Liputan6.com, Jakarta Semakin hari kondisi lingkungan sekitar semakin memprihatinkan. Ketidakpedulian manusia terhadap lingkungan merusak beragam ekosistem di muka bumi ini.
Baca Juga
Advertisement
Lagi-lagi, sampah berserakan merupakan masalah yang tiada pernah menemukan titik terang. Bahkan semakin hari peredaran sampah meningkat ke segala tempat.
Tidak hanya laut yang dipenuhi sampah, gunung pun ikut menjadi sasaran tempat pembuangan sampah bagi sejumlah pendaki.
Belum lama ini, pendaki perempuan asal negeri Gingseng mendaki puncak Gunung Mani di Pulau Ganghwa. Di sana, Kim Kang-eun bersama beberapa pendaki di komunitasnya mengumpulkan sampah-sampah yang dilustrasikan menjadi kolase kucing menangis yang berpesan untuk menyelamatkan dunia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kolase kucing dari sampah
Kolase kucing jadi pilihan komunitas Clean Hikers karena tempat itu banyak ditemui kucing liar yang berkeliaran di sebuah taman dekat pegunungan itu. Banyaknya sampah yang berserakahan, lama-kelamaan menyebabkan kerusakah pada habitat kucing-kucing itu yang mengancam keselamatannya.
“Seni sampah lebih menarik dan diterima dengan baik oleh orang-orang, daripada sekadar mengatakan jangan buang sampah sembarangan, " kata Kim, 30 tahun.
Dengan berbagai macam limbah, seperti masker wajah, tutup botol plastik, dan barang yang berbahan plastik, mereka kumpulkan dan ditata menjadi kolase. Tidak lupa, mereka juga menyematkan pesan "Selamatkan Dunia" yang mengajak orang-orang untuk peduli lingkungan.
Advertisement
Fakta sampah yang ditemukan
Tidak hanya kolase kucing, mereka juga mengkreasikan beberapa kolase dengan bentuk lain meliputi ikan, burung, kupu-kupu, dan bahkan manusia yang menggambarkan komunitas milik Kim Kang-eun.
Meskipun di masa pandemi COVID-19 membatasi aktivitas manusia di luar ruangan, nyatanya jumlah kunjungan ke tiga taman nasional di kota-kota besar mengalami peningkatan 20 persen pada Oktober dibandingkan tahun lalu di bulan yang sama berdasarkan data dari Layanan Taman Nasional Korea (KNPS)
Dari total ke 22 taman nasional yang dikelolanya, faktanya lebih dari 800 ton sampah dihasilkan selama sembilan bulan pertama.
"Kita tidak bisa membersihkan seluruh gunung. Yang lebih penting tetap lakukan aktivitas ini, beri tahu orang-orang tentang hal ini, dan buat lebih banyak orang bergabung. Ini jauh lebih penting,” kata Kim.
Perjalanan Clean Hikers
Clean Hikers sebagai bentuk keprihatinan Kim usai mendaki Gunung Jiri yang dipenuhi sampah pada 2018. Idenya, mengubah sampah menjadi karya seni yang memaknai seseorang untuk lebih lagi menjaga lingkungan.
Beruntung di masa pandemi ini, mengumpulkan lebih banyak lagi orang yang bergabung dan Kim merasa besyukur karena itu.
Advertisement