6 Mitos Salah Kaprah tentang Merokok

Ternyata ada beberapa mitos salah yang berkembang di masyarakat soal merokok. Apa saja? Ini dia

oleh Sulung Lahitani diperbarui 04 Mei 2016, 09:10 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2016, 09:10 WIB
6 Mitos Salah Kaprah Tentang Merokok
Ilustrasi Rokok 1(Liputan6.com/M.Iqbal)

Citizen6, Jakarta - Merokok telah menjadi kebiasaan dan gaya hidup manusia modern. Padahal disadari atau tidak, merokok memberikan banyak keburukan bagi tubuh. Malah, ada beberapa mitos salah tentang merokok yang berkembang di masyarakat. Apa saja?

1. Berhenti merokok membuat saya gemuk

Kebanyakan orang beralasan tidak mau berhenti merokok karena takut gemuk ketika berhenti merokok. Hal itu bisa saja terjadi karena kebiasaan merokok berganti dengan makan. Akan tetapi, dengan mengatur pola makan dan meningkatkan aktivitas, seharusnya Anda tak perlu takut gemuk. Dengan berolahraga, tak hanya masalah berat badan yang teratasi, tapi juga kapasitas paru-paru yang menurun saat menjadi perokok dapat dikembalikan.

2. Saya masih muda. Saya akan berhenti merokok beberapa tahun lagi

Hampir semua perokok mengira dapat berhenti merokok kapan saja. Padahal mereka tahu, rokok ibarat candu yang mengikat. Mereka yang perokok amat susah melepaskan diri dari kebiasaan merokok, apalagi ketika usia lanjut. Jika ingin berhenti, berhentilah secepatnya.

3. Rokok light tidak memberi efek pada tubuh

Banyak yang mengira menghisap rokok light tidak membawa dampak seperti rokok kretek. Padahal menurut Centers for Disease and Prevention Amerika Serikat, rokok light ternyata memiliki kandungan yang sama dengan rokok pada umumnya, yakni lead, ammonia, benzene, DDT, gas butane, carbon moxide, arsenic, dan polonium 210.

4. Saya akan berhenti merokok saat saya hamil

Mungkin akan lebih sulit untuk hamil bila Anda merokok. Hal ini disebabkan merokok merupakan penyebab mayor dari infertilitas. Wanita yang merokok risiko keguguran dan komplikasi selama kehamilannya akan meningkat.

5. Merokok tidak merugikan orang lain

Merokok sangat berbahaya tak hanya bagi diri sendiri tapi juga orang lain. Malahan, para perokok pasif yaitu orang-orang yang terkena paparan asap rokok, justru memiliki risiko penyakit yang lebih besar dibanding perokok aktif sendiri.

6. Merokok membuat saya terlihat macho dan seksi

Hal ini sebenarnya merupakan konsep yang dibuat oleh perusahaan rokok. Seolah-olah dengan merokok, membuat Anda tampak lebih gagah dan seksi. Padahal tidak. Lama-kelamaan, merokok membuat kulit keriput, gigi kuning, pengeroposan tulang, dan penyakit lainnya.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya