Liputan6.com, Jakarta Kepala Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman Wien Kusharyoto menyampaikan bahwa kenaikan kasus COVID-19 varian Omicron global dalam beberapa minggu terakhir mencapai 80 persen lebih.
Varian ini juga meningkatkan risiko infeksi ulang 5 kali lipat lebih tinggi ketimbang varian Delta. Maka dari itu, dibutuhkan vaksinasi COVID-19 lanjutan atau vaksin booster.
Baca Juga
Sebab, booster 89 persen efektif menurunkan hospitalisasi atau potensi rawat inap pada pasien COVID-19 termasuk varian Omicron.
Advertisement
“Sampai saat ini sudah lebih dari 1,3 juta orang mendapatkan vaksin booster (di Indonesia),” kata Wien dalam seminar daring Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Rabu (26/1/2022).
Ia juga membahas terkait kenaikan kasus Omicron di berbagai negara terutama yang tengah menjalani musim dingin seperti di negara-negara Eropa, Amerika Utara, dan Asia.
Hingga pertengahan Desember, kasus COVID-19 di Amerika Serikat didominasi oleh varian Delta. Namun, sejak masukknya kasus Omicron, kasus di negara tersebut hingga kini didominasi varian Omicron.
Simak Video Berikut Ini
Menghadapi Gelombang Baru
Peningkatan kasus Omicron juga terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Maka dari itu, Wien mengatakan bahwa Indonesia tengah menghadapi gelombang baru.
“Pada dasarnya saat ini kita memang menghadapi gelombang baru yang perlu dikatakan hal ini disebabkan Omicron.”
Dalam beberapa pekan terakhir, peningkatan kasus di Indonesia memang terlihat, ini diakibatkan semakin banyaknya orang yang terinfeksi. Namun, dari pertengahan tahun lalu peningkatannya tidak terlalu signifikan.
Berbeda halnya dengan Inggris yang menunjukkan peningkatan terus-menerus sejak pertengahan Desember.
“Di Inggris juga ditetapkan bahwa varian Omicron adalah yang paling dominan begitu pula di Amerika Serikat, Italia, Prancis, dan Spanyol.”
Advertisement
Kasus di Indonesia
Di Indonesia, kasus COVID-19 yang paling tinggi terjadi pada pertengahan Juli tahun lalu dengan kasus harian mencapai sekitar 51 ribu.
“Namun, sejak saat itu kasusnya kemudian turun drastis dan pada dasarnya sejak sekitar bulan November itu kita hanya mengalami penambahan kasus yang relatif rendah.”
“Hingga beberapa minggu ini kasus mulai naik lagi dan di sini kita melihat mungkin bisa terjadi sesuatu,” kata Wien.
Infografis 5 Cara Penanganan Dini KIPI pada Anak Pasca-Vaksinasi COVID-19
Advertisement