4 Makna Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki beberapa nilai dan makna.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Okt 2021, 19:04 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2021, 19:04 WIB
Anjuran Nabi Muhammad SAW Ketika Jatuh Sakit
Ilustrasi berdoa. (via: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan hari Maulid Nabi Muhammad SAW adalah memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad. Dalam Kalender Islam atau Hijriyah, kelahiran Nabi Muhammad dirayakan setiap 12 Rabiul Awal setiap tahunnya. 

Tradisi Maulid tidak hanya diperingati pada tanggal 12 saja, para pecinta Nabi sudah memperingati momen agung ini setiap hari mulai dari awal sampai dengan akhir bulan. Walaupun Nabi lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal, ada pula yang merasakannya di luar bulan Rabiul Awal. Selanjutnya, ada pula yang menjadikan peringatan kelahiran Nabi sebagai acara di seluruh bulan.

Dilansir dari Rupbasan-jakut.kemenkumham.go.id terdapat beberapa nilai dan makna dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Nilai Spiritual

Ilustrasi Islami, muslim, berdoa
Ilustrasi Islami, muslim, berdoa. (Gambar oleh mohamed Hassan dari Pixabay)

Setiap manusia beragama muslim dapat menumbuhkan dan menumbuhkan rasa cintanya pada Nabi Muhammad SAW dengan Maulid. Dengan mengungkapkan kegembiraan terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah bentuk cerminan rasa cinta dan penghormatan kita terhadap Nabi pembawa rahmat bagi seluruh alam sebagaimana terdapat pada Surah Yunus ayat 58. Figur teladan ini diutus untuk membawa rahmat bagi seluruh alam (Surah al-anbiya’;107).

Kegembiraan Abu Jahal saat kelahiran Nabi Muhammad SAW dapat mengurangi siksa neraka yang Ia rasakan setiap hari Senin. Kegembiraan Abu Jahal juga disertai dengan keimanan. Dengan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, kita akan ingat dengan perintah bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Allah SWT dan Malaikat telah memberikan contoh bagi kita untuk selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW (Surah al-Ahzab; 56).

Nilai Moral

Menambah Ketakwaan Ibadah Kepada Allah SWT
Ilustrasi Melaksanakan Sholat Credit: pexels.com/pixabay

Nilai kedua yang diperoleh ketika memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah nilai moral. Nilai ini  dapat dipetik dengan menyimak akhlak terpuji dan nasab mulia dalam kisah teladan Nabi Muhammad SAW. Salah satu tujuan diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah dengan memperhatikan sifat-sifat terpuji yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW.  

Selain itu, dengan memperingati peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, juga bisa memberikan kita nasehat dan pengarahan dari ulama agar kita selalu berada dalam tuntunan dan bimbingan agama. 

Nilai Sosial

Terputus dari Rahmat Allah SWT
Ilustrasi Perempuan Muslim Credit: freepik.com

Nilai sosial bisa didapat dengan memuliakan dan memberikan jamuan makanan para tamu, terutama dari golongan fakir miskin yang menghadiri majelis maulid sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta. Hal ini sangat dianjurkan oleh agama karena memiliki nilai sosial yang tinggi (Surah al-Insan; 8-9).

Nilai Persatuan

Dicukupkan Nikmat Oleh Allah SWT
Ilustrasi Berdoa Credit: pexels.com/pixabay

Terakhir, nilai persatuan. Nilai ini akan terjalin dengan dengan berkumpul bersama dalam rangka bermaulid dan bershalawat maupun berdzikir. Diceritakan bahwa Shalahuddin al-Ayubi mengumpulkan umat islam untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Hal ini dilakukan oleh panglima islam dengan tujuan untuk memperkuat hubungan atau ikatan kekuatan dan persatuan pasukan islam dalam menghadapi perang salib di zaman itu. 

Penulis:

Stephanie

Universitas Multimedia Nusantara 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya