Mulia, Tewas Lahirkan Bayi Kembar, Wanita Ini Donorkan Organnya

Wanita muda tewas setelah melahirkan bayi kembar. Namun ia masih bisa berbuat mulia dengan mendonorkan organ tubuhnya

oleh Sulung Lahitani diperbarui 18 Apr 2016, 13:48 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2016, 13:48 WIB
Mulia, Tewas Lahirkan Bayi Kembar, Wanita Ini Donorkan Organnya
Wanita muda tewas setelah melahirkan bayi kembar. Namun ia masih bisa berbuat mulia dengan mendonorkan organ tubuhnya

Liputan6.com, Jakarta Shao Ziyan (20) berada dalam kondisi koma sejak 23 Februari lalu setelah melahirkan anak laki-laki kembar. Setelah 53 hari perawatan di unit perawatan intensif, jantungnya berhenti berdetak pada 15 April 2016. Beberapa jam kemudian, hati, ginjal, dan jantungnya berhasil dipindahkan ke empat orang. Korneanya juga disumbangkan tapi dibekukan terlebih dahulu bagi yang membutuhkan nantinya.

Kisah Zhao dibagikan di media sosial oleh dokternya dan telah dibagikan ribuan kali. Sumbangan untuk keluarga Shao meluncur hingga mencapai US $35.500.

Semuanya bermula dari pertemuannya dengan pria bernama Chen Shanhai di Jiaxing, Cina timur dua tahun lalu. Mereka pun memutuskan untuk menikah.

Pada Februari tahun 2016, Shao melahirkan dua bayi kembar. Sayang, ia didiagnosis dengan pembesaran hati akut karena kehamilan serta kegagalan beberapa organ, empat puluh hari sebelum tanggal perkiraan dia melahirkan.

Anaknya berhasil dilahirkan dalam kondisi kritis melalui operasi caesar. Akan tetapi, Shao tidak seberuntung anak-anaknya. Sejak saat itu, ia berada dalam kondisi koma.

"Dokter mengatakan kepada kami bahwa dengan menyumbangkan organnya, kehidupan putri saya bisa berlanjut di tubuh orang lain," kata Shao Wanhua, ayah Shao seperti dikutip dari Asiaone.com, Senin (18/04/2016).

Di Cina memang tengah terjadi kekurangan organ untuk didonorkan. Hal ini terjadi karena kepercayaan masyarakat yang tidak terima bila seseorang harus dikubur dengan tubuh yang tidak lengkap.

Karena kurangnya organ, beberapa pasien harus menunggu selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun untuk mendapatkan organ yang cocok. Oleh sebab itu, apa yang dilakukan oleh keluarga Shao merupakan perbuatan baik yang begitu besar.

Shao tak bisa diselamatkan. Malahan menurut dokter, otaknya telah benar-benar mati. Ketimbang membiarkan anaknya hidup demikian, keluarga Shao pun memutuskan menyumbang organ tubuh anaknya.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya