memiliki interaksi sosial paling banyak dan dengan demikian akan menjadi paling penting untuk memvaksinasi mengingat persediaan vaksin yang terbatas.

Paten menetapkan bahwa penggunaan vaksin untuk memerangi COVID-19, dalam kasus di mana persediaan terbatas, akan lebih efektif jika diberikan kepada mereka yang memiliki lebih banyak interaksi sosial terlebih dahulu dibandingkan dengan mereka yang berisiko, menurut Ehrlich.

Namun hal itu tidak berhubungan dengan frekuensi gelombang mikro yang terhubung ke orang yang divaksinasi.

Sumber:

https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2021/10/29/fact-check-no-pfizer-patent-filed-involving-remote-contact-tracing/8548651002/?fbclid=IwAR1jhnZRWzYlxueDQF0b3ZSCEG4zD6Qd4WhXhQTvXMHNJb7ajTva1lVX4NA

 

Kesimpulan

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim Pfizer mendapat paten melacak orang yang sudah divaksin tidak benar.

Juru Bicara Pfizer Kit Longley menyatakan tidak ada paten yang diajukan oleh Pfizer yang memungkinkan pelacakan kontak jarak jauh dari individu yang divaksinasi.

Paten dalam tangkapan layar tersebut diajukan oleh dua penemu, Gal Ehrlich dan Maier Fenster, bukan oleh Pfizer.

Paten mengusulkan penggunaan komunikasi Bluetooth antara ponsel untuk mengidentifikasi orang mana yang memiliki interaksi sosial paling banyak dan dengan demikian akan menjadi paling penting untuk memvaksinasi mengingat persediaan vaksin yang terbatas.

 

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya