Kejang hingga Gagal Ginjal, 10 Akibat Kalau Kamu Remehkan Dehidrasi

Kebutuhan cairan pada tubuh harus senantiasa dipenuhi agar tidak dehidrasi. Dehidrasi dapat memberikan dampak buruk pada tubuh bila diabaikan.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 04 Nov 2018, 13:03 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2018, 13:03 WIB
Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Liputan6.com, Jakarta - Tak ada manusia yang bisa hidup tanpa minum. Kamu mungkin bisa hidup selama seminggu tanpa makan tapi tak akan bisa bertahan lebih dari 2 hari tanpa minum.

Kebutuhan cairan pada tubuh harus senantiasa dipenuhi agar tidak dehidrasi. Dehidrasi dapat memberikan dampak buruk pada tubuh bila diabaikan. Melansir dari Thisisinsider, berikut 10 bahaya tersebut.

1. Mata dan pipi terlihat cekung

Tanda-tanda dehidrasi dapat terlihat pada wajah. Bila mengalami dehidrasi, mata atau pipi akan terlihat lebih cekung. Di area mata juga akan menghitam dan kulit terlihat tirus ketimbang biasanya. Gejala ini lebih terlihat pada anak-anak atau bayi.

2. Meningkatkan risiko terkena infeksi kandung kemih

Infeksi kemih biasanya akan terasa sakit dan makin memperburuk keadaan. Menurut penelitian, seseorang yang kekurangan cairan rentan terserang infeksi kemih. Bila disepelekan, ini dapat mempengaruhi ginjal dan menjadi penyakit yang lebih serius.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

3. Merasa pusing dan bisa pingsan

pusing, medsos, dislike, marah
Media sosial sering membuat kita pusing, marah. (iStockphoto)

Efek samping yang ekstrem dari dehidrasi adalah penderita dapat hilang kesadaran. American Heart Association (AHA) menyebutkan dehidrasi bisa membuat tekanan darah menurun dan membuat orang pusing.

4. Merusak ginjal

Dehidrasi juga bisa menyebabkan terjadinya batu ginjal. Menurut Mayo Clinic, dehidrasi yang dibiarkan secara terus menerus bisa mengakibatkan batu ginjal bahkan gagal ginjal. Dan ini bisa terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa.

5. Kram dan stroke bila dehidrasi saat berolahraga

Atlet maupun orang-orang yang tinggal di daerah tropis dan cuaca panas, rentan terkena dehidrasi bila tidak memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Ujung-ujungnya, kram otot, mual, bahkan stroke bisa dialami.

 

6. Mengakibatkan kejang

Kejang
Kejang

Kejang saat dehidrasi terjadi karena kadar elektrolit dalam tubuh menurun. Elektrolit seperti natrium dan kalium bisa membawa sinyal elektrik pada sel-sel yang ada di dalam tubuh. Jika dehidrasinya cukup parah, bisa mengakibatkan gagal jantung hingga kematian.

7. Menyebabkan bingung dan linglung

Menurut Mayo Clinic, seseorang yang mengalami dehidrasi bisa timbul perasaan bingung yang dikenal dengan "brain fog." Hal tersebut mengakibatkan penderitanya sering lupa dan gagap ketika berbicara. Jika sudah seperti ini, harus segera dibawa ke dokter dan mendapat perhatian khusus.

 

8. Kekurangan darah

Hindari Celaka, Kenali Gejala Kurang Darah Sebelum Melakukan Perjalanan Jauh
Salah satu kondisi kesehatan yang perlu diperhatikan sebelum mengemudi dan melakukan perjalanan jauh adalah gejala kurang darah.

Saat tubuh kekurangan cairan, tubuh bisa mengalami syok hipovolemik. Ini adalah salah satu dampak dehidrasi yang paling mengerikan dan butuh perawatan intensif.

Syok hipovolemik adalah istilah tubuh saat tak dapat menghasilkan darah yang cukup untuk jantung sehingga tak bisa memompa oksigen dan darah ke seluruh tubuh. Bila hal itu dibiarkan, akan mengakibatkan kerusakan otak dan kematian.

9. Palpitasi

merupakan istilah untuk detak jantung yang meningkat dan tak teratur. Harvard Medical School mencatat bila seseorang mengalami dehidrasi, salah satu gejalanya yaitu aliran darah dan detak jantung semakin meningkat.

Hal tersebut disebabkan tekanan darah yang meningkat karena tubuh kekurangan cairan serta kadar elektrolit yang rendah. Sensasinya berbeda-beda. Ada yang berdebar di leher, bahkan ada yang merasakan detak jantungnya mati.

10. Kotoran yang dikeluarkan keras, berbentuk pelet

Brenda Watson seorang dokter ahli mengatakan bila seseorang dehidrasi, tinja yang dikeluarkan tubuhnya akan berbentuk seperti pelet dan teksturnya keras. Ini dikarenakan kotoran mengendap di usus besar sehingga sulit dikeluarkan akibat kekurangan cairan.

Reporter: mgg/Vaulika Rinjani

Sumber: Brilio.net

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya