Agar Kanvas Kopling Matik Tetap Ciamik

Namanya saja transmisi automatic (atau biasa disingkat matik), maka perbedaan utama dengan manual terletak pada sistem transmisi.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Mei 2011, 12:50 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2011, 12:50 WIB
110502bmobil-automatic.jpg
Liputan6.com, Jakarta: Namanya saja transmisi automatic (atau yang biasa disingkat “matik”), maka perbedaan utama dengan manual terletak pada sistem transmisi. Bila di model manual kita harus memindahkan tuas transmisi sesuai kecepatan yang kita inginkan, pada transmisi matik pengendara cukup menggeser tuas ke posisi “D” saat mobil melaju.

Perpindahan transmisi hanya dilakukan ketika pengendara menjumpai atau melalui jalan berklasifikasi khusus, seperti tanjakan atau turunan yang curam. Rasanya pasti jauh lebih nyaman dan kaki tidak pegal. Kaki kiri bahkan diistirahatkan karena sistem transmisi matik mem-“pensiun”-kan pedal kopling.

Karena asyiknya nyetir mobil tanpa harus memindahkan tuas transmisi, kadangkala pengendara tak sadar terhadap satu kebiasaan umum yang membuat oli transmisi cepat menurun kualitasnya, bahkan kadang membuat kampas kopling gesek di transmisi lebih cepat aus. Akibatnya, masa pakainya lebih cepat, dan kita harus segera mengganti oli transmisi atau kampas kopling dengan yang baru.

Oli transmisi dan kampas kopling yang tidak "ciamik" lagi akan mempengaruhi performa mobil. Tenaganya terasa kurang “nendang”. Lemah saat diajak lari, apalagi menempuh jalur menanjak. Kebiasaan yang harus segera dikoreksi itu berlangsung pada saat mobil berhenti cukup lama. Misalnya, ketika tertahan di traffic light menunggu lampu berwarna hijau, atau bahkan pada saat antre di tengah kemacetan.

Bila mobil diprediksi akan berada dalam posisi diam sekitar 1 (satu) menit atau lebih, pindahkanlah tuas transmisi ke posisi “N” (netral). Jangan lakukan cara yang kurang ramah terhadap transmisi.

Dengan pertimbangan mobil akan segera melaju, masih banyak pengendara yang tetap menempatkan transmisi di posisi selain “D”. Lalu, agar mobil tidak bergerak, kaki kanannya menginjak pedal rem setelah diangkat dari pedal gas. Tindakan keliru di atas akan membuat suhu oli transmisi meningkat drastis karena sedikit sekali aliran udara segar untuk mendinginkan transmisi pada saat kendaraan diam.

Jika suhu oli transmisi cenderung meningkat di atas suhu kerjanya, maka kualitasnya akan turun sehingga otomatis akan membuat kemampuan transmisi menjadi menjadi lemah. Selain itu menurunnya kualitas oli akan membuat gesekan pada kopling gesek di transmisi semakin besar, yang selanjutnya akan membuat kopling gesek tersebut tipis. (http://www.astraworld.com/mla)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya