Deretan Hoaks Catut Nama China, Simak Faktanya

Hoaks ini muncul dalam beragam tema dan tersebar di media sosial maupun aplikasi percakapan.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 15 Jul 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2024, 11:00 WIB
ilustrasi Hoax{Liputan6.com/Abdillah)
ilustrasi hoaks seputar China (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks yang terkait dengan China banyak beredar di Indonesia. Hoaks ini muncul dalam beragam tema dan tersebar di media sosial maupun aplikasi percakapan.

Lalu apa saja hoaks seputar China terbaru? Berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Hoaks Tempo Beritakan Agenda Persatuan Komunis China di Indonesia

Beredar di media sosial postingan yang menyebut Tempo memberitakan agenda Persatuan Komunis China di Indonesia. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 7 Juli 2024.

Dalam postingannya terdapat rekaman video yang menyebut Tempo pernah memberitakan agenda Persatuan Komunis China seperti memiskinkan pribumi dengan sistem, jauhkan umat Islam dari ajaran agamanya, mencampur adukkan ajaran agama, hingga membenturkan sesama pribumi.

Akun itu menambahkan narasi "BERITA TEMPO Waspada komunis di mana mana?"

Lalu benarkah postingan yang menyebut Tempo memberitakan agenda Persatuan Komunis China di Indonesia? Simak dalam artikel berikut ini...

2. Cek Fakta: Tidak Benar Ada 1,5 Juta Ton Beras Beracun Impor dari China

Kabar tentang adanya 1,5 juta ton beras beracun impor dari China beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 13 Mei 2024.

Akun Facebook tersebut mengunggah video berisi seorang ibu-ibu yang diduga keracunan setelah mengonsumsi beras sintetis.

Video berdurasi 3 menit 45 detik itu kemudian dikaitkan dengan kabar bahwa telah beredar 1,5 juta ton beras beracun dari China.

"Betulkah ini? Beras Impor Beracun 1,5 Juta Ton dari China. Agenda Pembunuhan penduduk pribumi indonesia kah ... ??? Beras beracun didistribusikan ke berbagai daerah ?? Kok bisa masuk sebanyak itu apakah ini agenda pembunuhan masal rakyat Indonesia ?? Bagaimana dgn pihak Polri dan Bais TNI ?? tak bisa dibiarkan para pengkhianat² bangsa harus segera ditangkap, diadili dan hukum mati saja...!! apa motif Rezim ini?* 🔥😤," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah puluhan kali ditonton dan mendapat beragam respons dari warganet.

Benarkah kabar tentang adanya 1,5 juta ton beras beracun impor dari China? Simak dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta: Tidak Benar Video Proses Penandatanganan Bukti Pelunasan Utang Indonesia ke China

Beredar di media sosial postingan video proses penandatanganan bukti pelunasan utang Indonesia ke China. Postingan itu beredar sejak dua pekan lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 5 April 2024.

Dalam postingannya terdapat video Menlu RI Retno Marsudi dengan utusan dari China. Di belakangnya juga terdapat Presiden RI Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping.

Video itu disertai narasi "Proses Penandatanganan Bukti Pelunasan Hutang Indonesia ke China"

Lalu benarkah postingan video proses penandatanganan bukti pelunasan utang Indonesia ke China? Simak dalam artikel berikut ini...

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya