Seberapa Bahaya Omicron Bagi Anak-Anak?

Risiko Omicron dikatakan lebih rendah pada anak-anak dibanding orang dewasa.

oleh Camelia diperbarui 23 Feb 2022, 19:20 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2022, 12:15 WIB
Beraktivitas di Tengah Ancaman Omicron
Anak-anak bermain gelembung sabun saat menghabiskan waktu di Taman Puring, Jakarta, Minggu (9/1/2022). Di tengah ancaman penyebaran covid-19 varian Omicron dan pemberlakukan PPKM level 2, masyarakat tetap melakukan aktivitas pada akhir pekan di luar rumah. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Selama pandemi, anak-anak lebih kecil kemungkinannya untuk jatuh sakit dengan terinfeksi COVID-19 dibandingkan dengan orang dewasa, dan para ahli mengatakan pola ini tampaknya tidak berubah dengan Omicron.

"Secara keseluruhan, sebagian besar anak-anak tidak menunjukkan gejala atau memiliki penyakit yang sangat ringan, yang mungkin termasuk pilek, demam, atau merasa tidak enak badan selama beberapa hari," kata spesialis penyakit menular pediatrik Asha Bowen kepada ABC News.

Beberapa data awal menunjukkan kemungkinan anak-anak dengan infeksi Omicron yang membutuhkan perawatan di rumah sakit berkurang jika dibandingkan dengan varian Delta.

Tetapi karena Omicron menyebar jauh lebih cepat, lebih banyak orang, termasuk anak-anak yang terinfeksi secara keseluruhan.

"Karena angka yang tinggi, ada lebih banyak anak di rumah sakit. Tapi jumlahnya masih sangat kecil (dari keseluruhan kasus)," kata Dr Bowen.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gejala pada Anak

Beraktivitas di Tengah Ancaman Omicron
Anak-anak didampingi orang tua mereka bermain di Taman Puring, Jakarta, Minggu (9/1/2022). Di tengah ancaman penyebaran covid-19 varian Omicron dan pemberlakukan PPKM level 2, masyarakat tetap melakukan aktivitas pada akhir pekan di luar rumah. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Di luar negeri, tingkat rawat inap anak-anak dan remaja telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir, terutama pada anak-anak berusia di bawah lima tahun. Anak-anak ini adalah satu-satunya kelompok usia yang belum memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin COVID-19.

Dokter anak Margie Danchin mengatakan kepada ABC News, bahwa dokter lebih mungkin untuk memasukkan anak-anak yang sangat kecil dengan infeksi virus ke rumah sakit karena hati-hati, untuk memastikan mereka mendapatkan cukup makanan dan terhidrasi dengan baik.

Beberapa ahli juga mencatat bahwa dari sebagian kecil anak kecil yang dirawat di rumah sakit dengan Omicron, lebih banyak yang mengalami penyakit seperti croup (yang menyebabkan batuk khas) dibandingkan dengan varian COVID-19 sebelumnya.


Risiko pada Anak-Anak Lebih Rendah Dibanding Orang Dewasa

Beraktivitas di Tengah Ancaman Omicron
Anak-anak bermain gelembung sabun saat menghabiskan waktu di Taman Puring, Jakarta, Minggu (9/1/2022). Di tengah ancaman penyebaran covid-19 varian Omicron dan pemberlakukan PPKM level 2, masyarakat tetap melakukan aktivitas pada akhir pekan di luar rumah. (Liputan6.com/Johan Tallo)

"Itu mencerminkan fakta bahwa Omicron tampaknya lebih baik dalam menyerang mukosa saluran napas bagian atas, tetapi ini umumnya mudah diobati," ujar Profesor Nigel Curtis mengatakan kepada surat kabar Nine.

Ketika datang ke risiko COVID-19 yang lama, penelitian sejauh ini menunjukkan anak-anak berada pada risiko yang lebih rendah daripada orang dewasa.

Sementara perkiraan bervariasi, satu penelitian besar di Inggris tahun lalu menemukan 1,8 persen anak-anak memiliki gejala yang berkelanjutan dua bulan setelah infeksi mereka. Gejala termasuk sakit kepala, kelelahan dan kehilangan penciuman.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya