Jadi Tontonan Ribuan Orang, Sapi Terkecil di Bangladesh Tingginya Hanya 51 Sentimeter

Seekor sapi di Bangladesh setinggi 51 sentimeter dan bobot sebesar 26 kilogram menjadi tontonan ribuan orang.

oleh Ulya Kaltsum diperbarui 13 Jul 2021, 12:07 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2021, 12:07 WIB
Rani, Sapi Terkecil dari Bangladesh
Seekor sapi domestik berdiri di sebelah sapi kerdil bernama Rani, di sebuah peternakan sapi di Charigram, sekitar 25 km dari Savar, Bangladesh, Selasa (6/7/2021). Sang pemilik mendaftarkan Rani ke Guinness Book dan mengklaimnya sebagai sapi terkecil di dunia. (Munir Uz zaman/AFP)

Liputan6.com, Bangladesh - Di tengah tingginya angka kasus Covid-19 di India, banyak individu justru berbondong-bondong melihat sapi paling kecil di dunia.

Melansir dari Mirror, Senin (12/7/2021), seekor sapi berusia 23 bulan di Bangladesh menjadi terkenal karena lahir dengan ukuran yang tak biasa.

Sapi bernama Rani itu memiliki tinggi 20 inci atau sekitar 51 sentimeter dengan bobot seberat 25 kilogram.

Meski transportasi nasional ditutup karena angka infeksi Covid-19 yang tinggi, sejumlah orang justru rela melakukan perjalanan naik becak untuk melihat hewan kerdil itu di peternakan Shikor Agro di Charigam. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ukurannya 10 sentimeter lebih pendek dari sapi yang tercatat di Guinness World Records

Rani, Sapi Terkecil dari Bangladesh
Orang-orang mengukur seekor sapi kerdil bernama Rani, yang diklaim sebagai sapi terkecil di dunia, di sebuah peternakan di Charigram, Savar, Bangladesh, Selasa (6/7/2021). Rani yang berusia dua tahun memiliki tinggi hampir 51 sentimeter dengan berat 26 kilogram. (Munir Uz zaman/AFP)

Manajer Peternakan Shikor Agro bernama MA Hasan Howlader mengatakan, jika panjang Rani 10 sentimeter lebih pendek dari sapi terkecil yang tercatat di Guinness World Records.

Ia mengukurnya menggunakan pita dan menunjukkan ke pengunjung bahwa ukurannya lebih kecil daripada Manikyam. Diketahui, Manikyam adalah sapi yang berasal dari negara bagian di Kerala India yang saat ini memegang rekor dunia. 

Lebih dari 15.000 datang untuk melihat Rani

Rani, Sapi Terkecil dari Bangladesh
Orang-orang memotret seekor sapi kerdil bernama Rani di sebuah peternakan sapi di Charigram, sekitar 25 km dari Savar, Bangladesh, Selasa (6/7/2021). Sang pemilik mendaftarkan Rani ke Guinness Book dan mengklaimnya sebagai sapi terkecil di dunia. (Munir Uz zaman/AFP)

Peristiwa unik tersebut pun menuai sorotan dari media dan masyarakat. Berbagai foto Rani beredar di media sosial. Hal itu membuat orang-orang berdatangan untuk melihat bahkan berfoto dengan Rani meskipun sedang diberlakukan lockdown karena Covid-19.

"Orang-orang datang jauh meskipun ada penguncian akibat Covid-19. Sebagian besar ingin berfoto selfie dengan Rani," ucap Howlader.

Howlader melaporkan bahwa lebih dari 15.000 orang telah menemui Rani dalam tiga hari terakhir setelah surat kabar lokal dan saluran televisi meliputnya.

Menunggu keputusan Guinness World Records

Rani, Sapi Terkecil dari Bangladesh
Seekor sapi kerdil Bernama Rani berdiri disamping seekor kambing di sebuah peternakan sapi di Charigram, sekitar 25 km dari Savar, Bangladesh, Selasa (6/7/2021). Sang pemilik mendaftarkan Rani ke Guinness Book dan mengklaimnya sebagai sapi terkecil di dunia. (Munir Uz zaman/AFP)

Saat ini, pemiliknya sedang mendaftarkan Rani ke Guinness World Records sebagai sapi terkecil di dunia. Diketahui, keputusan tersebut akan diumumkan dalam waktu tiga bulan ke depan.

Menurut Guinness World Records, Manikyam merupakan sapi berjenis Vechur yang memiliki tinggi 61 sentimeter pada Juni 2014 lalu dan menobatkannya sebagai sapi terkecil di dunia. Sementara Rani merupakan jenis sapi Bhutan dari subspesies yang sama dengan Manikyam.

Hasil perkawinan sedarah

Rani, Sapi Terkecil dari Bangladesh
Warga berfoto dengan seekor sapi kerdil bernama Rani di sebuah peternakan sapi di Charigram, sekitar 25 km dari Savar, Bangladesh, Selasa (6/7/2021). Sang pemilik mendaftarkan Rani ke Guinness Book dan mengklaimnya sebagai sapi terkecil di dunia. (Munir Uz zaman/AFP)

Kepala dokter hewan pemerintah untuk wilayah tersebut, Sajedul Islam, mengatakan bahwa Rani merupakan hasil dari perkawinan sejarah genetik yang tidak mungkin menjadi lebih besar. 

Selain itu, ia juga meminta agar pengelola peternakan membatasi masuknya pengunjung agar tidak kesehatan Rani tetap terjaga dengan baik. 

"Saya mengatakan pada mereka bahwa mereka tidak boleh membiarkan banyak orang memadati pertanian. Mereka mungkin membawa penyakit di sini yang bisa mengancam kesehatan Rani," kata Sajed. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya