Disinformasi Jadi Pemicu Kerusuhan Inggris yang Sasar Komunitas Muslim dan Imigran

Akibat terjadinya kerusuhan yang mengguncang, beberapa negara telah mengeluarkan peringatan tegas bagi warganya yang tinggal di Inggris atau berencana untuk melancong ke sana.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Agu 2024, 14:50 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2024, 13:00 WIB
Kerusuhan Inggris
Polisi berperan sebagai penjaga ketertiban saat menghadapi kerumunan pengunjuk rasa di Bristol, Inggris selatan, pada tanggal 3 Agustus 2024. Mereka harus menghadapi situasi yang memanas ketika aksi protes bertajuk 'Enough is Enough' digelar sebagai bentuk reaksi atas tragedi penusukan yang merenggut nyawa seseorang.

Liputan6.com, Jakarta - Inggris menjalani masa mencekam sejak pekan lalu. Pasalnya, kerusuhan terjadi di sejumlah tempat dengan menyasar komunitas Muslim dan imigran. Belakangan diduga disinformasi menjadi pemicu utama masalah tersebut.

Kerusuhan terjadi setelah penikaman di sebuah kelas tari di Hart Space, Southport, pada Senin, 29 Juli. Pagi itu, seorang penumpang taksi menolak membayar ongkosnya dan menjadi agresif ketika ditegur oleh pemilik Masters Vehicle Body Repairs, Colin Parry. Penumpang tersebut kemudian masuk ke studio tari melalui pintu depan yang tidak dikunci.

Terdengar jeritan dan anak-anak berlarian keluar dari tempat kejadian. Jonathan Hayes, seorang pengusaha, berusaha melucuti senjata pelaku namun tertusuk di kakinya. Layanan darurat tiba di studio tari dan melaporkan tempat kejadian sebagai "mengerikan". Tiga anak tewas dan delapan lainnya menderita luka tusuk, termasuk dua orang dewasa dengan kondisi kritis.

Seorang remaja Inggris yang ditangkap di lokasi kejadian memicu isu disinformasi karena usianya yang masih di bawah umur. Klaim palsu tentang identitasnya beredar di internet. Ia diklaim sebagai imigran tak berdokumen dan Muslim yang tiba dengan perahu.

Salah satu yang mengunggah informasi tersebut adalah website bernama "Channel 3 Now". Website ini kemudian meminta maaf karena menyebarkan informasi yang salah dan menyebabkan kerusuhan.

Selain itu ada juga influencer kontroversial bernama Andrew Tate juga ikut membagikan foto seorang pria yang ia klaim sebagai pelaku serangan penikaman dengan judul "straight off the boat", namun ternyata tuduhannya tidak benar karena yang diunggahnya adalah foto seorang pria berusia 51 tahun yang ditangkap karena kasus penusukan terpisah di Irlandia tahun lalu.

Situasi ini membuat anggota sayap kanan pun ekstrem berkumpul di kota-kota di seluruh negeri dengan beberapa meneriakkan slogan-slogan anti-imigran dan Islamofobia sehingga terjadilah kerusuhan.

Belakangan diketahui pelaku penikaman adalah Axel Rudakubana yang berusia 18 tahun. Warganegara Inggris itu lahir di Cardiff dari orang tua asal Rwanda, ditangkap di lokasi kejadian. Media lokal melaporkan dia berasal dari keluarga yang "sangat terlibat dengan gereja setempat".

Hal ini bertolak belakang dengan informasi salah yang menyebutkan dia adalah seorang Muslim dan baru tiba di Inggris sebagai imigran.

Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer memperingatkan perusahaan media sosial bahwa mereka wajib menegakkan hukum yang melarang hasutan kekerasan. Dia menggarisbawahi kerusuhan didorong oleh kebencian sayap kanan.

"Saya juga ingin mengatakan kepada perusahaan media sosial besar dan mereka yang mengelolanya bahwa kekacauan yang disertai kekerasan jelas-jelas terjadi secara daring: itu juga merupakan kejahatan. Itu terjadi di tempat Anda dan hukum harus ditegakkan di mana pun," ujar Starmer menegaskan.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya