Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (Menko AHY) melakukan kunjungan kerja ke Haikou, Provinsi Hainan, Tiongkok. Terdapat sejumlah agenda dalam kunjungan kerja ini salah satunya menghadiri Boao Forum for Asia Annual Conference 2025 yang merupakan salah satu forum ekonomi terbesar di Asia.
Menko AHY disambut oleh Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, serta perwakilan pemerintah RRT sebelum langsung bertolak ke Boao untuk mengikuti agenda utama forum.
Baca Juga
Menko AHY dijadwalkan menjadi pembicara kunci dalam sesi High-Level Dialogue: Achieving Sustainable Development in a Transforming World, di mana ia akan membahas upaya Indonesia dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di tengah perubahan global.
Advertisement
Selain berpartisipasi dalam forum, Menko AHY juga akan bertemu dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) serta masyarakat Indonesia di Tiongkok dalam agenda khusus. Ia juga dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan pemerintah Tiongkok guna memperkuat hubungan kerja sama antara Republik Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok di berbagai sektor.
"Mohon doanya semoga kegiatan ini lancar dan membawa kemajuan bagi Indonesia," ujar Menko AHY dalam keterangan tertulis, Selasa (25/3/2025).
Kehadiran Menko AHY dalam Boao Forum for Asia 2025 menegaskan komitmen Indonesia dalam kerja sama ekonomi regional serta pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia.
Strategi AHY Atasi Banjir Jakarta: Bangun Tanggul Laut hingga Konsumsi Air Waduk Jatiluhur
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), membeberkan strategi pemerintah dalam mengatasi banjir di Jakarta dan Bekasi. Salah satu langkah utama adalah pembangunan tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall untuk mengurangi risiko banjir rob di kawasan pesisir.
Menurut AHY, banjir bukanlah masalah baru, namun solusi yang ditempuh tidak boleh sekadar mengulang pendekatan lama. Pemerintah menilai pembangunan Giant Sea Wall sebagai salah satu jawaban strategis.
Bapak Presiden menugaskan kami menyiapkan dan melaksanakan pembangunan Giant Sea Wall sebagai langkah perlindungan pesisir serta mitigasi banjir rob. Ini penting mengingat abrasi dan penurunan muka tanah di Jakarta bisa mencapai 4 hingga 10 cm per tahun,” ujar AHY dikutip dari ANTARA, Rabu (19/3/2025).
Ia menegaskan, pemerintah berkomitmen menjalankan berbagai upaya komprehensif dalam menangani banjir dan melindungi pesisir, khususnya di Jakarta dan Pantai Utara Jawa. Pembangunan Giant Sea Wall akan tetap memperhatikan dampak lingkungan dan sosial.
Advertisement
Banjir Jabodetabek
AHY juga menyoroti kondisi di Jabodetabek dalam beberapa pekan terakhir, terutama di Kota Bekasi yang menjadi salah satu wilayah terdampak paling parah. Sebanyak 8 dari 12 kecamatan terendam banjir, melumpuhkan aktivitas warga dan merusak infrastruktur.
Namun, menurut AHY, solusi penanganan banjir tidak cukup hanya dengan membangun tanggul. Pemerintah juga mendorong perbaikan tata kelola di wilayah hulu, termasuk pengendalian pemanfaatan air tanah yang berlebihan—salah satu penyebab utama penurunan tanah di Jakarta.
Ia menekankan pentingnya optimalisasi suplai air bersih dari Waduk Jatiluhur dan Waduk Karian. Selain itu, pemerintah tengah membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), mengurangi tingkat kehilangan air, menggalakkan program rainwater harvesting, dan menerapkan konsep water cycle.
