Antara Legenda Ikan Mas Danau Toba dan Kecelakaan KM Sinar Bangun

Ternyata banyak yang mengkaitkan musibah tenggelamnya KM Sinar Bangun dengan legenda ikan mas Danau Toba.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 22 Jun 2018, 13:30 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2018, 13:30 WIB
Kapal penyeberangan untuk turis yang tengah beroperasi di Danau Toba (Rizki Akbar Hasan/Liputan6.com)
Kapal penyeberangan untuk turis yang tengah beroperasi di Danau Toba (Rizki Akbar Hasan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Danau Toba yang berada di Sumatera Utara memang tak lepas dari legenda ikan masnya. Bahkan, tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun pada Senin (18/6/2018), juga dikaitkan dengan mitos tersebut. 

Pengguna jejaring sosial khususnya Facebook baru-baru ini diramaikan dengan beredarnya foto yang diunggah akun Facebook budayawan muda Batak, Rismon Sirait.

Dalam akunnya, Rismon Sirait mengunggah sebuah ikan mas raksasa yang ditangkap seorang pemancing di Desa Paropo Tao Silalahi. Dia bahkan mengklaim bahwa ikan mas raksasa tersebut diyakini paling besar didapat di Danau Toba dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.

Menurut cerita yang diyakini warga setempat, para pemancing tidak mengindahkan larangan dan saran orangtua agar ikan mas ini dilepas dan dikembalikan ke Danau Toba

“Bicara hal mistis percaya atau tidak percaya semua kembali ke pribadi masing-masing. Dengan bangganya para pemancing itu tidak mengindahkan saran orangtua di sana. Bahkan langsung membawa ikan mas ke rumahnya untuk di masak dan dimakan,” lanjut cerita Rismon.

Rismon bahkan mengkaitkan peristiwa tenggelamnya KM Sinar Bangun pada Senin (18/6/2018), dengan ditangkapnya ikan mas raksasa oleh pemancing tersebut.

“Tanggal 18 Juni pukul 16:30 WIB angin puting beliung di atas Danau Toba tepat di Tao Silalahi Paropo, hingga membuat ombak besar yang notabene banyak mengakui yang sudah lama tinggal dipinggiran Danau Toba belum pernah melihat ombak setinggi 3-4 m dan ketebalan ombak 2 m. Kemudian pukul 16:35, seluruh kawasan Danau Toba di terpa angin kencang hingga ke darat. Angin kencang dan ombak besar dari Tao Silalahi Paropo ke jalur penyeberangan Simanindo ke Tigaras berjarak kurang lebih 15 km,” tulis Rismon.

Musibah tenggelamnya KM Sinar Bangun yang berlangsung pukul 17.15 WIB tak lama setelah kawasan Danau Toba diterpa angin puting beliung.

 

Selanjutnya

Ikan mas Danau Toba
Foto ikan mas danau Toba.

Dia juga mendengar cerita dari warga setempat, bahwa di tempat dimana ikan tersebut ditangkap memang jarang sekali ada kapal yang melintas, karena ombak dan angin di sana tidak menentu.

"Cerita dari orang yang pernah lewat naik kapal di kawasan luas Danau Toba Tao Silalahi makanya di katakan Silalahi Nabolak, agak jarang dilintasi karena bisa tiba -tiba ada ombak besar dan angin kencang.

Terlepas dari cerita mistisnya, dia menambahkan bahwa, "Perlu semua kita ketahui bahwa tingkat besar ombak di seluruh Danau Toba tidak sama karena pengaruh luas dan zona. Zona lintasan kapal KM Sinar Bangun yang kecelakaan di Danau Toba 18 Juni 2018 tepatnya ditengah Danau lintasan Simanindo ke Tigaras adalah zona berbahaya dilintasi bila besar ombak tidak seperti lazimnya," lanjutnya.

Nah, bagaimana menurutmu?

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya