Liputan6.com, Jakarta Kebanyakan orang menganggap para mahasiswa atau mahasiswi yang belajar filsafat adalah orang-orang yang serius, tidak bisa santai, rileks apalagi berpesta. Tapi gelaran malam puncak Dies Natalis alias Ulang Tahun ke-49 Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta pada 5 Mei membuktikan hal lain.
Sabtu sore hingga malam merupakan hari yang membahagiakan bagi seluruh Civitas Akademika STF Driyarkara. Setelah rangkaian acara Dies Natalis yang berjalan kurang lebih 5 bulan sejak bulan Januari 2018, akhirnya tuntas sudah semua keramaian itu di acara puncak Malam Budaya yang mengangkat tema besar tentang teknologi masa kini.
Advertisement
Para mahasiswa yang kebanyakan para pria ini meramaikan auditorium dan halaman kampusnya dengan gelaran teater dan pesta rakyat. Para pemainnya yakni mahasiswa dan mahasiswi STF Driyarkara sendiri. Teater bertajuk “Negeri Para Psikopat” dan disutradarai Yogie Pranowo ini merupakan adaptasi dari lakon Nabi Kembar karya Stavomir Mrozek.
“Negeri Para Psikopat” menggambarkan situasi suatu negara yang terus-menerus dirundung masalah tiada henti. Semua orang mesakan kegelisahan dan berusaha mendapatkan keadilan. Namun, yang terjadi justru para pemimpinnya malah hidup glamour, bermewah-mewahan. Parahnya lagi, mereka mencari jalan keluar dengan mencari kambing hitam.
Taeter yang ditampilkan dengan iringan musik mini orchestra ini disaksikan kurang lebih 350 pemirsa di antaranya para dosen dan mahasiswa serta para tamu undangan lain. Acara ini memang merupakan kegiatan yang selalu ditunggu. Tak sedikit yang berusaha mendaftar demi menikmati pergelaran teater STF Driyarkara.
Meski banyak dialog yang diselipi teori filosofis macam-macam, kemasan dialog sederhana yang menggigit ini justru yang menarik minat karena mengundang pemirsanya berpikir, menerung hingga akhirnya mendapatkan pencerahan-pencerahan baru.
Panggung Musik
Selain gelaran teater, penampilan Dityo Bramantyo, basis muda lulusan Australia yang juga tampil di panggung auditorium malam itu menghipnotis semua tamu yang hadir. Senyap, tenang, khidmat semua tamu terpesona menyaksikan permainan bass solo pemusik muda ini.
Usai menikmati teater, bass solo, dan pembagian hadiah untuk para pemenang seluruh kegiatan yang mengiringi Dies Natalis, para tamu melanjutkan kegiatan dengan makan bersama dan pesta rakyat di lapangan parkir STF Driyarkara. Sembari menikmati hidangan, para mahasiswa, dosen dan tamu dipersilakan menyanyikan lagu atau menyuguhkan tampilan spontan di panggung.
Suasana berbeda dengan auditorium. Ramai dengan lagu-lagi pop dan reggae. Tak ketinggalan goyangan dan tarian para penonton yang tak tahan untuk meliukkan badan demi mendengar musik yang disajikan.
Penulis : Barry Ekaputra, Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara
Advertisement