Pemuda Klaten Sulap Limbah Jadi Cuan hingga Jutaan, Berdaya Lewat Barang Bekas

Abdul Majid, pemuda Klaten, menginspirasi dengan program pengelolaan sampah yang menghasilkan cuan hingga lebih dari Rp1 juta setiap dua hingga tiga bulan, memberdayakan pemuda dan lingkungan.

oleh Laudia Tysara Diperbarui 21 Feb 2025, 01:53 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2025, 22:00 WIB
Para pemuda Dukuh Potro, Karangongko, Klaten
Abdul Majid dengan kaos berwarna hitam berada di tengah para pemuda Dukuh Potro, Karangongko, Klaten. Mereka berfoto dengan barang bekas satu mobil pick-up penuh yang menghasilkan keuntungan hingga Rp 1 juta lebih yang dikumpulkan pada pertengahan Februari 2025. (Liputan6.com/Abdul Majid/Doc. Pribadi)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Krosek! Terdengar suara pemuda-pemudi membawa karung besar berisi barang bekas di sekitar komplek perumahan yang ada di tengah-tengah desa.

"Permisi, Bu. Ada sampah barang bekas tidak nggih di rumah?" tanyanya kepada salah seorang penghuni komplek sekitar.

Abdul Majid (23) asal Dukuh Potro, Karangnongko, Klaten, membuktikan bahwa sampah bukan sekadar masalah, melainkan peluang cuan. Ia mengajak pemuda setempat untuk mengumpulkan, memilah, dan menjual barang bekas, menghasilkan pendapatan hingga lebih dari Rp1 juta setiap tiga bulan.

Program ini tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga membersihkan lingkungan dan memberdayakan pemuda di desanya.

Inisiatif Majid menjawab salah satu tantangan pengelolaan sampah di Indonesia, yang masih memiliki 7,2 juta ton sampah belum terkelola dengan baik, seperti yang disampaikan Sekretaris Deputi Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Gatot Hendrarto dalam Leaders Academy Online Indonesia 2023.

Ide ini muncul dari keprihatinan Majid terhadap sampah yang berserakan dan potensi ekonomi dari barang bekas yang terabaikan.

"Awalnya, ada yang meragukan, tapi setelah melihat hasilnya, warga mulai mendukung," ujar Majid saat dihubungi Liputan6.com pada Rabu (19/2/2025).

Program ini pun berkembang pesat, melibatkan 20-25 pemuda dan warga setiap bulannya. Keberhasilan Majid menginspirasi banyak pihak. Ia berhasil mengubah pandangan masyarakat tentang sampah dan memberdayakan pemuda melalui ekonomi sirkular.

"Yang membuat saya terus semangat adalah melihat manfaat nyata, baik dari segi kebersihan lingkungan maupun ekonomi," tambah Majid.

Kisah sukses Majid ini menjadi bukti nyata bahwa dengan kreativitas dan kerja keras, pemuda dapat berkontribusi positif bagi lingkungan dan perekonomian. Berikut Liputan6.com ulas selengkapnya, Kamis (20/2/2025).

Sosok Abdul Majid: Pemuda yang Berdaya Lewat Sampah

Majid, Ketua Umum Karang Taruna Dukuh Potro, Karangnongko, Klaten, adalah sosok inspiratif di balik program pengelolaan sampah yang sukses. Program yang dirintisnya telah berjalan selama kurang lebih satu tahun, dan telah berhasil mengumpulkan dan menjual sampah hingga menghasilkan pendapatan yang signifikan.

Dalam wawancara dengan Liputan6.com, Majid menjelaskan, "Kemarin Minggu adalah kegiatan ke-12 sejak program ini berjalan."

Ia bersama pemuda Karang Taruna dan warga secara rutin mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah. Jumlah peserta bervariasi, tetapi rata-rata 20 orang terlibat setiap bulan. Mereka tidak hanya mengumpulkan sampah, tetapi juga memilahnya dengan teliti untuk memaksimalkan nilai jual.

Keberhasilan Majid tak lepas dari konsistensi dan kerja kerasnya.

"Di awal, ada yang meragukan," akunya. 

Namun, ia tetap bersemangat dan berhasil meyakinkan warga dengan menunjukkan hasil nyata dari programnya. Kini, warga aktif berpartisipasi dengan memilah sampah di rumah masing-masing.

Majid juga menekankan pentingnya kolaborasi. Ia mengajak pemuda dan warga untuk bersama-sama menciptakan perubahan positif.

"Saya ingin membangun kesadaran bahwa sampah bukan hanya sesuatu yang harus dibuang, tetapi bisa menjadi sumber pemasukan," tegasnya. 

Dedikasi dan kepemimpinannya menginspirasi banyak pemuda untuk berdaya lewat sampah.

Cara Cari Cuan dari Barang Bekas ala Abdul Majid

Kegiatan olah barang bekas
Kegiatan olah barang bekas Karang Taruna Dukuh Potro, Karangnongko, Klaten. Liputan6.com/Abdul Majid/Doc. Pribadi)... Selengkapnya

Abdul Majid dan timnya menerapkan sistem pengumpulan dan pemilahan sampah yang efektif. Mereka membagi jenis sampah berdasarkan nilai jualnya. Majid menjelaskan proses pengumpulan dan pemilahan sampah secara detail.

"Besi dikumpulkan jadi satu karena memiliki harga jual yang lebih tinggi," katanya.

Pemilahan yang cermat ini memastikan mereka mendapatkan harga terbaik dari pengepul. Tidak hanya besi, mereka juga memilah plastik dengan detail.

"Plastik dipisah antara botol dan tutupnya, karena tutup botol biasanya lebih mahal dibandingkan badan botolnya," tambahnya.

Kardus juga dirapikan dan ditumpuk agar lebih mudah dibawa dan dijual. Mereka bahkan menerima barang-barang lain seperti kaca atau elektronik bekas, asalkan masih layak jual. Setelah dipilah, sampah dijual kepada pengepul atau tukang rosok yang datang langsung ke tempat penampungan.

"Biasanya, mereka datang untuk menimbang dan membeli sampah yang sudah dikumpulkan," kata Majid.

Proses ini memastikan efisiensi dan kemudahan dalam penjualan sampah.

Sistem ini bukan hanya menghasilkan cuan, tetapi juga menciptakan sistem pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan. Konsistensi memilah sampah, mereka mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA). Hal ini berkontribusi pada kebersihan lingkungan dan mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan.

Keberhasilan Majid dalam mencari cuan dari barang bekas membuktikan bahwa dengan sistem yang terorganisir dan kerja sama yang baik, sampah dapat diubah menjadi sumber pendapatan yang signifikan. Ini menjadi contoh nyata bagaimana ekonomi sirkular dapat diterapkan di tingkat desa.

Trik Abdul Majid Berdayakan Karang Taruna Dukuh Potro

Majid berhasil memberdayakan Karang Taruna Dukuh Potro melalui program pengelolaan sampah ini. Ia melibatkan pemuda dan warga dalam setiap tahap, mulai dari pengumpulan, pemilahan, hingga penjualan sampah. Hal ini tidak hanya menghasilkan pendapatan, tetapi juga meningkatkan rasa memiliki dan kebersamaan di antara mereka.

Melibatkan pemuda, Majid memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar dan mengembangkan keterampilan. Mereka belajar tentang pengelolaan sampah, manajemen keuangan, dan kerja sama tim. Keterampilan ini berguna tidak hanya untuk program pengelolaan sampah, tetapi juga untuk kehidupan mereka di masa depan.

"Uang hasil penjualan sampah digunakan untuk kepentingan Karang Taruna," jelas Majid.

Program ini juga berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah. Warga mulai memilah sampah di rumah dan secara sukarela menyumbangkan sampahnya untuk dikelola oleh Karang Taruna. Hal ini menunjukkan keberhasilan Majid dalam membangun kesadaran dan partisipasi masyarakat.

Majid membuktikan bahwa pemberdayaan pemuda dapat dilakukan melalui program yang sederhana namun berdampak besar. Ia berhasil menggabungkan kepedulian lingkungan dengan pemberdayaan pemuda, menciptakan solusi yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Cuan dari Barang Bekas untuk Apa Saja?

Para pemuda Dukuh Potro, Karangongko, Klaten
Abdul Majid dengan kaos berwarna hitam berada di sisi kiri mobil. Mereka para pemuda Dukuh Potro, Karangongko, Klaten berfoto dengan barang bekas satu mobil pick-up penuh yang menghasilkan keuntungan hingga Rp 1 juta lebih. (Liputan6.com/Abdul Majid/Doc. Pribadi)... Selengkapnya

Pendapatan yang dihasilkan dari program pengelolaan sampah ini mencapai antara Rp300 ribu hingga lebih dari Rp1 juta setiap dua hingga tiga bulan. Jumlah ini bervariasi tergantung pada jumlah dan jenis sampah yang dikumpulkan.

"Setiap dua hingga tiga bulan sekali, kami menjual sampah yang telah dikumpulkan," ungkap Majid.

Beberapa contoh pengalokasian dana tersebut antara lain untuk membeli lampu penerangan untuk acara di lingkungan warga.

Mereka juga membeli piring, gelas, dan peralatan makan untuk acara sinoman (gotong royong dalam acara pernikahan atau hajatan). Selain itu, dana juga digunakan untuk membeli kursi dan meja untuk mendukung berbagai kegiatan Karang Taruna.

Jika ada sisa dana, mereka menyimpannya untuk kebutuhan mendadak atau kegiatan lain yang bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan transparansi dan tanggung jawab Majid dalam mengelola keuangan program ini.

Jika demikian, program pengelolaan sampah ini tidak hanya menghasilkan cuan, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat Dukuh Potro, Karangnongko, Klaten, Jawa Tengah. Ini menjadi contoh nyata bagaimana sampah dapat diubah menjadi sumber daya yang bermanfaat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya