Bawaslu Sebut Hoaks dan Politik Uang Jadi Musuh Demokrasi

Bawaslu menyebut hoaks dan politik uang jadi musuh demokrasi

oleh Pebrianto Eko Wicaksono Diperbarui 24 Feb 2025, 13:00 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2025, 13:00 WIB
Liputan6.com Gelar Fun Walk di CFD
Kegiatan fun walk bertema 'Jalan Sehat, Berantas Hoaks' dimulai dari sekitaran gedung Sarinah Shopping Mall, Jakarta. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta- Bawaslu menyebut politik uang dan hoaks adalah musuh utama demokrasi pemilu. Pasalnya kedua hal tersebut berdapak buruk pada kerukunan masyarakat Indonesia.

Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja mengatakan, politik uang dapat merusak demokrasi dan pemilu di InBadonesia. Untuk itu, dia meminta kepada anak muda agar bersama-sama menjaga pemilu di Indonesia dari politik uang.

"Saya yakin teman-teman memiliki mimpi besar agar pemilu di Indonesia tidak ada politik uang. Namanya perubahan, tidak hanya dari atas, melainkan dimulai dari berbagai elemen masyarakat," kata Bagja, dikutip dari Antara, Senin (24/2/2025).

Selain itu, berita bohong atau hoaks dapat menimbulkan perpecahan di masyarakat.

"Hal kedua yang menjadi musuh demokrasi hoaks, fitnah dan kawan-kawannya," ujarnya.

 

Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.

Caranya mudah:

* Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse

* Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”

* Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”

* Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya

 

Musuh Demokrasi Berikutnya

Dia juga menyebut hal yang menjadi musuh demokrasi, yakni tidak netralnya netralitas ASN, TNI, Polri.

"ASN, TNI, Polri merupakan pihak-pihak yang harus netral," jelas Bagja.

Bagja berharap anak muda untuk terus menjaga demokrasi di Indonesia. Sebab, dalam demokrasi adanya hak dan kewajiban yang diikuti penegakan hukum melalui proses pengadilan yang terbuka.

"Tidak ada kekuasaan yang tidak diawasi dalam demokrasi," pungkasnya.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya