Seru, Siswa SMAN 61 Belajar Jadi Jurnalis Lingkungan di @america

Sekelompok siswa dari SMAN 61 Jakarta mendapat kesempatan mengunjungi @america untuk belajar jadi jurnalis lingkungan

oleh Sulung Lahitani diperbarui 24 Agu 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2017, 16:00 WIB
Seru, Siswa SMAN 61 Belajar Jadi Jurnalis Lingkungan di @america
-

Liputan6.com, Jakarta - Banyak yang beranggapan masalah lingkungan adalah topik yang terlalu rumit untuk diangkat oleh anak sekolah. Namun, benarkah demikian?

Sekelompok siswa dari SMAN 61 Jakarta mendapat kesempatan mengunjungi @america, Pacific Place, Jakarta pada Rabu (23/07/17), untuk memperoleh pengetahuan tentang bagaimana caranya menjadi jurnalis muda yang mengangkat masalah lingkungan. Sejatinya, masalah lingkungan tidak hanya dialami di Indonesia, tapi juga negara adidaya seperti Amerika.

"Nanti kalian bisa belajar bagaimana Amerika menghadapi masalah-masalah lingkungan itu untuk mengatasi masalah yang sama di Indonesia," ujar Gurdert Singh, wakil juru bicara Kedutaan Amerika Serikat.

Materi yang diterima oleh para siswa itu pun tidak main-main, diberikan langsung oleh Profesor Matt Frank dari Universitas Montana.

Pria yang juga pernah menjadi jurnalis tersebut memberi pemaparan jurnalisme lingkungan. Ia menggambarkan masalah lingkungan yang ia temukan di Montana dan membandingkannya dengan Indonesia.

Menurut pria yang gemar bersepeda itu, banyak isu lingkungan yang dapat diangkat bahkan oleh anak sekolah sekalipun. Sebut saja polusi, kualitas udara, pembakaran hutan, pertambangan, bahkan hingga ke pariwisata.

"Jangan terlalu berpikir jauh bahwa jurnalisme lingkungan itu sulit. Malahan, sebenarnya semua hal dapat dikaitkan dengan jurnalisme lingkungan: air, makanan, ekonomi, ekosistem, udara, semuanya!" ungkap Matt saat memaparkan materinya.

Ia juga menjelaskan bahwa tugas jurnalis lingkungan tak hanya mengumpulkan data kemudian mengolahnya menjadi tulisan, tapi juga bagaimana tulisan tersebut dapat dipahami dan menggerakkan banyak orang. Beberapa tips ia paparkan agar tulisan/artikel yang dibuat dapat disukai, misalnya tambahkan empati atau bahkan bercerita dengan bahasa semudah mungkin.

"Yang penting adalah kejujuran. Apa yang kita temukan, itu yang kita laporkan," pungkas dia.

Bagi siswa-siswa SMAN 61 yang datang di acara itu sendiri, materi yang diberikan sangat menambah pengetahuan mereka. Bahkan, kegiatan tersebut sangat didukung oleh guru pembina yang mendampingi mereka.

"Ini manfaatnya besar sekali. Isu lingkungan global itu sudah banyak yang ditemukan di Indonesia. Sudah jadi tanggung jawab kita sebagai warga negara untuk bertanggung jawab pada lingkungan," ujar Laila, guru bahasa Inggris SMAN 61 Jakarta.

Ia berharap nantinya materi yang diberikan dapat mempermudah para siswa dalam menulis dan belajar menjadi jurnalis lingkungan. Tidak muluk-muluk, setidaknya ia ingin para siswa dapat lebih peduli dengan lingkungan sekolah, misalnya dengan sampah di sekitar mereka.

Bagi Arkan, salah satu siswa yang mengikuti acara tersebut, banyak ilmu yang ia dapatkan dari pemaparan Profesor Matt. Materi-materi yang disampaikan termasuk baru dan mendalam, sehingga butuh waktu untuk memahami secara detail.

"Tapi sejauh ini asyik. @amerika ini juga tempatnya menarik, banyak informasi yang bisa ditemukan di sini. Maunya sih ke sini lagi nanti," tutup Arkan.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya